17- Kabsyah binti Rafi

4 0 0
                                    

Kabsyah binti Rafi adalah ibu dari Sa'ad bin Mu'adz, pembawa bendera kaum Anshar, dan Amr bin Mu'adz. Sosok Kabsyah menjadi panutan para ibu karena senantiasa mendorong agar anak-anaknya berjihad ke medan perang. Kedua buah hatinya itu syahid demi menegakkan Islam dan meninggikan kalimat Allah.

Kesyahidan putra Ummu Sa'ad mendapat perhatian luar biasa dari Allah. Kematiannya sampai mengguncang Arsy Allah. Ibnu Umar ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Hamba salih yang (kematiannya) telah mengguncang 'Arsy, membuat pintu-pintu langit terbuka, dan 70 ribu malaikat hadir mengiringinya.
Padahal, mereka belum pernah turun ke bumi seperti ini sebelumnya, merasa kesempitan, kemudian Allah memberinya keleluasaan. Hamba salih yang dimaksud adalah Sa'ad bin Muadz.' (HR Bukhari Muslim).

Ketika Rasulullah SAW tiba di rumah Sa'ad bin Mu'adz, ia mendengar tangisan Ummu Sa'ad yang bersedih kehilangan putranya itu dan Rasulullah SAW bersabda, "Setiap perempuan berdusta dengan tangisnya, kecuali Ummu Sa'ad.
Kemudian, jasad Sa'ad dibawa keluar." Orang-orang yang mengangkatnya berkata, "Wahai Rasulullah, kami tidak pernah mengangkat jenazah seringan ini." Rasulullah SAW bersabda, "Bagaimana tidak ringan, malaikat telah turun ke bumi begini dan begini. Mereka belum pernah turun dengan cara seperti ini sebelumnya. Dan, mereka ikut memikul jenazah bersama kalian."

Sejak Islam datang di Madinah, kediaman Kabsyah menjadi pusat dakwah. Sebagai Muslimah yang gigih, Kabsyah aktif menyebarkan tauhid sampai ke pelosok Madinah.
Rasulullah berkata kepada Kabsyah, "Apakah tidak cukup mengeringkan air matamu dan menghilangkan kesedihanmu bahwa anakmu adalah orang pertama yang Allah tersenyum kepadanya serta bergetar Arsy untuknya." Kabsyah wafat di Madinah setelah kedua anaknya gugur sebagai syahid. Namanya terukir sebagai sosok Muslimah yang mengantarkan anak-anaknya syahid sampai ke liang kubur. Kabsyah termasuk golongan shahabiyah yang dekat dengan Rasulullah. Ketika Perang Khandak, Kabsyah mendorong Sa'ad bin Mu'adz, untuk ikut berperang. Namun, ternyata baju besi yang dipakai anaknya itu tidak sempurna, seluruh sikunya terbuka sehingga tangannya terlihat jelas dan Ummu Sa'ad lupa memperhatikannya. Pada akhirnya Sa'ad syahid, pangkal lengannya tertancap panah. Sa'ad berdoa, "Ya Allah, jika Engkau belum mengakhiri perang dengan kaum Quraisy maka beri aku kesempatan untuk turut ambil bagian." Allah mengabulkan doanya dengan mengirim angin topan dahsyat yang menghancurkan pasukan Quraisy.
Saat kekalahan umat Islam di Perang Uhud, banyak pejuang yang mati syahid. Banyak para Muslimah berlarian keluar rumah mencari kabar apakah putra, suami, atau saudara lelakinya syahid atau selamat di peperangan. Kabsyah pun bergegas mencari kabar tentang keselamatan Rasulullah SAW dan kedua anaknya, Sa'ad dan Amr. Ternyata, putra Kabsyah, Amr bin Mu'adz, termasuk gugur di medan Perang Uhud. Ketika Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah, masyarakat Madinah dan kaum Anshar menyambut dengan gembira. Ummu Sa'ad sedia selalu memberikan pengabdian untuk Rasulullah. Bahkan, ia berharap, selama di Madinah, Rasulullah akan tinggal di rumahnya. Namun, Allah berkehendak lain. Menurut sejumlah riwayat, Ummu Sa'ad adalah perempuan Anshar pertama kali yang berbaiat setia kepada Rasulullah.

Sumber :
Kisah Shohabiyah

Instagram : @liaa.fath
Facebook  : Yulia Fathmah

Kisah Wanita TeladanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang