14.

24.7K 3.2K 184
                                    

HAI SEMUA, JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN 🌻

TOLONG RAMAIKAN LAPAK INI, AJAK TEMENMU, ATAU SAUDARA UNTUK MEMBACA CERITA INI.

•HAPPY READING SEMUA•

Pagi harinya, di kamar ber cat Blue Grey terdapat seorang gadis yang masih bergelut dengan selimut tebal.

Sinar matahari menembus gorden ruangan ber cat Blue Grey itu. Kicauan burung dan suara ayam berkokok seperti berusaha membangunkan pemilik kamar.

Seperti terganggu gadis itu mengerjap-ngerjapkan mata bulatnya seraya menguap.

"Hoaaam, udah pagi ya?"

Gadis cantik itu bangkit dari tidurnya mencari keberadaan ponselnya, tenang! Ia hanya untuk melihat jam saja. Ingat kan jika jam weker miliknya telah rusak.

Bulan malas untuk membeli yang baru, ingat uang gadis itu akhir-akhir ini sedang menipis. Orang tuanya mungkin lupa untuk mentransfer uang ke rekeningnya.

Bukan lupa untuk memberikan uang saja, mungkin mereka lupa jika mempunyai anak. Ups!

Gadis cantik itu menggeleng-geleng untuk menghilangkan pikiran jahatnya. "Ah, pikiran gue jahat bener!"

Berlanjut dengan mengecek jam di ponselnya matanya membulat setelah pukul 07.00 terpampang jelas di layar utama.

Always panik!

"Anj! Anta pasti udah berangkat duluan."

Bulan berbicara seperti itu karna dia mendapati panggilan tak terjawab dari Antajelek sepuluh kali di ponselnya.

Gadis cantik itu berlari menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya. Sialan! Gadis itu tak abis abis meruntuk dirinya yang telah karena semalam bergadang.

Beberapa menit kemudian, gadis itu keluar dari kamar mandi dengan handuk kimono berwarna putih yang terpasang di tubuhnya.

Membuka lemari baju untuk mengambil seragamnya. Sesudahnya memakai seragam lengkap hari ini, Bulan menghampiri meja riasnya.

Bulan mengoleskan lipstik pink di bibirnya, tidak lupa gadis itu menyisir rambut supaya tidak kusut.

Melihat tampilannya di cermin, dirinya sampai terkagum-kagum. Paras yang cantik bak bidadari, tubuh yang ideal, rambut coklat sehat dan berkilau.

"Anjay cantik banget gue!" Bulan tidak henti-hentinya berdecak kagum.

Setelah puas bercermin gadis itu mengambil tas ranselnya dan headphone langsung berlari keluar kamar.

Setelah di depan pintu utama ia mengunci pintu tersebut dan meletakkan kunci itu di pot bunga.

"Gue pergi naik apa?!"

Gadis itu dengan wajah panik menggigiti kukunya. Wajahnya cerah kembali setelah menemukan ide.

"Naik bus!" Pilihan yang bagus, gadis itu langsung berlari menuju halte terdekat.

Sampai di halte gadis itu diam menunggu bus datang. Untungnya bus itu tidak lama datangnya. Sebuah keberuntungan berpihak pada Bulan!

Masuk ke dalam bus mencari tempat kosong dan duduk dengan tenang itu pikir Bulan. Gadis itu duduk di dekat jendela dengan menikmati angin segar pagi ini.

Sepuluh menit berlalu, bus yang di tunggangi Bulan telah sampai di sekolahnya. Bulan langsung turun dari bus tersebut. Bulan sudah membayar mengunakan mesin yang di sediakan.

"Loh, ada apa ini tumben gerbang belum di tutup?! Curiga gue."

Bukan malah seneng gerbang masih di buka gadis itu malah curiga. Bayangkan saja mana ada pukul 07.25 gerbang masih terbuka lebar.

BULAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang