chapter 5

1.3K 205 28
                                    

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 12.30 yang artinya Yedam memiliki tiga puluh menit sebelum Sejun dan Hajun sampai di kantornya, dia baru saja melangkahkan kakinya untuk pergi makan siang ketika teleponnya berdering.

"Pak Yedam, ada Bapak Haruto di ruang tunggu yang mau ketemu." kata Minju, yang kebetulan hari ini menggantikan tugas Yujin karena asistennya itu sedang sakit.

"Haruto?" tanya Yedam memastikan.

"Bener, Pak." tegas Minju.

Yedam pikir dia sudah aman karena setelah Haruto mengirimkan bunga padanya beberapa hari yang lalu, dia tidak mendengar kabar sama sekali darinya.

Pokoknya, Yedam harus segera mengusir Haruto sekarang juga, sebelum anak-anaknya tiba di kantor sebentar lagi.

Seandainya Yujin ada di sini, Yedam tidak perlu pusing memikirkan cara untuk mengusir Haruto karena Yujin yang akan langsung menanganinya.

"Minju, tolong bilangin ke Bapak Haruto kalo saya sibuk dan nggak bisa ketemu sama dia hari ini."

Samar-samar, Yedam bisa mendengar Minju yang mengulangi kata-katanya.

"Pak Haruto bilang dia bakal duduk di sini seharian sampe Bapak ada waktu buat ketemu." kata Minju lagi.

Yedam bisa saja menelepon satpam untuk mengusir Haruto dari kantornya, tapi itu pasti akan menjadi bahan omongan di kantor.

Yedam hanya berharap bahwa Haruto bisa pergi dengan damai setelah mereka bertemu, karena dia benar-benar tidak mau menimbulkan keributan di sini.

"Yaudah, saya bakal keluar sebentar lagi." ucap Yedam lalu bergegas menuju ruang tunggu.

~~~^^~~~

Haruto duduk tidak sabaran sambil tersenyum tipis, akhirnya dia bisa juga menembus benteng pertahanan Yedam dan menemuinya.

Meskipun dengan sedikit.. paksaan.

Kalau saja Yedam tidak terus menghindarinya, maka Haruto tidak perlu berkelakuan seperti ini.

Haruto bisa melihat Yedam yang bergegas ke arahnya dengan wajah serius, jadi dia segera berdiri dan menyapanya.

Yedam berdecak malas. "Ngapain sih kamu ke sini?"

Haruto terkekeh. "Nyariin kamu."

"Oke, kamu udah nemuin aku. Kamu bisa pergi sekarang." kata Yedam sambil menunjuk ke arah pintu.

Haruto mengernyit, sikap dingin Yedam yang sekarang ini mulai membuatnya kesal.

"Kamu terima kiriman bunga dari aku nggak?" tanya Haruto lagi.

"Ya."

"Kamu suka?"

Yedam memutar bola matanya. "Aku buang semuanya ke tempat sampah."

"Kamu-- APA?" teriak Haruto membuat beberapa orang yang berseliweran di ruang tunggu menoleh.

"Ssst.." ucap Yedam, dia menarik tangan Haruto untuk ikut keluar dari ruang tunggu menuju deretan lift.

Haruto tersenyum, inilah pertama kalinya Yedam menyentuhnya lagi dan sentuhan itu membuatnya merasa seperti disengat listrik.

Apakah Yedam merasakannya juga? Sepertinya tidak, karena kini dia sedang menatap Haruto dengan tatapan tajam.

Yedam melepaskan genggaman tangan mereka untuk menekan tombol turun lift dan Haruto menyayangkan hilangnya sentuhan itu.

Untuk beberapa menit, Yedam tidak mengatakan apa-apa karena ada beberapa orang yang menunggu lift bersama mereka.

Little Secret - [harudam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang