IV - A Plan (B)

889 120 66
                                    

Happy Reading...

Sorry for typo's.

***

Kejadian di meja makan beberapa jam lalu masih membuat Lee Ra jengkel. Setelah membuat dirinya terpaku beberapa saat, Kyuhyun melepaskan tangannya dan menyuruhnya pergi. Pria itu... sangat menyebalkan. Sungguh. Jika mengingat masa sekolah menengahnya dulu, Lee Ra tidak akan pernah menyangka Kyuhyun akan berubah sebanyak ini.

Saat masih remaja, Lee Ra memang suka menindas yang lemah. Jujur saja ia merasa menyesalinya. Kyuhyun, pria kutu buku yang senang sekali menyendiri itu memang murid kesayangan para guru. Itu sebabnya, sesekali Lee Ra menyuruhnya untuk mengerjakan tugas. Selain itu, ia juga pernah menyuruh Kyuhyun untuk membelikan makanan di kantin, menyuruhnya menggantikan tugas piket, mencuri alat tulis, me....

Lee Ra bangun dari baringannya. Ia mengerjapkan matanya sebelun menjambak rambutnya karena merasa frustasi. Apakah dulu ia seburuk itu memperlakukan Kyuhyun? Dan apakah pria itu masih mengingatnya? Ayolah... rasanya Lee Ra ingin pergi saja dari rumah ini karena merasa tidak enak.

Tunggu.

Pergi?

Haruskah ia?

Saat pikiran itu melintas, notifikasi dari ponselnya membuat ia tersadar. Wanita itu mengerang melihat pesan yang berisi peringatan pembayaran salah satu kartu kreditnya. Kembali berbaring Lee Ra memukul kasur dengan perasaan kesal. Sepertinya rencananya untuk pergi dari rumah ini harus di tunda. Ya, setidaknya sampai ia mendapat gaji.

Sementara Lee Ra berusaha memejamkan mata, di kamarnya Kyuhyun sedang bersandar pada kepala ranjang dengan laptop yang masih menyala. Kyuhyun mengetukkan telunjuk di atas benda elektronik itu, dan sorot matanya mengamati dengan intens layar laptopnya.

Ting!

Pria itu menoleh, pada ponsel yang berada di sisi kasur. Membuka pesan, ia tersenyum setelah membacanya.

Han
Kyu, kau sudah tidur?

Belum.

Besok kita bertemu di mana?

Seperti biasa, Deluxe hotel.

Baiklah, aku akan menunggumu.

K

yuhyun tersenyum samar, ia baru saja ingin meletakkan ponselnya kembali, namun dering panggilan membuatnya mengurungkan niat. Melihat nama ibunya yang terpampang di layar, mau tidak mau Kyuhyun menggeser ikon hijau.

"Ne, Eomma..."

"Kyu, kau belum tidur, kan? Apa Eomma mengganggumu?"

"Jika aku sudah tidur, lalu siapa yang sedang berbicara?" Walau kalimat Kyuhyun sedikit sarkas, wanita di seberang sana terkekeh halus hingga membuat pria itu juga tersenyum. "Hm, ada apa Eomma meneleponku malam-malam?"

"Hanya memberitahumu. Eomma... akan berkunjung besok."

Kyuhyun menaikan sebelah alisnya heran. "Besok?"

"Hm, besok siang."

"Apa harus besok? Aku sudah memiliki janji dengan teman."

"Siapa? Apa kau sedang berkencan dengan seseorang?"

Married With The Heirs [Kyuhyun] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang