Chapter 7

1.9K 217 36
                                    

Note : Homophobic? Nagajuseyooo !!!
.
.
.
____________________________________

"Kita pergi dulu Jwii, kita tau kok saat dikantin tadi kamu kelihatan gelisah. Bicara dulu sama Jaemin, kita tunggu di kelas." Ucap Renjun, ia dan Haechan tersenyum kearah Jisung dan keluar dari ruangan olahraga.

Renjun menghela nafas pelan sebelum mendorong pintu kayu yang menjulang tinggi dihadapannya, ia berbalik menatap Jaemin dan kedua sahabatnya.

"Dan makasih juga buat kalian yang sudah nolongin Jisung kemarin. Dan buat Jaemin, tolong jangan sakitin Jisung lagi." Tanpa mendengar balasan dari mereka bertiga, Renjun langsung menarik tangan Haechan dan pergi dari tempat itu.

"Kalau begitu kita juga pergi bro. Good luck."

"Oke, thanks ya." Jaemin menatap Mark dan Jeno yang berbalik dan keluar dari ruangan, tepat saat pintu ruangan itu tertutup fokusnya teralihkan pada Jisung yang sedang asik menatap lantai yang di pijaknya.

Tanpa kata, Jaemin berjalan mendekat kearah Jisung. Langkah kakinya berhenti tepat di hadapan Jisung yang masih saja asik menatap lantai, seolah sibuk dengan pikirannya sendiri. Jaemin menghela nafas pelan, merasa hatinya tertohok karena Jisungnya tak juga mau menatap dirinya.

"Sayang, apakah kau tak ingin menatapku?" Jaemin meraih dagu Jisung, memaksa pemuda manis itu untuk menatapnya balik. Beberapa detik ia terpaku melihat retina mempesona milik Jisungnya, merasakan jantungnya berdetak menyenangkan.

Tatapannya beralih kearah bibir penuh milik Jisung, mendapatkan dirinya ingin merasakan rasa manis pada bibir ranum milik Jisung lagi. Tanpa aba-aba, Jaemin memiringkan kepalanya dan mencium keseluruhan bibir manis itu tak menghiraukan Jisung yang terkejut dengan ciuman tiba-tiba yang ia lakukan.

Jaemin mengecup dalam bibir itu sebelum menjauhkan wajahnya, ia dapat melihat Jisung memundurkan tubuhnya dengan mata yang membola sempurna. Pemuda manis itu lagi-lagi menolak menatap dirinya dan kembali menatap kearah lantai, penolakan yang Jisung lakukan lagi-lagi terasa menyakiti hatinya.

"Apa yang kau inginkan Jaemin? Aku tak punya banyak waktu untuk hal yang tak jelas disini."

Jaemin memejamkan matanya, berusaha meredam emosinya yang perlahan meluap keluar karna ucapan Jisung barusan. Ia menjilat bibirnya dan perlahan membuka matanya melihat Jisung yang menatapnya dengan tatapan datar.

"Apa yang kau lakukan?" Pekik Jisung, saat Jaemin dengan tergesa melangkah ke hadapannya dan menarik pinggang rampingnya kembali mempersempit jarak diantara mereka.

"Aku hanya ingin bersamamu sayang, apakah salah?" Jaemin mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping milik Jisung saat pemuda manis itu meronta dan menolak pelukannya, tatapannya hanya terpaku pada retina sehitam jelaga milik Jisung yang balas menatapnya tajam.

"Apa kau gila? Lepaskan aku Jaemin!"

"Kau takut karna kita masih berada disekolah? Atau kau takut lelaki brengsek yang tadi bersamamu di kantin melihat kita sedang berpelukan dan berciuman seperti ini hmm?" Tepat setelah ucapan itu, Jaemin langsung meraup bibir milik Jisung yang sedikit terbuka. Dia melumat bibir Jisung dalam, menyalurkan perasaanya lewat ciuman itu. Rasa marah, rasa kesal, rasa cemburu dan rasa rindunya menjadi satu, tak mempedulikan penolakan yang Jisung lakukan pada dirinya.

Tatapannya tak beralih pada retina milik Jisung saat ciuman itu terlepas, pemuda manis itu bernafas dengan terengah berusaha mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Tangannya terangkat untuk mengusap bibir Jisung yang basah karna ciuman dalam yang ia lakukan, namun sebelum itu Jisung terlebih dahulu menepis tangannya kasar membuat hatinya terasa begitu menyakitkan.

Kutukan MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang