seperti sirsak

119 18 8
                                    

Setelah selesai latihan , atsumu kembali datang kerumah sakit untuk menjenguk sakusa, padahal ia sudah sering sekali diusir oleh  pecinta handsanitazer  itu tapi ia tidak menyerah untuk datang  menjenguk kekasihnya.

Kakinya melangkah masuk kedalam ruangan kemudian ia tersenyum lebar. "Omi-omi!!! Selamat sore!! Lihat pacar terbaikmu hari ini datang!!" Teriaknya antusias sambil meneteng tas yang berisi onigiri.

"Atsumu jangan sering datang, apa kau tidak punya kesibukan lain?" Tanya sakusa datar.

"Kesibukanku hanya untuk dirimu haha!!" Kemudian ia menyerahkan tas  berisi onigiri itu. "Ini dari osamu, katanya buat kamu" ujarnya.

"Hm.. thanks. Lo balik aja, gue mau kemo--"

"AKU TEMENIN!!"

"Jangan teriak teriak! Ini rumah sakit atsumu!"

Atsumu terkekeh kecil kemudian ia duduk dikursi yang  berada disebelah brankar sakusa. "Hehe maaf! Aku janji bakalan nemenin omi-kun sampai sembuh jadi jangan usir aku tau!!!"

"Gue gak mau liat lo nangis pas gue mati nanti."

"Aku gak bakalan nangis! Atsumu kan kuat haha! Oh ya ngomong ngomong sepupu mu 2 hari lagi menikah ya?" Tanya atsumu membuka sesi gibah.

"Ya terus?"

"Omi-omi!! Ayo menikah!"

Sakusa menatap jengah atsumu. Kenapa atsumu tidak mengerti jika hidup sakusa tidak akan lama lagi? Atsumu akan merasakan sakit dikepergianya nanti.

"Dikehidupan berikutnya."

"Sekarang aja aku ingin menikmati hidup bersama mu omi-omi!! Aku harap kita bersama sampai menua.. karena aku sangat mencintaimu!"

Sakusa membuang muka, lelah rasanya menghadapi sifat atsumu yang kelebihan semangat seperti ini.

"Omi-kun... penyakit kamu seperti nama buah ya?"

"Buah?"

"Ya!! Kau tau celiac? Dibaca seliak bukan kah seperti sirsak? Dan sirsak itu sangat lezat!!"

"Dan penyakit gue nggak lezat."

Atsumu mendengus ia memeluk erat sakusa walau pun dibalas berontakan oleh sang empu.

"Ayo menikah! Bokuto dan akaashi sudah menikah! Bahkan tobio dan shoyo minggu depan... ayo omi-kun!!"

"Nggak!"

"Kenapa sih?"

"Gue nggak punya waktu buat bahagia."

Atsumu mendengus sebal kemudian ia memeluk erat sakusa. "Omi kalau sakit peluk aku ya!! Biar sakit nya hilang!"

"Lo mandi dulu tsum!!!" Sakusa memberontak namun ia tidak mampu kala sakit luar biaaa muncul dari dalam perutnya, ia meringkuk menahan sakit dan memejamkan mata.

"Omi kamu kenapa?"

"Ck! Diam kau berisik! Pergi!"

"Aku panggilin dokter ya!"  Ujarnya sambil menekan nursecall disebelah brankar.

•••

Atsumu beridiri kala sang dokter yang menangani sakit sakusa keluar  dari ruangan vvip milik kekasihnya. "Dok gimana keadaanya?" Tanya nya dengan suara kecil..

"Penyakit nya semakin menggerogoti tubuhnya miya-san, perawatan sudah cukup membantu namun penyakit ini sama sekali tidak bisa disembuhkan. Kami hanya bisa menahan agar tidak semakin parah." Ujr dokter itusedih

Atsumu mengagguk kecil. "Berapa lama lagi dok?" Lirihnya.

"Kurang dari dua minggu."

Atsumu mengagguk. "Saya boleh masuk kan?"

Dokter itu mengagguk kecil kemudian atsumu memasuki ruangan sakusa.

Matanya menyendu menatap tubuh sakusa yang terbaring lemah diranjang, selangbpernafasan tersambung kerongga pernafasanya, kulitnya yang pucat dan semakin kurus membuat atsumu sedih. Cowok itu mengelus pelan surai ikal sakusa. "Omii.. semangat ya.. kamu pasti sembuh kok" ujarnya lagi.

Atsumu juga bingung, mengapa keluarga sakusa sama sekali tidak ada yang datang menjenguk dirinya. Bahkan sepupunya saja hanya datang 1 minggu sekali untuk menjenguk sakusa. Tidak ada yang menemani nya selain atsumu.

Cowok itu berdeham. "Omi-kun nanti shoyo dan tobio datang kesini, aku akan kembali lagi nanti malam dan membawakan mu bubur. Tidak apa apa aku meninggalkan mu kan?" Bisiknya. Kemudian ia menyiapkan tasnya dan keluar bersamaan dengan shoyo yang baru sampai.

"Tolong ya sho."

"Tenanng saja atsumu san!! Kami akan menjaganya untukmu!" Ujar hinata membuat atsumu tenang untuk pulang kerumah.































Tbc😘

Jangan lupa vote dan komen ya❤

CeliacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang