20

25.7K 2.8K 222
                                    

Publish: Jum'at, 27 Mei 2022.

Publish: Jum'at, 27 Mei 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Marvel tidak mengerti, dari sekian pesan yang sudah dikirim untuk Yerinsa, tidak ada balasan sama sekali, padahal tanda terkirim tercetak jelas. Kali ini pun centang dua abu-abu muncul setelah pesan dikirim, hanya berisi kalimat singkat menanyakan apakah gadis De Vries itu memiliki waktu untuk mereka bertemu.

Sedetik kemudian, Marvel terkesiap saat pesan balasan muncul tanpa disangka-sangka. Mengerjab berkali-kali untuk memastikan nama yang tertera di layar, itu memang nama 'Yerin' dengan emoji kuda poni.

Kurasa bisa, di mana kita akan bertemu?

Mendapat balasan setelah sekian pesan diabaikan, Marvel tidak bisa menahan senyum terbit di bibir, mengetikkan kalimat balasan dengan cepat sambil berjalan turun dari tangga.

Alun-alun kota? Jam tiga sore nanti, bagaimana?

Setelah menekan kirim pesan, Marvel membenahi letak tas di pundak kiri, bergegas melihat waktu sudah memepet dengan jam kuliahnya.

Denting handphone kembali terdengar, hanya satu kata 'oke' dari Yerinsa masuk, tapi kembali menuai senyum Marvel hingga membuat sang ibu yang berpapasan dengannya mengernyit.

"Apa yang membuat putra ibu terlihat bahagia sekarang?" tanya nyonya Zuarenz yang menciduk senyum Marvel.

"Tidak ada. Aku akan berangkat sekarang, Bu." Marvel tidak menjelaskan apapun, hanya berpamitan sebelum cipika-cipiki sambil berlalu meninggalkan sang ibu yang keheranan.

Meninggalkan rumah, Marvel pergi dengan suasana hati baik dari hari sebelumnya.

Bisa dibilang, dia menyukai Yerinsa pada pandangan pertama, wajah manis dan sikap tenang gadis itu membuatnya tertarik. Hanya saja respon Yerinsa saat didekati tidak sesuai ekspektasi, sangat cuek.

Bagaimana bisa sikap ramah saat berjumpa pertama kali di acara gathering dulu itu bisa menjadi begitu dingin di aplikasi berkirim pesan. Jangankan membalas, membaca pesannya saja tidak, baru hari ini mendapat respon positif.

Mungkin, kemarin-kemarin Yerinsa sangat sibuk, Marvel juga mendengar kabar dari ibunya bahwa keluarga itu sedang merancang pertunangan untuk saudari kembar Yerinsa dalam waktu dekat. Selain itu, dia juga masih sekolah, seharusnya sekarang sudah mendekati ulangan tengah semester bagi murid sekolah menengah atas.

Marvel memaklumi semua itu.

***

Kursi hitam yang diduduki Luga bergetar saat disandari, wajah dingin itu menatap layar laptop yang menyala, tak lama mengeluarkan sebuah seringai sinis.

Keluar dari layar pesan, kursi itu berputar 180 derajat ke belakang setelah Luga menekan satu tombol di laptop. Pemandangan kota Amsterdam dari jendela paris terlihat bagai tanpa penghalang apapun, menunjukkan aktifitas keseharian di bawah sana seperti semut berjalan di dinding.

I Become The Male Lead's Obsession { Sudah Terbit }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang