6

24.8K 3.2K 73
                                    

Publish: Minggu, 3 April 2022.

Publish: Minggu, 3 April 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Yerinsa saja tidak tau seperti apa sosok laki-laki yang dikatakan dalam novel berusia sekitar 22 tahun itu. Visualisasi dari penulis sangat kuat, menjelaskan detail dan jeli tentang karakter Luga yang intinya berpenampilan khas anak gangster, di satu sisi juga penuh kharisma.

Sejauh ini, Yerinsa tidak bisa membayangkan seberapa sempurna fisik karakter itu. Seberapa kental darah Italia mengalir pada sosok Luga, karena itu tanah kelahirannya.

"Yerin."

Panggilan dari arah belakang membuat Yerinsa menoleh, mendapati Gabriella muncul di pintu masuk dengan langkah cepat.

"Gabby," sapa Yerinsa sumringah, mendekat.

Gabriella sesaat bertukar sapaan dengan para penjaga di pintu, sebelum menatap fokus pada Yerinsa lagi, menyambutnya yang tampak senang.

"Astaga, kamu bahkan belum mengganti pakaian dari tadi siang. Apa yang kamu lakukan di sini? Apa Ibu tau?" tanya Gabriella langsung begitu sudah berhadapan dengan gadis cerminan dirinya itu.

Yerinsa menggeleng. "Bisa kita cari tempat lain dulu? Di sini dingin sekali," pintanya lagi.

Gabriella berdecak sebal, tapi segera mengangguk dan membawa Yerinsa pindah tempat, memasuki hotel agar udara dingin tidak terus menyerang badan.

"Aku hanya ingin datang ke pesta, jadi diam-diam menyusul ke sini," kata Yerinsa pelan, setelah mereka sempat diam melangkah di lorong hotel, mengutarakan alasan yang hanya kebohongan.

"Jika Ayah dan Ibu tau, mereka akan marah besar," ujar Gabriella, melirik Yerinsa setengah gemas.

"Aku tau. Tapi aku tidak akan lama di sini, aku akan kembali ke rumah lebih dulu sebelum kalian pulang," balas Yerinsa dengan senyum lemah.

Alasannya di sini mungkin tampak terlalu tidak masuk akal bagi Gabriella, tapi Yerinsa tidak terlalu peduli, hanya ingin sang kakak –hanya berbeda sepuluh menit dengannya– tidak ada di ballroom acara untuk beberapa waktu.

"Bagaimana caramu keluar dari kamar?" tanya Gabriella menoleh dengan sorot berubah geli.

Yerinsa cengengesan tanpa dosa. "Uh, itu, aku mengikat selimut dan turun dari balkon kamar," jawabnya tidak menjelaskan panjang lebar.

"Dasar nekat. Sejak kapan aku memiliki kembaran pembangkang," kritik pedas Gabriella sambil menyentil kening gadis itu.

"Aw! Hey, itu bukan nekat, tapi aku pemberani. Dan pembangkang itu wajar karena aku masih berjiwa muda," protes Yerinsa setelah memekik tertahan, mengelus kening yang disentil.

Gabriella mencibir dengan bibir bawah maju sepersekian senti. "Ya ya ya, pemberani dan berjiwa muda, kita bahkan seumuran, dasar," katanya meledek.

Tawa ringan Yerinsa berderai mengisi keheningan lorong hotel, diikut kekehan geli Gabriella.

I Become The Male Lead's Obsession { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang