07.

31.7K 3.5K 41
                                    

HAPPY READING SEMUA•

Kejadian semalam membuat Bulan berfikir tentang alur novel yang sudah tidak berjalan seperti semula.

Apakah alur sudah berantakan atau belum? Jika memang ia sudah berantakan apa sebabnya? Bulan saja belum bergerak untuk itu.

Afrika, nama protagonis wanita. Bulan belum bertemu dengannya, mungkin sudah. Namun bulan tidak mengetahui bila itu adalah Afrika.

Antartika cowok itu sekarang lebih sibuk bermain headphone, ntah apa yang ada di dalamnya. Ketika teman-temannya berkumpul Anta lebih mementingkan bermain benda pipih itu di banding mendengar obrolan.

Lintang, Fernan, Niki, maupun Sagara tidak mempersalahkan tentang sikap Anta. Mereka memahami mungkin Anta sedang ada masalah, tapi masalah apa? Mereka sering melihat Anta senyum-senyum sendiri ketika bermain headphone. Kadang Fernan suka mencibir kelakuan ketuanya yang seperti orang gila.

Dari pengamatan Bulan tentang Anta sekarang jika berada di kantin cowok itu sering mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, namun bila di tanya "Cari siapa?" Anta menjawab. "Gak ada." Bulan hanya ber-oh ria saja mungkin cowok itu sedang mencari belahan jiwanya.

Hubungan Antartika dan Afrika masih adem ayep saja belum ada yang aneh-aneh. Benih-benih cinta Anta untuk Afrika mungkin sudah muncul.

Bulan menghela napas panjang menatap kursi sebelahnya yang kosong. Kemana Antartika? Cowok itu bilang sedang ada urusan dengan anggota gengnya. Ya, Niki dan kawan-kawan juga tidak mengikuti jam pelajaran.

Bulan sendirian tidak mempunyai teman, sebenarnya ada yang mengajaknya berbicara, namun gadis itu terlalu canggung.

"Bu!" Bulan mengangkat tangan menghentikan seorang guru yang sedang mengajar.

"Ya, Bulan?" Guru tersebut menurunkan kacamatanya di pangkal hidung dengan mata memicing menatap Bulan.

Bulan tersenyum kikuk mendapati tatapan dari teman-teman sekelasnya. "Anu, Bu, saya mau izin ke toilet."

"Oh, ya, silahkan."

Mendapat izin dari guru tersebut dengan cepat Bulan bergegas keluar dari kelas. Cewek itu menyelusuri lorong-lorong yang sepi mungkin anak-anak berada di dalam kelas semua, tapi kok tumben?

Ah, Bulan lupa sebagian murid SMA Taruna yang laki-laki adalah anggota Agirretxe. Mungkin saja dalam geng mereka tengah ada masalah jadi mereka di tidak ada di sekolah. Bulan mengangguk setuju dengan pikirannya.

Bulan membelokan arah untuk ke toilet yang lumayan jauh yang berada di ujung. Sengaja gadis itu mencari toilet yang jauh ia ingin lebih dalam mengenal sekolah ini.

Sebelum beberapa langkah memasuki toilet Bulan melihat seorang gadis yang tengah di rudung oleh segerombol cewek-cewek hits.

Bulan menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas cewek yang sedang di rudung oleh segerombolan cabe kiloan itu. Wajah gadis itu tampak tenang tidak ada ketakutan di wajahnya membuat segerombolan cabe itu geram.

Disisi lain, seorang gadis dengan kepribadian tenang dalam situasi manapun tengah keluar dari kelas, gadis itu di suruh oleh seorang guru untuk mencuci muka ke toilet karna ia tertidur saat pembelajaran berlangsung.

Sesudah ia mencuci muka gadis itu keluar dari toilet tersebut ketika ingin kembali ke kelas gadis itu malah bertemu dengan iblis berwujud manusia.

"Adooh, ada pacar Anta nih."suara salah satu dari mereka lumayan keras.

"Pacar Anta Adek kelas?"tanya seorang cewek bername tag. Ginna. Di seragamnya.

"Hooh, iya Anta kok suka ya sama dekel, padahal seangkatannya aja cantik-cantik kaya gue misalnya."ucap seseorang bername tag. Indah. Yang lain memutar bola matanya malas mendengar ucapan gadis itu.

