6

2.5K 286 46
                                    

Semi membantu Kageyama berdiri, mengangkatnya enteng seolah pemuda itu hanyalah anakan kelinci. Kageyama juga anteng-anteng saja ketika diangkat. Tak menyangka mereka tepat berada di gerbong yang sama dengan para senior. 

"Apa yang terjadi dengan kalian?" Tanya Ushijima.

Hinata bangkit berdiri dengan uluran tangan Bokuto. "Ada kakak tingkat yang membully Kageyama. Lima lawan satu jadi aku membawanya kabur.." Pemuda jingga itu mengacak rambutnya. Dia ingin jadi pahlawan dengan menolong Kageyama, tapi pahlawan kan tidak harus selalu berkelahi dan beraksi.

"Ha?! Siapa?! Tobio-kun katakan padaku siapa?!" Alis Atsumu menekuk tak suka. Begitu juga dengan raut wajah Suna dan Terushima. Tangan mereka mengepal.

"Ck. Kalian juga suka jahil pada Tobio, kenapa sok keras?" Ujar Shirabu yang hanya duduk melihat omong besar si serigala, hyena, dan rubah itu.

"Cuman kami yang boleh jahil pada Tobio! Orang lain tidak boleh!" Ujar Teru. "Kalau ada yang macam-macam pada Tobio, sudah pasti akan berurusan denganku." 

"Bentar ku cari orangnya. Berandal kampus ya? Ini bukan, Tobio?" Suna menyodorkan ponselnya, menunjukan beberapa akun media sosial.

"Iya Suna-san.. Tapi mereka ada banyak dan tadi mengancam besok akan membuat perhitungan.. Aku akan minta maaf pada mereka saja biar masalahnya selesai.." Telinga kelincinya menunduk layu.

"Tidak tidak. Kau tidak salah apa-apa. Urusan mereka biar kita yang urus." Kuroo menepuk-nepuk pucuk kepala si raven seraya tersenyum. Pemuda itu masih polos untuk dunia yang rusuh ini.

"Tapi tidak papa kah?"

Bokuto, Kuroo, Atsumu, Suna, dan Terushima tersenyum. "Tidak papa"

"Ada yang terluka?" Kita mengecek lengan dan kaki Tobio. Lelaki manis itu menggeleng. Dia merasa senang karena para seniornya ini walau kadang gesrek tapi perhatian.

Osamu mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Hmm." sekotak susu. "Aku lihat setiap ke kantin kau selalu mampir membeli ini, jadi aku belikan. Cuman satu saja tapi."

Mata Kageyama menjadi cerah. "Arigatou Atsumu-san."

Atsumu tersenyum lebar lain halnya dengan Osamu yang iritasi. "Namaku Osamu."

"A maaf maaf.. Osamu-san.. Arigatou.." Kageyama membungkuk setelah itu menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Tobio-chan baik-baik saja kan? Saat jatuh tidak papa kan?" Oikawa mengusap rambut raven itu.

"Iya Oikawa-san.. Daijoubu.. Aku mendarat dipangkuan Hinata jadi tidak sakit.."

Mereka lagi-lagi menatap tajam pada cheetah muda itu. Oke dua kali Hinata mendapat keuntungan lebih. Pertama memeluk sekarang memangku.

Mata Hinata mendelik dan cepat-cepat berbalik. Ia memeluk tubuhnya yang jadi gemetaran akibat tekanan dari para senpai yang adalah hybrid buas yang besar-besar. "Hii kowai..."

.

Kita menggandeng Kageyama agar duduk di sampingnya. Kursi kereta itu menyamping, seperti MRT, dan disebelah Kageyama yang satunya kosong. Gerbong mereka hanya diisi mereka, selalu sepi kalau jam-jam segini.

Mereka menyaksikan matahari tenggelam dari dalam kereta. Tobio melihat ke seberang. Atsumu tertidur dengan Osamu, kepala mereka saling bertumpu. Kita di sampingnya juga tidur terduduk.

Semua orang sepertinya lelah dengan kuliah dan lagi jam 8 nanti mereka harus kembali ke kampus untuk latihan. Harus pintar-pintar membagi waktu dan istirahat.

Saat Kageyama hendak memejamkan mata, seorang pria paruh baya duduk di sampingnya. Pria itu menaruh koper di pangkuannya.

"Jangan bersuara." Bisiknya.

Sly Bunny (Kageyama Harem) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang