RENJUN menatap kedua jasad orangtuanya di rumah sakit dan Haechan menemaninya karena semalam setelah mendengar berita kematian orangtuanya, Renjun langsung mendatangi Haechan untuk membantunya.
Haechan yang semula tidak mengerti apa-apa langsung menerima permintaan Renjun dan menemaninya dari rumah hingga di rumah sakit.
Ada Jeno yang juga tampak begitu terpukul di sebelahnya.
Tahun depan adalah tahun kelulusan sekolah Jeno dan pemuda itu berencana untuk meninggalkan rumah karena ia ingin berkuliah diluar kota, namun rencananya gagal karena kini ia sama sekali tidak bisa meninggalkan kakaknya sendirian.
Bersama Haechan? Jeno mendengus geli, yang benar saja. Sampai kapanpun Jeno tidak akan pernah meninggalkan Renjun dengan Haechan walaupun mereka adalah tetangga dekat.
"Ibu - ayah - kenapa?" lirih Renjun sembari menatap lurus ke arah jasad mereka.
Haechan mengusap lengan milik Renjun dengan lembut, mencoba menenangkannya dan hal itu lumayan berhasil.
Jeno menatapnya malas.
Kepergian kedua orangtuanya terjadi sangat tiba-tiba. Mereka mengalami kecelakaan ditengah hujan besar malam setelah mencoba pulang dari rumah sang Nenek.
Ayah Lee dan Ibu Huang meninggalkan sebuah asuransi dalam jumlah yang sangat besar, walaupun kehidupannya tidak begitu mewah, tetapi itu bisa menjamin hidup Renjun dan Jeno untuk beberapa tahun ke depan, sebelum keduanya harus mencari kerja.
"Jeno ... kita harus mengatur pemakaman kedua orangtuamu dengan cepat," Kakek Lee menepuk bahu milik Jeno, menyadarkan Jeno dari lamunannya.
Jeno menganggukan kepalanya, "tapi aku dan Renjun sepakat untuk melakukan kremasi pada Ayah dan Ibu,"
"Begitu, kah?" si Kakek bertanya menyakinkan.
"Ya, Harabeoji."
Kakek Lee tersenyum melihat kedua cucunya yang tumbuh dewasa namun menyayangkan mereka yang harus kehilangan kedua orangtua dimasa muda.
Setelah acara kremasi kedua orangtua Renjun dan Jeno selesai, para saudaranya mendekat, mengajak bicara serta memeluk mereka sesekali. Mencoba menguatkan satu sama lain.
"Renjun ...."
Renjun menoleh kebelakang saat seseorang menepuk bahunya dan ia menemukan Jaemin tengah tersenyum padanya. Sepupu jauh.
"Jaemin ... dari - kapan?"
"Aku baru saja datang, tapi orangtuaku sudah datang sejak pagi hari, maaf ya." Ucap Jaemin menyesal sembari mencoba menggunakan bahasa isyarat yang baru saja ia pelajari.
"Tidak - masalah - Jaemin, kau - datang - saja - aku - sudah - senang. Terima - kasih."
Jaemin mengangguk dan mengacak rambut Renjun dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️ lost. - noren, hyuckren
FanfictionWhen Jeno lost his mind and Renjun lost his life and Haechan who saved his life. TW/CW; incest, disgusting, raped, traumatic. Jeno dengan segala kelakuan paling bodoh didunia yang pernah ia lalukan terhadap sang kakak. "Maaf..." Jika maaf bisa membu...