Ya, mereka adalah senior di SMA Taruna yang sering mencari kesalahan Adik kelasnya. Apalagi, jika ada yang mendekati pangeran mereka. Siapa lagi kalau bukan, Antartika Caesar. Wah, orang itu tidak akan tenang bersekolah di sini, mungkin. Tapi beda lagi dengan Bulan, mereka takut dengan nama gadis itu dan Anta jelas lebih dekat dengan Bulan. Kalo mereka mengusik Bulan sama aja mereka mengusik Antartika.

Afrika menatap satu-persatu kakak kelasnya dengan tenang. Mau ngapain mereka ke toilet bawa pasukan, mau tawuran? Afrika justru bingung ingin bertanya takut salah, jadi lebih baik diam.

"Diem-diem bae nih, pacar pangeran Taruna."sahut cewek yang berbicara pertama tertulis di name tag seragamnya adalah, Ochi.

"Hai, pacar Anta!"sapa seorang cewek bername tag. Putik. Dengan senyum ramah sehingga memperlihatkan gigi rapihnya.

Afrika tetap diam tidak menjawab sapaan itu. Membuat Ochi berdecih sinis kepadanya.

"Woi, lo di sapa tuh! Jangan diem aja gak sopan tau!"cibir Ochi berjalan memutari Afrika.

"Bisu kali, Chi."ujar cewek bername tag. Indri. Membuat yang lain terbahak-bahak.

"Upss... ptftt." Putik menutup mulut supaya tidak menceploskan tawanya.

"Penampilan lo oke juga, tapi Anta kok mau sih pacaran sama cewek bisu."ucap Ochi senyum remeh dengan tangan bersekap dada.

Afrika menatap datar ke arah kakak kelasnya. Drama apa ini? Ia sangat malas mengeluarkan suara emasnya kepada cabe kiloan itu.

"Lo beneran bisu ternyata!"kata Ochi sekali lagi dengan mata melotot pura-pura terkejut dan salah satu tangannya menutup mulut.

"Gue gak bisu."

Suara lembut itu mengalun di telinga mereka berlima. Putik dan Ginna menggosok-gosokkan telinga memastikan apakah dirinya salah mendengar suara tadi terdengar sangat indah dan lembut. Insecure 'kan jadinya.

"Lembut banget suaranya."lirih Putik yang hanya di dengar oleh Ochi.

Ochi berdecih, dirinya muak.

"Nggak usah nyolot sama senior!"seru Ochi melotot pada Afrika.

Afrika mengernyit bingung, kapan dirinya nyolot? Perasaan tadi dia berucap kalem-kalem aja. Apakah telinga kakak kelasnya ini bermasalah?

"Gue gak nyolot, kakak tuli, ya?"tanya Afrika tersenyum geli melihat wajah merah padam seniornya.

"Berani-beraninya lo ngatain gue tuli!" Ochi menunjuk muka Afrika dengan jari telunjuknya.

"Lho 'kan biar impas. Lo ngatain gue bisu. Gue ngatain lo tuli."

Ochi mengeram marah mendengar ucapan dari mulut Afrika. Tidak sopan sekali mulut pacar pujaan hatinya itu. Masih Adek kelas aja belagu!

"Kurang ajar!" Ochi menampar pipi Afrika kencang.

Wajah Afrika tertoleh kesamping. Afrika terkejut saat merasakan perih di pipinya. Ochi senyum miring melihat sudut bibir Afrika mengeluarkan darah.

Ochi menarik rambut Afrika yang terkuncir dengan kencang. "Jangan sampai lo aduin masalah ini ke Antartika, kalo sampai lo aduin siap-siap hidup lo nggak bakal tenang di SMA Taruna!"bisiknya di telinga Afrika.

"Cabut!" Ochi memerintahkan teman-temannya untuk pergi meninggalkan Afrika.

Afrika merapihkan lagi rambutnya yang berantakan. Afrika mendengar bisikan Ochi mendengkus geli. Emang dirinya anak kecil tukang ngadu!

"DEK! JANGAN LUPA JAUHIN ANTARTIKA YA! KARENA DIA HANYA PANTAS UNTUKKU SEORANG!!"

Bulan yang di balik tembok melihat semua apa yang segerombolan itu lakukan pada gadis malang itu.

Bulan juga menguping percakapan mereka, ternyata gadis malang itu adalah pacar Anta yang tak lain tak bukan adalah Afrika protagonis perempuan.

Dan ketua dari segerombolan cabe kiloan itu, Chi. Chi... O-chi? Ochi antagonis pertama yang tergila-gila oleh Anta!

WTF!

•TBC•

maaf banget baru bisa up nih...

sibuk banget, banyak tugas soalnya hehe

tungguin terus ya cerita ini🥰

jangan lupa vote and komen cintahhh!

BULAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang