OO8'

694 112 1
                                        

•••

BAGIAN 8

Mikoto telah memerintah pelayannya untuk menemani Hinata keluar sejenak. Bagaimana pun Hinata masih terlalu muda untuk mendengar pembicaraan ini.

Setelahnya, Mikoto kembali menatap Sasuke yang terdiam. "Cepat pilih sebelum kau menyesal."

Itachi hanya tersenyum seolah mengejek Sasuke, senyumnya sangat menyebalkan rasa-rasanya Sasuke ingin sekali menonjok wajah jelek itu.

Sasuke menghela nafas. Yah bagaimanapun pilihan seperti ini sangat sulit. Apalagi untuk Sasuke yang tidak pernah serius menjalin asmara, pun di beri pilihan yang akan mempengaruhi masadepannya.

1. Menikahi Hinata → tidak ada yang salah dengan itu, malah Sasuke akan senang menikahi gadis yang disukainya. Itu keuntungan batin plus lahir, kalian tau maksudku. Hanya saja kalau menikahi Hinata, maka Sasuke harus melepas karirnya begitu saja. Yah tidak buruk karena ia pasti akan bekerja di posisi yang diberikan ayahnya.

2. Melanjutkan karir, dan membiarkan Hinata di nikahi oleh Itachi → jelas itu akan sangat merugikan Sasuke. Maksudku, kalau tentang karir nya sebagai aktor pasti tidak selamanya ia berada di atas, pasti akan ada saatnya ia di bawah. Roda itu berputar bung. Dan pemikiran tentang Sasuke yang mungkin akan mengambil alih perusahaan ayahnya itu mungkin benar mungkin juga tidak. Selain itu jika Hinata bersama Itachi, jelas Sasuke rugi besar sebesar alam semesta. Oh kau terlalu melebih-lebihkannya bocah.

Sasuke menghela nafasnya lagi, "Yah, aku memang menyukai karirku. Tapi sebaiknya aku berhenti saja."

Setelah mengucapkan itu Sasuke berdiri, lalu berogiji dan menyusul keberadaan Hinata.

Sementara di ruang keluarga itu, anggota keluarga itu malah terkikik geli. Rencana mereka berhasil.

Malang sekali Sasuke.

•••

Sasuke menghampiri Hinata yang tengah bermain di halaman belakang milik keluarga Uchiha.

Halaman ini sangat luas dan di tanami beberapa tanaman dan buah beri di sisi juga sudutnya hingga tampak berwarna.

Pun itu membuat Hinata kegirangan karena dapat bermain.

Tapi Sasuke mengatakan untuk tidak berubah wujud menjadi kelinci.

Ah, tidak apa dia masih bisa bermain dengan bibi di sampingnya.

"Nona sangat cantik." ujar bibi tersebut.

Hinata tersenyum malu, "T-terimakasih bibi, hehe."

Ketara sekali jika Hinata sangat bahagia. Ia berkeliling halaman, memetik buah beri yang kelihatannya sudah matang.

"Aku makan ini ya bibi." Hinata berujar malu, seharusnya sebelum di petik tadi ia meminta izin.

Bibi tersenyum maklum, "Iya non, tidak apa-apa."

Saat Hinata dan bibi tengah mengobrol ria, tidak lama kemudian datanglah Sasuke.

"Eh, hai Sasuke, aku makan buah beri loh. Kamu mau tidak?" Hinata menyodorkan buah beri ke Sasuke.

Sasuke tersenyum tipis lalu membuka mulutnya. Mendapat sinyal itu, Hinata langsung memasukkan buah mungil itu ke mulut Sasuke.

"Enak bukan?" Hinata tersenyum. Sementara Sasuke mengangguk setuju.

Sasuke menggenggam tangan Hinata yang penuh dengan bercak beri. Lalu mengajaknya untuk mencuci tangan sebelum pergi.

"Tapi aku masih ingin lagi~" bibir Hinata mengerucut sebal.

Tapi itu malah tampak lucu di mata Sasuke, membuat Sasuke dengan secepat kilat mengecup bibir mungil itu.

Hinata terkejut dan terdiam.

Sasuke juga ikut terdiam menatap Hinata. Apa ia membuat kesalahan? Aduh, memang tidak sopan seperti itu.. tapi Sasuke gemas sekali milihat bocah imut ini.


TBC

Aku usahain up cepat yaa, mungkin besok hajhshs atau hari ini. xixixi

Usagi-Chan [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang