chapter 11

1.1K 167 15
                                    

Hari ini, Haruto memutuskan mengajak Asahi untuk melihat-lihat rumah sementara anak-anaknya di sekolah.

Tadinya mau mengajak Yedam, tapi tidak jadi karena Haruto tidak mau merusak kedekatan yang sudah dia bangun dengannya selama seminggu ini.

"Rumah ini punya empat kamar tidur dan tiga kamar mandi. Ada halaman belakang yang cukup luas, sesuai dengan permintaan Bapak." ucap Sakura, agen properti yang disewa Haruto beberapa hari lalu.

Haruto melirik Asahi yang sekarang sedang mengikuti Sakura ke ruang keluarga dengan pintu yang terbuka ke halaman belakang.

"Dan ini adalah ruang keluarga yang juga bisa dijadikan ruang makan."

Kata-kata Sakura menarik perhatian Haruto dari halaman belakang, ruang keluarga itu begitu terang dengan sinar matahari sehingga tidak membutuhkan lampu sama sekali.

Haruto bisa membayangkan dirinya dan Yedam duduk santai di sini sementara Sejun dan Hajun berenang di halaman luar.

"Ada dua dapur di rumah ini, dapur kotor dan dapur bersih." jelas Sakura lagi.

"Rumah ini bagus, gue rasa anak-anak lu bakalan suka." komentar Asahi.

Sisa tur properti itu berlangsung efisien karena ternyata Asahi cukup tahu tentang tata letak ruangan rumah, dan apa yang Haruto butuhkan kalau memiliki dua anak laki-laki yang akan tinggal dengannya.

Pada akhir tur, Asahi mengusulkan agar Haruto langsung mengajukan penawaran.

"Jadi lu serius ya mau jadi family man?" tanya Asahi ketika mereka masuk ke dalam mobil.

"Serius, lah." balas Haruto sambil memundurkan mobilnya dan masuk ke jalan raya menuju sekolah anak-anaknya.

"Lu juga serius buat resign dari Chicago dan mulai dari awal lagi di sini?"

Haruto mengangguk. "Yedam ngasih gue waktu sebulan untuk mikirin ini semua."

Dua hari yang lalu, Haruto sudah menelepon bosnya di Chicago untuk memberitahu tentang pengunduran dirinya.

"Sorry, tapi ini cuma karena anak-anak?" tanya Asahi hati-hati.

Haruto menggeleng. "Ini termasuk untuk bisa deket sama Yedam lagi."

"Haruto."

Mendengar panggilan itu, Haruto menoleh ke Asahi yang sedang menatapnya ragu-ragu.

"Gue cuma nggak mau lu menggantungkan semua harapan lu ke dia tanpa ada jaminan bahwa dia juga punya perasaan yang sama ke lu."

Haruto hanya bisa tersenyum mendengar peringatan dari Asahi, dia tidak bisa membantah bahwa kenyataannya Yedam memang hanya ingin berteman dengannya.

~~~^^~~~

Beberapa hari kemudian, Jisoo mengundang Haruto untuk makan siang di rumahnya. Dan kesan pertama yang Haruto dapatkan tentang Papa Yedam adalah bahwa beliau diktator sejati.

Seungyoon hidup untuk mengatur orang-orang di sekitarnya. Bertemu dengannya membuat Haruto sadar bahwa semenjak mereka tiba di rumah ini, Yedam kelihatan sangat tidak nyaman.

Hilang sudah sosok Yedam yang independen dan percaya diri, yang tersisa hanyalah seseorang yang kelihatan tidak pasti dengan hidupnya.

Haruto ingin segera membawa Yedam dan anak-anaknya keluar dari sini sekarang juga dan tidak pernah kembali lagi.

Seungyoon duduk di salah satu kursi taman dan menyodorkan kotak kayu berisi cerutu padanya, tapi Haruto menolak dengan sopan.

"Saya rasa nggak ada gunanya untuk basa-basi."

Little Secret - [harudam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang