12

6.4K 724 34
                                    

Teman-teman sebelumnya maaf ya kalau masih ada kesalahan penulisan atau typo, tapi kalau kalian ngeliat kesalahan dan ngerasa gak nyaman bisa kasih tau aku di comment yaa supaya bisa aku perbaiki, terimakasih.

Hope You Enjoy It!

~~~

Jeno memerhatikan penampilannya di cermin untuk yang kesekian kalinya. Kantung matanya sudah mulai mengecil, wajahnya terlihat lebih segar dari hari sebelumnya. Beberapa hari kemarin Jeno benar-benar mendengarkan ucapan kedua orang tuanya untuk membenahi diri, ia mulai makan tiga kali sehari, memaksa dirinya untuk tidur lebih cepat, mengompres matanya dengan sendok dingin, serta mencukur rambut-rambut halus yang mulai tumbuh di area dagunya. Ia juga sempat berbicara dengan sang kakak yang sedang bekerja di Seattle, Amerika Serikat.

Kakaknya, Joshua, sudah tau dari maminya mengenai masalah Jeno yang galau satu minggu karena diputus sepihak, pria yang lebih tua 4 tahun itu memberinya nasehat dan kata-kata penghibur yang membuat Jeno sedikit sadar dan kembali bangkit. Meski Joshua belum pernah bertemu kekasih adiknya secara langsung namun ia bisa mengira-ngira seperti apa kekasih adiknya itu dari cerita sang adik dan juga kedua orang tuanya.

Hari ini Jeno memutuskan untuk kembali menemui Naresh, ia sudah meminta bantuan salah satu teman dekat dari mantan kekasihnya itu, Reza, untuk diam-diam membawa Naresh menemuinya. Jeno awalnya sedikit tidak enak meminta tolong pada teman Naresh, takut mantan kekasihnya itu marah karena ia melibatkan orang lain dalam hubungan mereka, sebab Naresh bukanlah tipe orang yang mau menceritakan masalah hubungannya pada orang lain, buruk dalam hubungan yang ia jalani biarlah hanya mereka yang tau. Namun ternyata Reza mengatakan bahwa ia sudah mengetahui masalah mereka dan langsung setuju untuk membantu Jeno, hal itu membuat pria kelahiran April itu sedikit merasa lega.

Jeno tidak peduli jika nanti Naresh akan marah karena Jeno menjebaknya, lelaki muda itu sudah cukup egois dengan memutuskannya secara tiba-tiba tanpa penjelasan, jadi sekarang Jeno merasa ia juga berhak bertindak egois dengan memaksa Naresh mengatakan alasan putusnya hubungan mereka.

Pria itu menyemprotkan ferrari light essence ke jaket denim miliknya, itu wangi yang disukai Naresh. Jeno tertawa sendiri mengingat bagiamana mantan kekasihnya dulu pernah meminta agar ia tidak memakai parfume itu jika ia tidak akan bertemu Naresh. Takut orang lain akan naksir dan menempeli Jeno karena wanginya enak dan terkesan keren, katanya. Meski alasannya terdengar kenanak-kanakan namun nyatanya Jeno tetap menuruti ucapan itu hingga saat ini, pria yang lebih tua itu memang hanya memakai parfume berbotol biru itu setiap ia akan bertemu Naresh, diluar itu ia menggunakan parfume lain.

"Mau kemana kamu? Gak libur hari ini?"

Ivani menyapa anaknya yang terlihat rapi, wanita itu sedang memasukkan kue kering ke dalam toples.

"Mau ketemu Naresh."

Jeno berjalan menghampir maminya di kitchen island, pria itu mengambil sepotong kue yang belum dimasukan ke dalam toples, memakan kue coklat itu dalam sekali lahap. "Doain ya, mi."

"Nareshnya udah mau ketemu?" Tanya Ivani.

Jeno diam sebentar, kemudian menggeleng. "Nolan mau langsung temuin aja."

Wanita itu menatap sang anak khawatir. "Gapapa emangnya kalo kamu langsung nemuin dia gitu aja?"

"Semoga gapapa." Bahu Jeno sedikit merosot, dirinya kembali ragu.

Ivani mengusap bahu bungsunya, tersenyum hangat berusaha kembali meyakinkan Jeno.

"Sebentar, mami bawain kue buat kamu kasih ke Naresh ya, siapa tau dia kangen cookies mami." Wanita itu bangun dari duduknya, mengambil wadah kecil dan memasukan beberapa potong kue yang baru saja ia buat untuk diberikan pada Naresh.

Ain't Larch [NOMIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang