i am sorry

1.7K 239 7
                                    

JENO, anak remaja berumur 17 tahun itu berdiri tepat didepan anak gadis yang seumuran dengannya, keduanya berhadapan tanpa memakai celana dalam, half naked.

Si Gadis itu membuka kakinya lebar setelah berhasil mendudukkan dirinya diatas meja, ia menunjukan selangkangannya dan memperlihatkan kemaluannya dihadapan Jeno tanpa malu.

Jeno mendekatinya dan langsung mendorong penisnya yang sudah tegak setelah memakai kondom masuk ke dalam vagina si perempuan dengan kasar.

Pemuda dengan rambut yang sedikit basah itu menghujam vagina perempuan didepannya tanpa ampun.

Aura panas serta kenikmatan yang ia rasakan pada kemaluannya itu memenuhi dirinya. Jeno mencengkram kedua pipi si Gadis itu dengan kuat, tatapannya menajam menatap matanya nyalang.

Perempuan itu tidak mengerti arti tatapan Jeno, namun ia menyukainya, ia menyukai hal tersebut ketika Jeno memakainya sesuka hati.

Siapa pula yang tidak mau bersetubuh dengan murid paling top di sekolahnya ini? Para perempuan mengantri hanya demi menjadi kekasih ataupun pelacur dari seorang Lee Jeno karena aura dominannya yang begitu kuat.

Apalagi kini Jeno adalah kekasihnya.

"Sungguh menyukainya, huh?"

Setelah puas memakai perempuan itu, Jeno langsung mengeluarkan miliknya dan memuntahkan spermanya diluar. Ia langsung melepas kondom dan membuangnya ke dalam kantong seragam si Perempuan lalu memakai celananya lagi dan juga meninggalkannya itu setelah mengecup kening si Gadis.

Giselle begitu senang.

Ia akan berbagi cerita kepada teman-teman lainnya, ia punya hal yang bisa dipamerkan pada mereka.

Renjun menutup buku diarinya dan menaruhnya kembali di rak buku, ia menatap temannya dengan bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun menutup buku diarinya dan menaruhnya kembali di rak buku, ia menatap temannya dengan bingung.

Haechan, si teman, mendengus kesal setelah mengintip buku diari milik Renjun.

"Merindukan Lee Jeno, huh? Adikmu yang brengsek itu?"

Renjun menatap Haechan marah setelah mendengar ucapannya dan gerakan tangan yang diberikan oleh sahabat dekatnya itu.

"Dia - tidak - brengsek!"

Haechan memutar bola matanya malas, ia sudah sering kali berdebat masalah ini dengan Renjun, namun kembali terulang.

Tidak pernah bosan Haechan memarahi Renjun karena pemuda berumur 23 tahun itu terus saja membahas Jeno, entah dibukunya atau juga secara langsung pada Haechan.

"Dia - anak - baik, Haechan."

"Hm ...."

Haechan hanya menjawabnya dengan gumaman pelan, "mau makan malam bersama?" ajaknya.

Renjun menggeleng, "aku - akan - kumpul - keluarga - hari - ini, maaf - ya ...."

"It's okay, Renjun, mungkin besok?"

☑️ lost. - noren, hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang