Sekilas Takdir

1.3K 128 48
                                    

Min Yoongi (21) biasanya lebih memilih bergelung di kasur seharian setiap kali hari libur datang. Tak peduli jika perutnya meronta meminta makanan. Namun hari ini, ia tak punya pilihan selain berbelanja setelah melihat kulkasnya yang sangat bersih alias tak ada isinya sama sekali.

"Aish! Kalau Hyung tidak akan ke sini, aku tidak mau keluar," gerutunya sepanjang jalan menuju pasar tradisional berjarak tiga blok dari apartemennya.

Yoongi membeli ayam dan beberapa sayuran ditambah telur tanpa memilih penjual yang mana menawarkan harga terbaik. Ia tak peduli. Toh, nanti ia akan meminta kakaknya mengganti uangnya.

"Hahaha lucunya!"

"Menggemaskan! Aku suka sekali anak kecil. Mereka sangat imut."

Yoongi melirik sekilas dan melihat mungkin enam anak berusia TK tengah menari dengan gerakan sesuka hati di depan sebuah toko yang baru dibuka. Yoongi tidak pernah berurusan dengan anak kecil, namun ia paham mengapa beberapa pejalan kaki menganggap mereka menggemaskan.

Alisnya berkerut saat tiba-tiba salah satu anak jongkok dengan tangan bersedekap dan bibir cemberut. Sedetik kemudian, bocah laki-laki itu menangis keras dan mengundang perhatian banyak orang.

"Anak kecil sepertinya merepotkan."

---

"Taehyungie, apa itu?" tanya Byun Baekhyun, guru TK yang menemani murid-muridnya menari hari ini. Salah satu muridnya, Kim Taehyung (6), berdiri di hadapannya dengan sesuatu berwarna-warni melilit pinggangnya.

"Ssaem, celanaku rusak. Aku ambil plastik jadi tidak melorot hehehe. Aku pintar kan, Ssaem?"

Byun Baekhyun meringis melihat muridnya itu. Ide kreatifnya memang bisa mendapat nilai 100, tetapi masalahnya plastik yang Taehyung sambung menjadi ikat pinggang itu entah asalnya dari mana. Baekyun bisa mencium bau, seperti ikan asin, lalu sesuatu yang ia tak ingin tahu apa.

"Taehyungie, diganti saja ya. Ssaem bawa tali, kalau ditutup kemejamu tidak akan kelihatan."

"Tidak mau. Aku maunya ini." Taehyung ngotot hingga akhirnya Sang Guru pun mengalah dan membiarkannya menari bersama yang lain.

"Ih Taetae bau!" Seorang bocah perempuan berkata sambil menutup hidung.

"Tidak kok. Aku kan sudah mandi."

"Iya, bau. Baunya busuk," timpal bocah lain.

Taehyung yang mendengarnya mulai berkaca-kaca. Ia langsung mogok melanjutkan tariannya dan memilih berjongkok lalu bersedekap. Ia marah dan sedih.

"Hiks...hueeeeeeeee!!! Ssaem, mereka jahat!!!"





💜💜💜💜💜💜💜




Kim Taehyung (15) baru saja menuruni panggung di acara pentas musik di sekolahnya. Ia memang dikenal bersuara emas hingga wajar saja ia sering diminta bernyanyi di depan banyak orang dalam berbagai acara.

"Taehyung-ah, tadi itu keren sekali."

"Taehyung-ah, mulai hari ini aku penggemarmu!"

"Kim Taehyung, apa lagu tadi untukku? Kyaaaaa aku makin jatuh cinta!"

Taehyung mengangkat alis karena kalimat terakhir yang ia dengar dari salah satu siswi sekolahnya yang bahkan wajahnya saja ia tak tahu.

"Kau itu selalu disukai banyak orang. Apa rahasianya?" tanya Choi Wooshik, teman sekelasnya.

"Aku merasa biasa saja," jawab Taehyung santai dengan seulas cengiran.

"Cih!"

"Kenapa hari ini rasanya lebih ramai daripada tahun lalu ya?"

"Kudengar karena ada beberapa rapper yang akan mengisi di acara puncak nanti malam. Sepertinya banyak orang berdatangan karena itu."

"Siapa?"

"Kalau tidak salah Rap Mon, JHope, dan Agust D."

"Tidak tahu. Aku tidak pernah mendengarkan musik rap."

"Cobalah sesekali. Ada beberapa yang bagus."

"Kapan-kapan saja."

---

Min Yoongi (30) turun dari mobil milik sahabatnya Jung Hoseok alias JHope. Di samping JHope, sahabatnya yang lain bernama Kim Namjoon atau Rap Mon ikut turun. Ketiganya akan menjadi pengisi acara di sebuah pentas musik di salah satu sekolah terkenal di Seoul.

"Kita ke mana sekarang?" tanya Yoongi.

"Aula, cari siswa bernama Hong Jisoo."

Yoongi dan Namjoon berjalan di belakang Hoseok. Ada beberapa orang yang mengenali mereka dan berhenti untuk sekadar memandang. Namun ada juga yang hanya lewat tanpa melirik.

"Hyung, ini hiburan untukmu sesudah perceraian," celetuk Namjoon yang dihadiahi lirikan maut Yoongi.

Min Yoongi, musisi berkulit pucat itu memang baru saja bercerai dari suami pertamanya seminggu sebelumnya. Ia mencoba bersikap santai namun sejujurnya hatinya masih cukup terluka.

"Sudah, jangan mengganggu Yoongi Hyung," sela Hoseok. "Kenalkan, ini Hong Jisoo yang mengundang kita ke sini."

Yoongi dan Namjoon tersenyum dan mengangkat tangan menyapa siswa di depan mereka.

"Silakan masuk, Hyungdeul. Giliran Hyungdeul setengah jam lagi. Bisa menunggu di dalam."

"Baiklah. Terima kasih ya."

Yoongi CS masuk ke ruangan bersama Jisoo. Di dalam mereka melihat banyak orang berkostum warna-warni dengan hiasan mencolok. Sepertinya mereka pengisi acara yang baru selesai tampil.

"Silakan duduk. Saya ambilkan makanan dan minuman dulu."

Yoongi bersandar dan memejamkan mata sebentar setelah menurunkan bagian depan topinya agar menutupi mata. Ia ingin sekali tidur di kasur empuknya tetapi apa daya, dirinya harus tampil mengisi acara.

Kyaaaaa!!!

Teriakan melengking mengganggu istirahat Yoongi. Ia menoleh ke arah luar dan melihat seorang siswa melintas diikuti gerombolan siswi yang sibuk berteriak.

"Taehyung selalu berhasil membuat para gadis menjerit," gumam Jisoo yang baru saja meletakkan makanan dan minuman ringan di depan ketiga rapper undangan.

Yoongi tidak peduli siapa siswa yang dimaksud sebab siswa itulah yang membuat rencana tidurnya terpaksa batal.

"Sialan!"


💜💜💜💜💜💜💜

Lucky Number Four?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang