13.

25.4K 3.1K 123
                                    

Hai semua, maaf ya lama up nya 🙆

Ini udah malam minggu aja perasaan cepet banget.

Oke, oke kalian jangan lupa vote and komen. Sebuah komen memiliki arti tersendiri bagi author.

•HAPPY READING SEMUA•

Sesudah membuat kue di dapur bersama bunda Anta, gadis itu berjalan jalan mengelilingi mansion yang luas itu.

Tenang saja, Bulan sudah meminta izin terlebih dahulu pada bunda Anta. Mansion milik keluarga Antartika sangat besar dan luas.

Hampir semua ruangan di isi dengan lukisan yang aneh menurut Bulan, jujur. Bulan tidak begitu mengerti mengenai makna lukisan itu.

Namun, gambar pada lukisan itu sangat menarik untuk di lihat. Bulan tak henti-henti memandangnya. Setelah puas melihat lukisan gadis itu mulai berjalan lagi.

Pada akhirnya Bulan memasuki tempat yang sangat banyak dedaunan. Tempat itu berada di belakang mansion. Sepertinya tempat ini khusus untuk bunda Anta berkebun.

Dilihat dari banyak berbagai sayur, buah, dan bunga yang harum. Mata Bulan berbinar melihatnya. Ini yang ia impikan.

Gadis cantik itu berlari kecil menghampiri tanaman buah yang nampak segar di matanya.

Bulan celingak-celinguk seperti mencari seseorang, namun nihil. Di situ hanya ada dirinya seorang.

"Bunda Anta, saya izin petik satu buah anggurnya. Bolehkan? Boleh."

Gadis itu meminta izin sendiri, jawab sendiri. Hadeh! Bulan cekikikan melihat kebodohannya sendiri.

Ia memasukan buah anggur itu ke dalam mulut. Mengunyah dengan wajah serius, menelannya dengan cepat. Seketika wajah gadis itu berbinar cerah, anggur itu sangat manis.

"Mau makan lagi, tapi takut dosa! Eh gue kan udah minta izin."

"Bodoamat lah. Gue mau liat liat dulu tanaman apa aja yang ada di sini."

Gadis itu menelusuri tanaman dari ujung ke ujung tiada henti. Wajahnya selalu ceria dan menyunggingkan senyum di bibirnya.

Langkahnya terhenti ketika berhadapan dengan pohon yang amat besar dan tinggi, gadis itu mendongak menatap pohon itu.

Di sana terdapat rumah pohon seperti sudah jarang di tempati. Mata gadis itu menatap sebuah tulisan yang sangat menarik perhatiannya. Bulan berjalan mendekati tulisan itu yang berada di pohonnya.

'A, B, dan C' kira-kira seperti itu tulisannya. Entah bagaimana bisa hati Bulan menghangat setelah membaca tulisan itu, dirinya seperti merasakan Dejavu.

Tiba-tiba Bulan merasakan sakit kepalanya. Ia memegang kepalanya "Arghhh!"

Sebuah kilasan memasuki kepalanya. Ada dua anak kecil yang berbeda gender sedang bermain dan tertawa di dalam rumah pohon itu.

Napas gadis itu tersengal-sengal setelah bayangan kedua anak kecil itu hilang di pikirannya.

"Siapa mereka?" gumam pelan gadis itu. "Gadis kecil itu sudah pasti, Bulan. Dan siapa anak laki-laki kecil itu?"

BULAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang