Publish: Minggu, 17 April 2022.
***
"Ngomong-ngomong, lusa sekolah kita sudah akan mengadakan penyerahan piala dan piagam penghargaan untuk murid-murid yang bulan lalu memenangkan olimpiade," kata Fiona di tengah langkah ke luar kelas bersama Yerinsa setelah bel pulang berdering.
"Penyerahan piala? Olimpiade?" beo Yerinsa bingung, menatap Fiona di sampingnya meminta penjelasan lebih.
Baru satu hari saja berdekatan dengan Fiona, Yerinsa sudah menyerap banyak sekali data kehidupan Yerinsa asli. Mulut teman sebangkunya itu seakan tidak lelah berceloteh setiap di luar di waktu belajar.
"Ya, kamu juga lupa ini? Bulan lalu ada tiga murid sekolah kita mengikuti olimpiade di China, melawan murid sekolah negara lain, dua di antaranya berhasil memenangkan juara dua di tiga besar, dan satunya hanya masuk lima besar," oceh Fiona dengan anggukan antusias, berjalan bersama di lorong koridor untuk ke gerbang depan.
"Walaupun tidak juara pertama, tapi itu sudah membanggakan sekolah kita, karena berhasil mengalahkan murid-murid dari Korea dan Jepang. Jadi, kepala sekolah mengadakan secara resmi penyerahan piala dan piagam itu." Fiona menjelaskan sepanjang jalan.
"Hanya penyerahan piala dan piagam?" tanya Yerinsa berkerut dahi.
Sistem pendidikan dunia ini masih sangat membingungkan, sangat berbeda dari tingkatan pembelajaran di dunia Teresia sebelumnya. Jadi, butuh beberapa waktu untuk Yerinsa memahami dan mengerti sistem negara ini.
Untungnya, otak Yerinsa seperti sudah permanen milik raga ini, tidak tercampur dengan kemampuan dangkal otak Teresia. Sedikit membantu penyerapan setiap informasi yang masuk, termasuk menerima pelajaran di kelas, meski tidak pernah dipelajari di dunia asalnya, tapi tetap terasa familiar.
"Iya, dan kudengar pihak sekolah juga mengundang seluruh donatur untuk ikut hadir menyaksikan penyerahan itu," angguk Fiona lagi.
"Ah, begitu, aku mengerti. Pasti terasa menegangkan untuk mereka yang akan menerima penghargaan," komentar Yerinsa manggut-manggut dengan pandangan lurus saja ke depan.
Belum sempat Fiona menanggapi balik, sosok Gabriella muncul dari arah gedung lain dengan langkah lebar.
"Yerin, ayo, kita harus cepat pulang," kata Gabriella langsung mengait lengan Yerinsa untuk berjalan lebih cepat ke arah gerbang utama sekolah.
Melihat ketergesaan itu Yerinsa mau tidak mau mengikuti, sempat menoleh pada Fiona yang tertinggal di belakang, dan hanya melambai sebagai isyarat perpisahan arah mereka.
"Kenapa terburu-buru? Ada apa?" tanya Yerinsa berkerut dahi saat langkah terseret-seret mengikuti Gabriella.
Gabriella melirik sekilas dengan kilatan senang di mata. "Justin akan ke rumah sekarang, jadi Ibu menyuruh kita cepat pulang," katanya dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Become The Male Lead's Obsession { Sudah Terbit }
Romance[ Dark-Romance, Transmigrating ] [ Roosevelt Series 1] [ 🔞 Mature Content ] [ Sebagian Bab dihapus ] . . . ~~}{~~ "Menurut hasil pemeriksaan, benturan keras di kepala Nona Yerin mengakibatkan sebagian ingatannya hilang, tapi itu tidak akan lama kar...