Publish: Kamis, 21 April 2022.
***
Hingga makan malam selesai dan Justin pulang, informasi tambahan Yerinsa terima lagi dari obrolan santai mereka. Termasuk fakta uang saku bulanan Yerinsa yang tidak bisa dikatakan sedikit.
Dengan info terbaru itu, Yerinsa bergegas kembali ke kamar di saat waktu tidur belum tiba, bukan untuk tidur atau beristirahat, melainkan mengecek saldo rekening dari handphone.
Mata yang sudah bulat itu semakin membulat melihat tiga digit angka pertama di layar ditambah sederet angka nol di belakangnya, jumlah itu bahkan tidak sebanding dengan uang tabungan bekerja Yerinsa di kehidupan sebelumnya.
Memang, tidak bisa dibandingkan antara saldo rekening anak crazy rich dengan tabungan pegawai kantoran yang setiap bulan gajinya hanya sesuai UMR daerah.
Membawa handphone, Yerinsa turun dari kasur untuk ke meja belajar. Walaupun dikatakan meja belajar, nyatanya benda itu cukup efisien karena menjadi satu dengan rak buku, banyak jenis buku tebal tersusun rapi dan map-map entah apa.
Sebagai pemanis pemandangan dipajang dua bunga di vas kecil di beberapa rak.
Untuk buku-buku atau map penting tersimpan di laci bawah atau kabinet bagian atas rak. Set komputer hitam terpasang dengan keyboard dan mouse, kabel-kabel dan stop kontak terpelintir tapi tidak mengganggu kenyamanan.
Di tengah mengutak-atik handphone, Yerinsa menegakkan kepala saat teringat sesuatu.
Meletakkan handphone di tangan, Yerinsa tiba-tiba bangkit berdiri, menaiki kursi yang semula diduduki dan membuka kabinet bagian atas rak meja belajar itu.
Kurang dari satu bulan menempati tubuh ini, Yerinsa tidak pernah membongkar-bongkar isi kamar, kecuali wardrobe dan buku-buku penting untuk mencaritahu hal apapun terkait pemilik raga asli.
Baru sekarang Yerinsa terpikir mengobrak-abrik sisi kamar lebih serius untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang si bungsu De Vries ini.
Dari lemari kabinet atas itu, Yerinsa mengeluarkan sebuah kotak keranjang plastik dengan tutup rapat. Membawa benda cukup besar itu ke bawah, dan sekali lagi mengecek lemari kabinet lain yang belum pernah dibongkar.
"Berat amat kayak beban hidup," keluh Yerinsa sambil mengeluarkan keranjang ke tiga dari kabinet.
Setelah mengumpulkan tiga keranjang hitam itu di lantai beralas karpet bulu biru muda, Yerinsa berdiri setengah bertumpu di lutut, mulai membuka salah satu dari tutup keranjang.
Rupanya isi keranjang itu terdapat banyak kotak lagi dengan berbagai ukuran, bentuk, dan warna. Satu persatu Yerinsa buka untuk melihat barang di dalamnya, suasana hening kamar hanya diisi gumaman-gumanan penuh decak kagum gadis itu pada setiap isi kotak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Become The Male Lead's Obsession { Sudah Terbit }
Romance[ Dark-Romance, Transmigrating ] [ Roosevelt Series 1] [ 🔞 Mature Content ] [ Sebagian Bab dihapus ] . . . ~~}{~~ "Menurut hasil pemeriksaan, benturan keras di kepala Nona Yerin mengakibatkan sebagian ingatannya hilang, tapi itu tidak akan lama kar...