Gak kerasa banget yah udah berakhir aja, terima kasih banyak karena udah setia baca cerita ini, support dan ngasih saran.
Cerita ini masih jauh dari kata Sempurna, tapi karena semangat dari kalian, aku bisa nyelesaiin ini semua meskipun agak kurang bagus 🙃
Dan seperti biasa aku bakal ngasih bonus chapter kok
***
Tinggal beberapa jam lagi Ayana akan meninggalkan tempat dimana ia dibesarkan, meninggalkan kakak-nya juga serta cinta pertamanya. Sedari pagi, Ayana hanya duduk diam diatas kasurnya, berusaha menghadapi kenyataan bahwa dia benar-benar harus pergi. Berat rasanya untuk pergi, ada banyak kenangan indah yang harus ia tinggalkan demi kebaikan dirinya sendiri.
Bohong jika Ayana mengatakan dia tak menangis, justru sejak semalam ia tidak tenang tidur, membayangkan kalau dia tidak akan pernah bertemu Brian lagi. Ayana tak pernah terpikirkan jika cinta pertamanya gagal, namun ada satu kesyukuran karena Brian telah mengetahui perasaannya. Meski ditolak, tidak masalah, Ayana sedikit lega dibuatnya.
DRRRTTT DRRRTTT
Lamunan Ayana auto buyar saat merasakan getaran handphonenya tepat disampingnya, begitu ia melirik, nama Brian yang tertera disana. Bukannya menjawab panggilan tersebut, justru Ayana hanya melihatnya tanpa ada niat untuk menyentuh benda persegi itu. Mungkin sudah hampir empat hati Brian terus menghubunginya namun tak dijawab oleh sang pemilik nomor, Brian datang ke rumah pun selalu Jae yang menghalaunya dan mengatakan kalau Ayana sedang tidak di rumah.
Ia terus memperhatikan handphonenya hingga panggilan itu terputus sendiri dan kembali menampilkan panggilan dari Brian, begitu terus hingga Ayana lelah melihatnya. Ada baiknya jikalau Ayana menjawabnya untuk terakhir kali, setelah ini Ayana akan mengganti nomor handphone dan hidupnya akan sedikit lebih tenang.
"Halo?" ujar Ayana setelah ia menjawab panggilan dari Brian.
"Ayana?! Syukurlah, kamu udah jawab telepon aku. Kamu dimana? Kenapa berhenti kerja?" tanya Brian.
Sudah Ayana duga kalau Brian akan menanyakan hal seperti ini. Yang mengetahui tentang kepergiannya hanyalah Dowoon, selebihnya yang mereka tahu kalau Ayana berhenti bekerja karerna urusan pribadi termasuk Brian.
"Ada sesuatu, privacy aku kak," jawab Ayana.
"Tapi, kamu gapapa, 'kan?" tanya Brian, lagi.
Jika dikatakan iya, tapi kenyataannya keadaan Ayana jauh dari kata baik-baik saja. Tapi, jika dia mengatakan dia tak baik-baik saja, ia bisa pastikan kalau detik ini juga Brian datang ke rumah untuk memastikan keadaannya. Percayalah.
"Gapapa kok," balas Ayana.
Sesak sekali dada Ayana karena harus menahan isakan tangisnya, ia sudah cukup bahagia mendengar suara Brian. Jika boleh jujur, Ayana sangat merindukan Brian, namun dia tak berani mengatakannya dihadapan Jae. Anggap saja sekarang ini adalah latihan, kalau Ayana bisa melewatinya, pasti saat di California nanti jauh lebih mudah untuk ia lalui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Younghyun : Finale (Young K DAY6) [Completed]
FanficBekerja sebagai penyiar radio membuat Brian banyak dikenali orang-orang, bahkan sosial medianya dipenuhi oleh beberapa penggemarnya yang terus-menerus memberikan pujian untuknya. Selain karena tampan, dia pun memiliki suara yang indah ketika bernyan...