Prolog

1.9K 199 3
                                    

Dari pagi, semunya sudah sibuk. Katering untuk orang-orang sarapan belum juga datang, sementara perut sudah keroncongan. Bu Nina, si Tuan Rumah yang punya acara, sudah mengomel panjang lebar ke asisten-asisten yang dia percaya untuk acara ini. Juga kepada orang WO yang seharusnya mengatur semuanya dengan benar. Padahal, WO yang mereka sewa tidak mengurus masalah makanan, karena vendor yang mereka pilih berbada. WO hanya menaungi vendor dari makeup dan pakaian, gedung sewaan, serta pembawa acara dan hiburan.

Beruntung, tidak lama, box-box menu untuk sarapan mereka datang, dan langsung dibagi-bagikan untuk orang-orang yang bekerja dari malam. Namun kekacauan tidak berhenti sampai di situ. Bu Nina kembali heboh ketika baru disadarinya koper yang berisi peralatan pribadinya tertinggal di hotel, karena mereka memilih gedung pernikahan berbada dari hotel.

Nara Aurelia sama sekali tidak peduli dengan semua kegaduhan itu. Dia hanya terus menatap pantulan dirinya di cermin, memperhatikan sang makeup artist mengubah wajah pucatnya menjadi penuh warna. Tapi sebenarnya, yang dia lakukan hanyalah merenung.

Nara tidak menyangka, diusianya yang ke-27 tahun, dia harus melepas masa lajang dengan lelaki yang tidak dia cinta.

Berawal dari sakit hati ketika mendapati laki-laki yang sudah lima tahun menjadi pacarnya, selingkuh dengan wanita besuami yang merupakan teman Nara sendiri. Nara memergoki dari foto yang tersimpan otomatis oleh salah satu aplikasi chating yang lupa dihapus. Foto dua manusia yang bertelanjang dada di atas kasur hotel.

Adnan memang tidak mengakui. Dia berdalih jika itu hanya hasil edit. Tapi orang bodoh mana yang mau percaya? Lebih gilanya, bukannya meminta maaf, Adnan malah marah-marah atas kelancangan Nara memeriksa ponselnya tanpa persetujuan. Melanggar privasi katanya. Privasi tahi kucing!

Nara yang sudah terlanjur sakit hati memilih pergi. Walau keputusan itu dia sesali. Sialan! Dia sudah dikhianati, tapi tetap tidak bisa berhenti mencintai. Hati wanita sebodoh itu saudara-saudara!

Keluarga yang dari awal memang kurang menyukai Adnan kemudian memperkenalkan Nara dengan seorang lelaki yang merupakan teman dari suami kakaknya. Tidak membutuhkan waktu lama, katanya, Refan Alfarezi langsung jatuh hati, walau Nara merasa biasa-biasa saja karena hatinya masih mati.

Seminggu setelah pertemuan pertama, Refan langsung datang bersama orangtuanya untuk melamar. Nara terkejut, dan terpojok. Sebenarnya dia bisa saja menolak, namun terngiang kata-kata kakaknya yang waktu itu terbayang indah seperti fatamorgana.

"Ra, menurut gue Refan itu lebih tampan, lebih mapan, yang paling penting lebih sopan! Lu bayangin aja, gimana sakit hatinya si Adnan kalau tau lu mau nikah padahal putus belum lama! Sebandinglah sama sakitnya elu waktu tau dia selingkuh!"

Hanya biar Adnan sakit hati, dan agar Anita, teman sialannya itu tau, Nara udah bisa move on dari sakit yang mereka sebabkan, Nara menerima lamaran itu. Dan sekarang, tiga bulan setelahnya, Nara masih tidak percaya jika dia benar-benar akan menikah! Bahkan setelah kata sah.

SUAMI IDAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang