"kakak mau aku buatin apa?" tanya Haechan sambil mengobrak lemari atasnya
"apa saja Haechan." jawab Mark singkat, Haechan mengangguk. ia melihat ke arah Mark yang sedang menonton tv dengan santai di ruang tengahnya
tangan Haechan dengan lihai menggunting bumbu mie, ia memutuskan untuk membuat mie kuah saja dengan tambahan beberapa toping yang akan ia sajikan nanti. melihat jam juga sudah tengah malam, membuat Haechan berpikir bahwa mie adalah obat untuk hari yang melelahkan ini.
"maaf ya kak, aku cuma bisa masak ini. aku bukan seorang chef, nanti bila bersamaku juga kakak tidak bisa menikmati masakan yang enak dariku" ucap Haechan dengan nada yang lumayan sedih, ia berkata jujur. Haechan sudah beberapa kali mencoba untuk memasak sesuatu, namun hasil masakannya selalu tak sesuai dengan ekspektasinya. ia akhirnya sadar bahwa dirinya benar benar buruk dalam meracik memasak *tentu saja berbeda dengan saat ia meracik minuman hahaha
Mark memberikan senyuman, dan terlihat jelas dari wajahnya bahwa ia tidak terlalu memperhatikan itu. "tak masalah?? aku bisa memasak, aku akan memasak untuk kita nanti. lagipun sekarang makanan bisa datang hanya dari ponsel, sesekali kita juga bisa makan di luar. itu bukan hal yang harus kita khawatirnya Seo Haechan" ucap Mark yang membuat hati Haechan agak menghangat, baru ini ia bertemu dengan orang tidak men judge dirinya secara langsung. bahkan dari nada bicaranya Mark kita bisa tau bahwa Mark cukup perduli dengannya
"bisakah nanti kita memesan paha ayam dari luar??!"
Mark terkekeh dan mengangguk, "tentu. berapapun paha ayam akan ku belikan bila kamu mau Haechan"
Haechan mengangguk dengan antusias, bak seorang anak kecil. Haechan berlari dan memeluk Mark "terimakasih kak!" ucap Haechan
"kalo udah bahas makanan nanti, artinya kamu sudah siap menjadi pendampingku Seo Haechan?"
ditanya begitu, Haechan salah tingkah hanya karna kalimat yang di ucapkan Mark. dia hanya memberi senyuman kecil, dan memilih untuk melanjutkan persiapan makanannya. Mark yang melihat itu hanya terkekeh, membantu sedikit Haechannya meski hanya sekedar menaruh beberapa sumpit serta sendok.
Mark lagi lagi tersenyum, ia tak tau ada efek apa. namun bila di sebelah Haechan ia sangat mudah sekali tersenyum, padahal bila di rumahnya sendiri Mark tiap harinya tersenyum sangat bisa dihitung oleh jari.
melihat itu Haechan seolah bertanya tanya "kenapa tersenyum terus kak?" tanya Haechan
Mark menjawab "hanya seperti ini saja, aku sudah bisa melihat masa depan kita nanti bila kita bersama, Haechan" ucap Mark dengan santai
namun mendengar itu degupan jantung Haechan sangat tidak bisa dibilang santai, karna nyatanya jantungnya sangat berdegup dengan kencang. Mark memang daridulu orang yang selalu melihat masa depan, namun tak terpikirkan oleh Haechan bila ia juga masuk ke dalam salah satu bagian dari masa depan Mark nantinya. apalagi dengan perannya sebagai.. ah sudahlah!
setelah mereka hening karna fokus dengan makanan masing masing, dan hanya ada dentingan suara sendok dan piring.
setelah selesai, Haechan langsung mengambil piring Mark. niatnya Haechan akan mencuci sendiri namun ternyata Mark mengekori dirinya hingga ke wastafel untuk membantunya mencuci. tidak, ini lebih ke Mark justru yang mencuci piring piringnya. karna hampir 90% Mark lah yang mencuci sedangkan Haechan hanya di bolehkan mencuci gelasnya. melihat itupun Haechan bertanya tanya
"kamu sudah bagian memasak, bila kamu juga yang mencuci lalu peranku apa? hanya memakan? aku ingin membantumu walaupun bagian terkecil agar kamupun tau bahwa kamu memiliki aku, aku yang akan selalu membantumu. bila kita menikah nanti Haechan, bisakah aku meminta satu permohonan?" ucap Mark yang di angguki Haechan
"bila kita menikah nanti bisakah kamu memberatkanku dengan masalah masalahmu? aku ingin aku berguna untukmu, tolong beratkan saja untukku Haechan. akan aku urus semuanya" ucap Mark
mendengar itu mata Haechan berkaca kaca, ia seperti mendengar kata kata yang sangat ia butuhkan, karna selama ini ia menanggung semuanya. bahunya seperti terasa sangat berat, namun walau Haechan tau mungkin itu hanya sebuah kata penenang tapi bahu Haechan terasa lebih ringan sekarang. seperti ada yang bantu memapah dirinya atau hanya sekedar menjadi sandaran bahu itu supaya bahunya terasa sangat ringan.
Mark yang menatap mata Haechan langsung mengelus bahunya, bahu Haechan bergetar. "maafin kakak ya Haechan?? udah buat Haechan berat ya? lepasin semua buat kakak ya, nanti kakak yang bakal nahan semuanya tidak papa" ucap Mark semakin membuat Haechan ingin menangis keras
"kakak jahat. jahat banget." hanya itu beberapa kata yang Haechan keluarkan sebelum ia semakin deras menangis, Haechanpun menangis sambil memukul dada Mark. Mark tak kesakitan, sama sekali. ini seperti pukulan kapas baginya, namun terasa sangat berat karna Haechan membuatnya menjadi sangat jahat. membuat lelaki cantik ini menangis, memang Mark sangat tidak bisa di maafkan.
"iya, kakak jahat. maafin kakak ya Haechan?? kakak janji akan buat kamu lebih banyak tersenyum nantinya" ucap Mark, ia sudah menetapkan hatinya. ia tidak akan meninggalkan Haechannya, sekarang waktunya ia menebus semua kesalahannya karna sudah puluhan tangisan Haechan saat ia tak disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything [ MARKHYUCK ]
Fanfiction"beda sama kakak, emangnya kakak gak jijik sama orang yang kerjanya racik alkohol kaya Haechan ini??" "tidak sama sekali. lagipun kalau kamu memang ada alasan untuk tidak menerima perjodohan ini aku juga punya alasan untuk menerimanya, Seo Haechan."...