chapter 10

1.2K 175 12
                                    

Yedam masih mencoba memproses apa yang terjadi ketika Haruto mengatakan mencintainya dan ingin menikahinya.

Kenapa dirinya masih tidak bisa melupakan kesalahan Haruto bertahun-tahun lalu? Bukankah sudah tiba saatnya melupakan itu semua dan membuka lembaran baru dengan Haruto?

Kalau saja Yedam berani memberi Haruto kesempatan, mungkin dia sudah dalam proses merencanakan pernikahan mereka ketimbang hanya duduk sambil memikirkan betapa berantakan kehidupan percintaannya.

Tapi, betapa pun Yedam ingin memberi Haruto kesempatan kedua, dia tahu dia tidak akan bisa menjamin bahwa Haruto tidak akan meninggalkannya lagi.

"Pak Yedam, ada Hajun di saluran dua."

Mendengar pemberitahuan Yujin dari interkom, membuat Yedam langsung menekan tombol untuk menyambungkan panggilan, jeda sedetik sebelum dia mendengar suara Hajun.

"Mama?"

"Kenapa, sayang?"

"Hari ini kita boleh nggak pulang ke rumah?"

Yedam mengernyit bingung. "Tumben? Kalian emang nggak mau ke rumah Om Haruto lagi?"

"Nggak, kita mau langsung pulang ke rumah aja. Nanti Om Haruto yang nemenin kita sampe Mama pulang. Boleh, kan?"

Yedam ingin sekali menolak, apalagi setelah Haruto menumpahkan isi hatinya beberapa hari yang lalu, dia berusaha sebisa mungkin menghindarinya.

Dan meskipun Haruto tidak pernah menyinggung kejadian itu sama sekali, tapi Yedam tahu dari tatapannya bahwa dia sudah sakit hati karena responnya.

"Boleh nggak, Ma?"

Desakan Sejun membuatnya tersadar bahwa mereka masih menunggu jawaban darinya.

"Boleh." ucap Yedam sambil menghela napasnya, "Tapi kalian harus mampir dulu ke kantor Mama buat ngambil kunci rumah, ya."

~~~^^~~~

Ketika Yedam sampai di rumah sore itu, dia bisa mendengar suara tawa Sejun dan Hajun serta aroma masakan yang menyambutnya di depan pintu.

"MAMA!" teriak Sejun yang muncul dari arah dapur sambil berlari.

Yedam langsung berlutut untuk menyambut pelukan Sejun dan mencium Hajun yang mendekatinya dengan langkah lebih tenang daripada kembarannya.

"Mama, ayo ke dapur. Om Haruto lagi masak." kata Sejun, yang sekarang menarik tangan Yedam.

Pada saat itulah Haruto keluar dari dapur sambil meletakkan piring di atas meja sebelum mendekatinya dan memberikan ciuman pada pipi Yedam.

"Kamu bisa masak?"

Haruto menggeleng sambil terkekeh pelan. "Nggak tau sih, tapi semoga aja rasanya enak."

Sejujurnya Yedam tidak percaya dengan rasa masakan Haruto, karena seingatnya Haruto memiliki kecenderungan memasukkan apa saja ke dalam masakannya, entah itu takaran yang pas atau tidak.

Tapi melihat senyuman di wajah Haruto, dia jadi tidak tega untuk menolak.

Yedam hanya bisa berharap semoga dia tidak akan keracunan makanan setelah ini.

~~~^^~~~

Dua jam kemudian, Yedam menemukan dirinya sedang duduk di sofa dengan perut sekenyang ini.

Ketakutannya terhadap rasa masakan Haruto ternyata salah karena dia tidak pernah merasakan nasi goreng seenak itu sepanjang hidupnya.

Yedam menoleh ketika mendengar langkah kaki Haruto yang mendekat ke arahnya.

"Mereka udah tidur?" tanya Yedam.

Little Secret - [harudam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang