Happy Reading!
*****
"Jadi nama lo Riki atau Ni-ki?" Jake bertanya perihal nama yang Ni-ki gunakan sekarang. Mereka sudah menceritakan kehidupan masing-masing, kecuali Ni-ki yang dengan senang hati Sunghoon wakilkan. Untuk sekarang biarkan mereka jalani dulu, rasa percaya mungkin akan menghampiri di kemudian hari.
Sekarang mereka sedang lesehan depan tv sambil makan makanan hasil delivery karena Sunghoon yang lupa memberi makan Ni-ki saat keluar tadi. Hanya Heeseung, Jay, Jake, dan Sunghoon sih... karena Ni-ki sendiri duduk di sofa single yang sudah ditetapkan dalam peraturan tak tertulis di apart ini bahwa tidak ada yang boleh menempati sofa itu selain dirinya.
"Ni-ki. Kalian panggil dia Ni-ki. Yang boleh panggil dia Riki cuma gua." Sahut Sunghoon posesif. Seketika Heeseung disebelahnya sedikit menggeser duduknya sambil menyilangkan tangan di bagian dada bidangnya.
"Ajg! Gua normal ya! Gua masih demen cewek!"
"Masa?"
"Ih Jay! Buktinya gua cinta sama Gaeul!"
Lah... perkara anjing lagi. Jay lelah.
"Kok gua kasian sama Gaeul." Bisik Jake disebelah Jay.
"Kedengeran anJAY."
Jay hanya bisa tersenyum miris menanggapi.
"Riki itu temen pertama gua disini. Sebaliknya, gua ini temen pertama dia disini. Jadi wajar dong kalo kita make panggilan sayang."
"Tapi Ni-ki gak ada tuh panggilan sayang ke lo? Malah manggil gak pake embel-embel kak atau abang. Kurang asem dasar."
"Ya kan karna gua sayang dia, jadi gua biarin dia manggil sesukanya."
"Bilang aja lo takut di usir."
"Itu juga sih. Tapi gua gak yakin Ni-ki bakal ngusir gua. Ya kan Ki?"
"Berisik Sunghoon." Ni-ki jengah. Orang-orang dihadapannya berisik dari tadi. Seolah tidak pernah belajar tata krama saat makan.
"Pfftt... mampus Hoon."
"Diem, Jay."
Sekarang Jay yang kena semprot Ni-ki.
"Gak boleh gitu Ni-ki... mungkin di tempat lo, lo itu raja, penguasa yang ngerasa harus ngandelin diri sendiri untuk nge-handle semuanya. Tapi disini lo bukan siapa-siapa. Disini bener-bener nunjukin kalau manusia adalah makhluk sosial. Lo bisa ngandelin orang lain, jangan buat diri lo susah sendiri. Sekarang ada Sunghoon yang siap lo babuin kapan pun. Atau Gue, Jay, sama Jake juga bisa jadi sandaran lo kalo lo izinin. Dengan lo nganggep kita abang, kita juga bisa nganggep lo adek." Heeseung bijak kali ini. Ia sedikit terenyuh dengan kisah Riki ataupun Ni-ki yang sama-sama kelam.
Jay dan Jake tersenyum. Itulah Heeseung mereka. Heeseung yang selalu bisa diandalkan. Sunghoon pun sampai tertegun mendengarnya. Entah kenapa dia tidak marah ketika Heeseung menyuruh Ni-ki menjadikannya sebagai babu. Justru ia... senang? Dan dapat Sunghoon pastikan kalau perasaan itu bukan karena ia menumpang hidup disini. Sunghoon cukup yakin dengan kejeniusannya di 2999 akan membuat dia menjadi orang paling jenius di 2022 ini. Biaya hidupnya juga akan lebih dari cukup sampai ia bisa kembali ke masanya. Tapi walaupun itu terjadi, Sunghoon janji akan tetap pulang kesini.
"Heeseung diem. Kalian berisik. Gak tau tata krama saat makan apa gimana sih?"
Heeseung kicep. Bocah ini terlalu disiplin. Pada akhirnya mereka berempat mempercepat acara makannya agar bisa lebih leluasa mengobrol tanpa kena sembur bocah 11 tahun beraga 16 tahun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anapneo | Enhypen
FantasiKisah tentang manusia transmigrasi, modifikasi, undead, sampai immortal. Bukan kah kisah mereka masing-masing sudah terlampau mainstream? Bagaimana jika kita mulai membuat mereka berada di satu tempat? Membuat mereka berbagi kisah yang berbeda. Aga...