***
Hari ini Dowoon datang ke studio lebih cepat dibanding biasanya, entahlah, dia tiba-tiba merasa bosan jika terlalu lama mengunci diri di rumahnya. Kalau di studio, dia bisa membersihkan lebih awal dan sedikit meringankan pekerjaan Ayana dan juga Wonpil. Saat kedua kaki Dowoon menaiki tangga satu persatu hingga tiba di lantai tujuannya, ia hendak membuka pintu studio menggunakan kunci yang ia pegang.
Namun, belum juga kunci tersebut masuk ke lubangnya, pintunya sudah terbuka hingga membuatnya heran, siapa yang sudah datang? Ia merasa bahwa kemarin ia mengunci dengan baik, mana mungkin seorang pencuri masuk kedalam studio, 'kan? Tak ingin berlama-lama dengan pikiran randomnya, ia langsung membuka pintu dan mendapati Brian sedang duduk di kursi milik Wonpil.
Suasana hening itu pun terpecah saat pintu dibuka, Brian yang tadinya sibuk dengan handphone, auto berbalik untuk melihat siapa yang datang secepat ini selain dirinya. Dan ternyata adalah Dowoon, si sasaran empuknya.
Bukan tanpa maksud dan tujuan mengapa Brian datang secepat ini dibanding biasanya, ia memang hendak menyeret Dowoon untuk berbicara empat mata. Ia ingin menanyakan perihal tentang ungkapan perasaan pria itu pada Ayana, yang tentu Brian harus berhadapan terlebih dulu dengan Dowoon. Ayana adalah sahabatnya, bahkan sudah ia anggap sebagai adik-nya sendiri, Brian tahu betul bagaimana sikap Dowoon, yang terkesan cuek dan tidak peduli dengan sekitarnya. Bisa-bisanya dia mengungkapkan perasaannya pada Ayana.
"Tumben udah datang," ujar Dowoon sembari menutup kembali pintu studio.
"Ya, pengen aja. Ternyata setenang ini kalau studio lagi kosong," balas Brian.
Dowoon hanya mengedikkan bahunya pertanda tidak tahu dan tak peduli, selama ia bekerja dan datang lebih cepat, Dowoon tidak pernah merasakan ada perbedaan khusus di studio ini. Yang ia pikirkan hanyalah pulang, pulang dan pulang agar bisa istirahat di rumah.
Berhubung ia dan Brian tidak terlalu dekat, maka terjadilah keheningan nan kecanggungan melanda ruangan ini. Selanjutnya, Dowoon mengambil peralatan bertempurnya untuk membersihkan studio sebelum siaran dimulai dua jam kemudian, hal pertama yang ia lakukan adalah menyapu lantai, lalu mengepelnya hingga mengkilat. Kalau soal urusan membersihkan mic, itu tugas Ayana.
"Akhir-akhir ini lo dekat banget sama Ayana, ada maksud apa?" tanya Brian.
Pergerakan tangan Dowoon otomatis terhenti lalu berbalik menatap Brian dengan penuh tanda tanya, ia sedikit bingung, apa jika ingin dekat dengan seseorang harus disertai maksud tertentu? Dalam hati Dowoon bergumam, sempit sekali pemikiran sosok Brian ini. Ya, Dowoon tidak menyangka saja kalau pria yang secerdas Brian bisa tolol juga.
"Menurut lo, gue ada maksud apa emangnya?" balas Dowoon.
"Lah, kok tanya gue?" gerutu Brian.
"Pertanyaan lo sama sekali gue enggak tahu jawabannya apa. Gue sama Ayana cuma sekedar rekan kerja, itu aja kok, enggak lebih," jelas Dowoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Younghyun : Finale (Young K DAY6) [Completed]
FanfictionBekerja sebagai penyiar radio membuat Brian banyak dikenali orang-orang, bahkan sosial medianya dipenuhi oleh beberapa penggemarnya yang terus-menerus memberikan pujian untuknya. Selain karena tampan, dia pun memiliki suara yang indah ketika bernyan...