"terus hubungan aku sama kakek apa? kenapa harus aku!?" ucap Haechan memandang ke arah bundanya.
saat bunda Haechan mau menjawab, tiba tiba Mark bangkit dari kursinya dan berucap "permisi? saya izin membawa Haechan dulu keluar" ucap Mark, yang di angguki setuju seluruh keluarga. walaupun Haechan terlihat ogah ogahan tapi ia tak memberontak, memberontak pun tak ada gunanya ya karna ia pun akan kalah.
tangan Haechan di genggam oleh Mark, tanpa memberontak Haechan pun di bawa ke arah taman rumah Mark. ya, ini adalah tempat dimana pertemuan terakhir mereka. Haechan menempatkan bokongnya di salah satu bangku tersebut yang di ikuti oleh Mark
"kenapa?" tanya Haechan sambil menggerakkan kedua kakinya
"sebelumnya maaf, tapi kamu tidak mau menerima perjodohan ini kan Haechan?"
"tentu!, lagipula itu adalah sebuah pertanyaan yang pasti kamu tau jawabannya. persetan dengan perjanjian antara kakek kita, memangnya ada hubungannya denganku? tidak!" ucap kesal Haechan
"kalo paman sendiri bagaimana?" tanya Haechan
"aku setuju, untuk kamu dan aku di jodohkan" ucap Mark, seketika mata Haechan membulat
"loh? paman?! kenapa harus mau!, kita bisa bekerja sama bila sama sama tak mau. aku akan merengek bagaimanapun, pasti orang tuaku menurutiku."
"Haechan." panggil Mark, Haechan langsung membalikan tubuhnya. menatap mata sang lawan bicara. tanpa mereka sadar mereka sama sama terlarut dalam pikiran masing masing. Mark pun menatap Haechan, betapa indahnya bola mata Haechan bila sudah terkena pantulan bulan di malam hari. hanya satu kata yang bisa Mark deskripsi kan untuk Haechan, cantik. sangatt cantikk.
dan di lain sisi, Haechan hanya ingin melepas rindu. Haechan bukannya tak mau dengan perjodohan ini, sebenarnya Haechan beruntung. karna yang di jodohkan dengannya seorang Mark Jung. namun, luka di masa lalu nya itu selalu menyadarkannya. tapi, biarkan Haechan untuk menatap kak Mark nya ini. ia sampai menggantikan nama panggilan untuk Mark, agar Haechan tak terjatuh untuk ke 2 kalinya.
Mark tiba tiba mengusap kepala Haechan, lalu berkata "bila kamu memiliki alasan untuk menentang perjodohan ini, maka aku juga memiliki alasan untuk menyetujui perjodohan ini Haechan." ucapnya
"ya terserah paman?? aku tetap dengan pendirianku untuk tidak menyetujui hal ini. perjalanan ku itu masih panjang, aku masih ingin meracik banyak alkohol. menjadi bar tender yang terkenal di dunia, ingin berantem dengan banyak musuhku di luar sana, list ku masih panjang paman. aku tak mau hanya karna pernikahan, semua hal itu hilang" ucap Haechan
Mark mengangguk "baiklah, jadi itu alasanmu? bila itu, aku tak kan mengganggu karir mu. kamu aku bebaskan bila soal karir, namun karna kakek dan ayahmu menitipmu padaku. aku hanya akan membatasi jam saja. bagaimana?"
"loh? tapi aku ini bar tender?, paman pasti berpikiran aneh aneh kan denganku? berbeda denganmu yang perusahaan, aku ini peracik alkohol di bar. betapa jijiknya paman tau tentunya" ucap Haechan memanasi, dia hanya ingin Mark ilfeel lalu berpikiran sama dengannya. agar ia dan Mark bisa menentang perjodohan ini
Mark terlihat berpikir, "aku tak masalah. memangnya ada masalah dengan pekerjaan mu?" ucapnya
"apa paman tau bahwa Seo Haechan ini juga berandalan?! aku ini berantem terus, banyak sekali musuhku di luar sana" ucap Haechan berharap bahwa pria di depannya ini sedikit goyah
"aku tau itu, dan aku cukup memakluminya. apalagi kamu masih muda Haechan" balas Mark
"ah, sudahlah." ucap Haechan pasrah, ia memilih bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke rumah. pertanyaan Mark membuat sontak Haechan berbalik
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything [ MARKHYUCK ]
Fanfiction"beda sama kakak, emangnya kakak gak jijik sama orang yang kerjanya racik alkohol kaya Haechan ini??" "tidak sama sekali. lagipun kalau kamu memang ada alasan untuk tidak menerima perjodohan ini aku juga punya alasan untuk menerimanya, Seo Haechan."...