1

5.6K 419 74
                                    

Kageyama tak pernah percaya diri dengan penampilannya. Dia selalu disepelekan hanya karena keturunan hybrid kelinci yang notabene makhluk kecil mungil nan lemah.

Telinga kelinci berwarna hitam juga ekor seperti pom pom bulat yang fluffy menjadi perhatian mahasiswa lain saat dirinya berjalan memasuki area kampus. Belum lagi hybrid seperti mereka masing-masing memiliki feromon yang berguna bagi musim kawin, sialnya Kageyama yang seorang lelaki justru memiliki feromon manis layaknya betina. Ini memalukan dengan bagaimana semua orang bisik-bisik tentangnya.

Menyebalkan. Sangat menyebalkan. Tobio berjalan menunduk dan tergesa. Dia menarik turun hoodienya saat ekor mungilnya lagi-lagi menyembul.

"Tobio.."

Suara itu. Kageyama berhenti dan berbalik. Akhirnya dia bertemu dengan orang yang dia kenal. "Kenma-san!" 

Hybrid Lynx dengan ekspresi yang selalu datar tersebut jadi tersenyum tipis. Keduanya berjalan bersama menuju kampus. "Kau menyusul kemari?"

Kageyama mengangguk-angguk. "Ya, saat Kenma-san bilang setelah lulus masuk di sini, aku juga ingin kemari." Kelinci itu berujar sambil menunduk.

Kenma menepuk-nepuk pucuk kepalanya. "Bukannya karena mau masuk club voli?"

"Ya itu juga sih.." Kageyama nyengir. Mereka lanjut berjalan sampai tiba di aula, dimana semua mahasiswa baru berada.

"Aku ada kelas pagi hari ini, sore kita bertemu lagi oke?" Ujar yang lebih dewasa. Tobio mengangguk. Ia berjalan seorang diri menuju kerumunan sana sedang Kenma masih memperhatikannya.

Kucing itu diam-diam memotret. "Hari pertamamu kuliah, Tobio.." Gumamnya tersenyum tipis. Mereka sudah besar sekarang, Tobio sudah legal, mungkin sudah saatnya Kenma melakukan pendekatan yang lebih sungguh. Lelaki ombre dengan kunciran rambut itu memasukkan kedua tangan ke saku lalu berjalan pergi.

.
.
.

Di masa orientasi kampus beberapa ekstrakurikuler dikenalkan. Namun bahkan sebelum Kageyama masuk kuliah, dia sudah memutuskan mau masuk club apa.

Ia berjalan menuju stan club volly, tak menyangka antriannya cukup panjang. Tahun ini banyak peminat mengharuskan adanya seleksi.

"Maaf tapi ini club volly laki-laki— eh?" Seorang hybrid cheetah dengan kulit tan terkesiap kala Kageyama berbalik menghadapnya.

Dia kira depannya seorang wanita yang potong pendek. Jangan salahkan pemikirannya, beberapa hybrid lain yang baris di belakangnya juga mengira si kelinci awalnya perempuan dari bagaimana bagus lekuk pinggang dan proporsi tubuhnya, jangan lupakan juga pantatnya yang padat.

"Aku-la-ki-la-ki." Ujar Tobio iritasi dengan bibir mengerucut. Ini bukan pertama kalinya.

"Eh maaf maaf.." Si rambut oren membungkuk namun justru menyundul orang dibelakang. "Aduh!" "A maaf!" Ia maju dan gantian menyeruduk Kageyama. Maju kena mundur kena.

"Hinata Shoyo." Kageyama hendak berbalik namun lelaki pendek itu lebih dulu mengenalkan diri dengan cengiran lebar. "Kageyama Tobio." Kali ini si raven benar-benar berbalik.

"Maaf , ini club volly laki-laki, perempuan disebelah sana" Ujar Akaashi sang manajer club.

Baru mulut Kageyama mau terbuka, Hinata di belakang menyela sambil menunjuk-nunjuk si raven. "Dia laki-laki. Tidak sopan bilang begitu, ayo minta maaf."

Tobio hanya mendengus. Mau kesal juga yang dikatakan Hinata ada benarnya. Ia mengangguk-angguk, membuat telinga kelincinya goyang.

Mata Akaashi melebar. "Oh, maaf.." Pun dia menulis data diri Kageyama. "Baiklah nanti jam 5 sore seleksi di gimnasium utama.."

Sly Bunny (Kageyama Harem) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang