Chapter 12

73 16 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


"Yana, kamu itu sebenarnya lagi dekat sama siapa sih? Brian, Sungin atau Dowoon yang teman kerja kamu itu?" Ayana yang tadinya sedang asyik menonton acara TV, langsung mendongakkan wajahnya saat mendengar suara berat Jae mengintrupsi gendang telinganya.


Ia mengernyitkan dahinya, bingung atas pertanyaan tersebut. Ayana harus membalasnya seperti apa? Karena kalau boleh jujur, tiga pria itu hanya teman dekat Ayana. Jika ada yang diharapkan lebih dari teman, Ayana dengan cepat mengatakan kalau pria itu adalah Brian. Ya, tentu kalau Brian masih sendiri. Sayang sekali, Brian sudah dimiliki oleh Ara.


"Aku dekat tiga-tiganya sih," ucap Ayana.

"Wow. Jadi playgirl?" ejek Jae.

"Kak, please deh, aku sama mereka cuma teman," ucap Ayana.

"Iya, aku tahu kalau kamu anggap mereka cuma teman. Tapi, yakin kalau mereka juga sebaliknya beranggapan begitu?" tanya Jae.


Cemilan yang tadinya ada dalam genggaman Ayana auto ia simpan diatas meja, agar perbincangannya dengan sang kakak lebih nyaman saja. Dalam hati Ayana bergumam, mungkin Jae sekarang sedang tidak ada kerjaan kantor, makanya Jae mengganggu Ayana dengan pertanyaan tidak berguna seperti itu.


"Maksud kakak itu apa? Kalau bicara tuh yang bisa aku mengerti gitu loh," gerutu Ayana.

"Okay. Kamu anggap mereka teman, 'kan? Gimana kalau mereka anggap kamu lebih dari teman? Sungjin jangan ditanya lagi, dia emang suka sama kamu. Brian? Dia punya pacar, tapi kelakuannya kek orang selingkuh. Sedangkan Dowoon? Keknya dia suka sama kamu deh, kelihatan banget dari kelakuannya ke kamu." jelas Jae.


Ayana mengerjapkan kedua matanya berkali-kali, berusaha mencerna ucapan Jae barusan yang terkesan random dan sulit untuk ia pahami. Mana mungkin Dowoon bisa suka padanya? Dan lagi, Brian bukan pria sejahat itu bagi Ayana. Brian sangat menyayangi Ara, kemungkinan untuk menduakan Ara adalah satu persen alias tidak ada kemungkinan sama sekali.


"Ngantuk? Tidur kak, jangan ngang ngong enggak jelas gitu." kata Ayana.


Spontan Jae mendecak kesal lalu mendaratkan bokongnya diatas sofa tepat disamping sang adik, ia kemudian menatap Ayana dengan lekat, memperhatikan gadis itu. Jae tak pernah menyangka kalau Ayana sepolos ini, kenapa dia tak bisa membaca gerak-gerik orang lain? Bahkan anak kecil berusia lima tahun pun akan tahu maksud dan tujuan Dowoon datang mengunjungi Ayana, apalagi kalau bukan dengan perasaan yang lebih.


"Kamu kalau dikasih tahu ngeyel banget. Aku serius loh, Yan. Coba deh kamu perhatiin baik-baik tingkah Dowoon, aku yang cuma ketemu beberapa kali aja udah langsung tahu. Kamu yang tiap hari ketemu dia malah enggak peka, emang perempuan itu susah buat peka." gerutu Jae.


Tak terima diejek tak peka, Ayana langsung menampar lengan kanan sang kakak dengan lumayan keras hingga sang korban meringis kesakitan. Masa bodoh, Ayana tidak peduli, siapa suruh mengatakan hal negative tentang Ayana. Ya, walaupun Ayana sadar kalau dia memang tidak peka akan sesuatu. Untung saja dia peka akan rasa, kalau tidak? Bisa-bisa divonis corona.


Kang Younghyun : Finale (Young K DAY6) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang