8.jadian

1.9K 181 5
                                    

Haendra terbangun dari tidurnya dengan sangat cerianya, senyuman cerah terpatri dibibirnya mengingat hari ini adalah hari bahagianya, karena apa? Karena hari ini ulang tahunnya dia yang ke 16 tahun.

Seneng banget Haendra tuh, dia udah membayangkan hadiah-hadiah dan makanan-makanan yang bakal dikasih ke dia sebagai kado ulang tahunnya.

Dengan senyum yang gak luntur, Haendra mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi dengan mulut yang bersenandung merdu sembari menyapa kawanan cicak dikamar mandinya yang sering menonton acara nyanyiannya dikamar mandi.

Setelah 10 menit dirinya mandi, Haendra keluar dari kamar mandi dan segera memakai pakaian seragamnya dan mengecek kembali pelajaran yang bakal dipelajari hari ini.

"Mama, papa, good morning dari anakmu yang manis ini", sapa Haendra mengawali pagi nya kepada kedua orangtuanya.

"Hai sayang, mau bekal apa?", balas mamanya sembari memasangkan dasi kepada papanya.

Haendra menggeleng kemudian menatap binar kedua orangtuanya seraya berkata, "ma, pa, kalian pasti ingat kan hari ini hari apa?".

Mama Tera aka mama dari Haendra mengangguk, mengelus surai lembut bak gulali anaknya kemudian menjawab, "pasti ingat dong bear, ini kan hari senin, dan hari ini kamu dan papamu bakal sibuk melakukan urusan masing-masing".

Senyum Haendra yang tadinya berbinar berubah menjadi luntur, netranya menatap kedua orangtuanya dengan tatapan nanar.

"Mama sama papa gak inget ya ini hari apa?".

Papa johan menjawab, "kan mama kamu udah bilang bear kalo hari ini hari senin, kamu kenapa deh?".

Haendra melepas sendok dari tangannya kemudian beranjak dari tempat duduknya.

"Ma, pa, Ndra berangkat ya, dadah".

Mama Tera berseru, "hey sayang ini kenapa nasi gorengnya gak dihabisin dulu, astaga anak itu".

Papa Johan yang melihat raut muka sedih istrinya kemudian mengelus pipi istrinya itu seraya berkata, "sstt udah biarin aja, nanti malam baru kita kasih hadiah untuk anak kita".

Mama Tera mengangguk dan kembali fokus memakan sarapannya bersama suaminya itu.

•   •   •

"Ini udah gede gak sih balonnya—BANGSAT KAGET".

"Astaga Jean lo ini udah niup lima balon kok meletus terus sih, udah lah gak usah mending aku sama Nanda aja yang niup".

Nanda hanya terkekeh geli melihat pacarnya diomelin oleh Rengga hanya karena Jean selalu meniup balon gak selesai-selesai.

"Lagian kamu yang, udah aku bilang bantuin kak Mega sama kak Genta aja hias ruangan masih aja ngeyel mau bantuin niup balon".

Jean mengerucutkan bibirnya, "aku kan mau bantuin kamu niup Nan emang salah?".

Rengga memutar bola matanya malas, menjitak kepala Jean hingga empunya meringis, "geli gue bangsat kayak uke aja lo, mending lo aja yang disemein sama Nanda!".

"Bangsat gue seme ori ya njing!".

"Heh udah-udah jangan berantem nanti kalian di blacklist sama kak Mega dari absen sekolah mau? Mending kak Jean bantuin kak Mega sama kak Genta aja okey, aku sama Rengga aja yang niup balonnya".

Dengan terpaksa Jean melangkah menuju Mega dan Genta yang sedang menempelkan balon-balon didinding dan memasang kain-kain penghias di dinding aula itu.

"Hadeh kok lo mau sih Nan pacaran sama kak Jean? Dia beneran seme gak sih?", dengus Rengga meniup balon dengan tidak santainya.

"Hahaha ya mau gimana lagi namanya gue cinta sama kak Jean".

kak ketos | markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang