Namun !!!Jisung terkejut saat dengan tiba-tiba saja Jaemin menarik lalu merengkuh pinggangnya erat. 'Dasar pembohong ulung.' Jisung membatin, dia ditipu oleh pemuda tampan itu disaat dirinya benar-benar khawatir.
Jisung semakin dibuat terkejut saat Jaemin menangkup pipinya dan menciumnya. Ia berusaha melepaskan rengkuhan Jaemin pada pinggangnya, namun pemuda tampan itu semakin merengkuhnya erat. Ia nyaris kehabisan nafas kalau tidak kembali ke permukaan, namun Jaemin justru menciumnya dengan kasar, menekan tengkuknya agar ciumannya semakin dalam.
"HAHHHH ..." Jisung terengah saat ia berhasil muncul ke permukaan setelah melepas ciuman dan rengkuhan Jaemin. Tubuhnya ia sandarkan pada pinggiran kolam yang terbuat dari batu.
Jaemin kembali muncul ke permukaan tepat disamping tubuh Jisung, pemuda tampan itu pun langsung merengkuh leher Jisung agar berbalik menghadap kearahnya dan kembali mencium Jisung.
"Nghh ..."
Plakk!!!
Satu tamparan Jisung berikan pada pipi kiri Jaemin setelah ciuman itu terlepas. Ujung bibir Jaemin sedikit berdarah, tamparan yang diberikan Jisung tidak main-main. Pemuda tampan itu dapat merasakan dengan jelas kalau pipinya berdenyut nyeri.
Sementara Jisung, wajahnya tampak memerah dengan nafas yang memburu.
"Akui saja kalau kau mencintaiku sayang. Kau sudah memaafkan ku bukan? Kalau tidak, mana mungkin kau mau menyelamatkanku tadi." Jaemin berucap tepat didepan wajah Jisung yang memerah, dengan lembut ia meraih tangan Jisung yang tadi menamparnya itu lalu mengecupnya.
"Lepaskan!" Jisung berucap lirih, enggan melihat wajah Jaemin.
"Aku sangat mencintaimu. Aku minta maaf atas semua air mata dan sakit hati yang kau rasakan dulu, beri aku satu kesempatan lagi. Aku mohon ..." Jaemin berucap, suaranya terdengar dalam. Pemuda tampan itu memeluk Jisung erat, menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Jisung.
Jaemin kembali membawa Jisung dalam sebuah ciuman yang basah. Tubuh bagian bawah mereka yang terendam air hangat saling menempel.
Jaemin menangkup kedua pipi Jisung yang bersemu merah. "Jisung .. buka matamu dan tatap aku!" Ujar Jaemin saat ia melepaskan ciumannya.
Namun, Jisung enggan membuka matanya. Ia memejamkan matanya erat dan menggigit bibir bawahnya kuat.
"Tidak ada yang ingin kau katakan?" Ujar Jaemin sekali lagi.
"Hmmm ..." hanya gumaman yang meluncur dari bibir kemerahan Jisung.
Jaemin kembali memeluk tubuh semampai itu, lalu membisikan kata-kata ditelinga Jisung. "Kau takut? Kau takut jika kau memberiku kesempatan sekali lagi maka aku akan menyakitimu? Percaya padaku, hancurkan aku jika aku menyakitimu lagi sayang. Tolong percaya padaku, beri aku kesempatan lagi. Aku tahu kau masih mencintaiku, buktinya tadi kau mengkhawatirkan aku dan menolongku."
"Omong kosong." Jisung menatap Jaemin. Rambut hitam pemuda itu terlihat turun karena basah, membuat wajah Jaemin semakin tampan. "Dulu kau juga berucap seperti itu Jaemin, tapi nyatanya kau yang menyakitiku. Dan lagipula kau harus tahu, bahkan anjingpun jika tenggelam akan aku tolong."
Jaemin memeluk Jisung erat, ia tidak boleh kehilangan Jisung lagi. Ia harus mendapatkan kembali cintanya, bahkan jika ia harus terlihat brengsek.
Dengan cepat pemuda tampan itu mendorong tubuh Jisung pada pinggiran kolam, mencium bibir kemerahan itu dengan intens dan mengusap kasar puting dada Jisung. "Apa kau akan membiarkan anjing memperlakukanmu seperti ini, huh?"
"Lepashh mmhh ..."
Jisung terbelalak saat tangan besar Jaemin sudah berhasil meloloskan celana yang ia kenakan tadi. "Lepaskan aku brengsek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Mantan
FanfictieJaemin yang di juluki buaya darat karena suka menggoda perempuan dan uke ternyata masih belum move on dengan mantan yang sekarang menjadi adik kelasnya. "Sangat sulit untuk melupakan kenangan kita. Aku sadar aku adalah orang yang brengsek. Tapi aku...