27

7.4K 578 18
                                    

Teman-teman sebelumnya maaf kalau masih ada kesalahan penulisan atau typo dikarenakan aku tidak sempat membaca ulang dan mengedit seluruh part ini. Kalau kalian liat ada kesalahan dan ngerasa gak nyaman bisa kasih tau aku di comment yaa supaya bisa aku perbaiki, terimakasih.

CW// Male Breastfeeding

Hope You Enjoy It!

~~

Naresh meringis pelan, menahan perih di perutnya. Saat ini suster sedang membersihkan luka jahitan di perut Naresh sekaligus mengganti penutupnya. "Tahan ya, sebentar kok perihnya pas dibersihin aja."

Jeno mengusap punggung tangan Naresh, "Bentar ya, sayang." Naresh tersenyum kecil, kepalanya mengangguk pelan, "Gapapa kok, cuma perih sedikit."

"Bagus jahitannya, asal obatnya diminum teratur ini cepet kering kok lukanya. Nanti kalo udah bener-bener kering baru boleh dipakein salep supaya memudar bekas lukanya." Ujar suster yang sedang membersihkan luka Naresh.

"Biasanya luka jahitan membaik berapa lama ya sus?" Tanya Jeno, lelaki itu merasa perlu tau bagaimana proses penyembuhan luka Naresh, karena Jeno lah nanti yang akan merawat Naresh.

"Umumnya dua sampai tiga minggu udah kering, kalo untuk bener-bener sembuh biasanya perlu waktu sebulan sampai dua bulan. Kadang juga ada yang udah berbulan-bulan masih terasa nyerinya, semua tergantung kondisi fisik dan luka masing-masing orang." Suter itu menutup kembali luka Naresh dan menurunkan baju pria itu yang sebelumnya tersibak.

Jeno menyimak ucapan suster dengan serius, kepalanya mengangguk-angguk pelan selama mendengarkan. "Oh begitu.. Makasih ya sus."

Selesai membersihkan luka Naresh, suster tadi izin keluar untuk kembali bekerja.

"Naresh mau donat? Itu donat yang mami bawa tadi belum dimakan." Ivani duduk di sofa bersama suaminya, ditengah mereka ada Nara yang sedang tertidur dibalut selimut kuning bergambar hewan. Sementara Surya sudah kembali ke rumah pagi tadi karena pria itu harus bekerja.

"Nanti aja mi sekalian makan siang, Naresh masih agak kenyang."

"Yaudah nanti di makan ya, mami beli banyak buat temen-temen Naresh sekalian."

"Ohiya temen kamu jadi kesini sayang?" Tanya Jeno. Tadi Naresh sempat memberitahunya tadi pagi kalau ketiga temannya akan berkunjung ke rumah sakit untuk menengok Naresh dan  bayi mereka.

Naresh langsung mengangguk. "Jadi kok, ini bentar lagi mereka jalan kesini."

"Oh gitu, yaudah aku pesenin minuman ya buat temen-temen kamu." Jeno mulai membuka aplikasi aplikasi di handphonenya. Pria itu membeli minuman dari brand yang lumayan terkenal untuk ketiga teman kekasihnya.

"Kak aku mau turun, mau ke sofa aja." Pinta Naresh. Lelaki itu bosan karena terus-terusan duduk di ranjang. Ia hanya turun ketika akan ke kamar mandi, atau berjemur di dekat jendela kamar seperti pagi tadi.

Dengan sigap Jeno membantu Naresh bergerak perlahan turun dari kasurnya. Naresh memang masih kesusahan bergerak bebas karena perutnya masih sangat sakit setiap ia bergerak, ini masih hari kedua sejak itu operasi jadi wajar kalau luka pria itu masih sangat rentan. Tapi memang dasarnya Naresh tidak enakan, ia merasa tidak nyaman jika hanya berada di kasur sementara mami dan papi Jeno duduk di sofa bersama anaknya, apalagi teman-temannya akan datang sebentar lagi.

"Pelan-pelan aja." Jeno memegangi tangan dan tubuh Naresh, menyangga tubuh itu agar tegak. Karena lukanya itu Naresh harus bergerak dengan sangat pelan dan sesekali berhenti ketika nyerinya terasa sangat menyakitkan.

Ain't Larch [NOMIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang