chapter 2

1.6K 230 42
                                    

Yedam sudah merasa muak berdiri di sini selama setengah jam dan berbasa-basi dengan orang-orang yang tidak dikenalnya sama sekali.

"Pak Yedam nggak apa-apa?" tanya Yujin, asistennya, yang dia paksa untuk menemaninya malam ini.

Yedam hanya tersenyum penuh keyakinan. "Apa aja agenda kita malam ini?"

Yujin menoleh, sambil berjalan di samping Yedam. "Acara penggalangan dana ini mencakup makan malam dan akan ditutup oleh acara lelang, Pak."

"Makasih ya udah mau nemenin saya ke acara ini." ucap Yedam ketika mereka berdua masuk ke dalam ballroom.

"Sama-sama, Pak. Lagian kita cuma perlu ada di sini sekitar satu jam, abis itu kita bisa pulang, Pak." kata Yujin saat mereka akhirnya duduk satu meja dengan delapan orang lainnya.

Yedam sudah terbiasa dengan cara kerja Yujin yang efisien dalam mengatur jadwalnya sehingga dia hanya perlu mengangguk sebagai tanda setuju.

Daftar barang yang akan dilelang malam ini sudah diselipkan bersama undangan, jadi para tamu bisa memutuskan pilihan mereka sebelumnya.

Yedam juga sudah menandai beberapa barang yang dia inginkan untuk diberikan kepada Yujin sebagai tanda terimakasih karena sudah menemaninya malam ini.

~~~^^~~~

"Gue nggak percaya kita telat." ucap Asahi sambil bergegas menuju ballroom tempat acara diadakan.

"Ya, jangan salahin gue." balas Haruto tidak peduli.

Asahi hanya memutar bola matanya mendengar jawaban Haruto. Begitu mereka tiba di meja penerimaan tamu, Asahi langsung memberikan undangannya, dan salah satu staff langsung mengantarkan mereka masuk ke dalam ruangan.

Mereka sampai di meja yang berada di tengah, tiga baris dari panggung, dan Haruto buru-buru meminta Asahi untuk duduk agar tidak menghalangi tamu-tamu lain.

Haruto baru menyadari bahwa ruangan ini dipenuhi oleh tamu-tamu yang berpakaian super formal, berbanding terbalik dengan dirinya.

"Kayaknya gue salah kostum deh." bisik Haruto pada Asahi yang sekarang sedang membaca menu.

"Kan udah gue bilang kalo acaranya formal." balas Asahi tanpa mengalihkan tatapannya dari menu.

Pada saat itu MC mengundang seseorang untuk memberikan pidato pembuka dan Haruto menahan dirinya untuk memberikan komentar lebih lanjut.

~~~^^~~~

"Kenapa gue jadi beli satu set beauty care?" ucap Haruto dengan nada sewot sambil melangkah keluar dari ballroom.

"Emangnya kenapa?"

"Lu sengaja ya bikin gue nawar barang itu?" tanya Haruto curiga.

"Gue nggak ngerti apa yang lu omongin." balas Asahi tenang, tapi Haruto tahu kakaknya berbohong karena dia menolak menatapnya.

"Sekilas info aja sih, gue bakal ngasih ini ke Mama, bukan ke elu."

"Ih, kenapa gitu?!" ucap Asahi terkejut dan dengan begitu mengonfirmasi kecurigaan Haruto tadi.

Mereka berdiri di depan pintu lift dengan tamu-tamu lain yang sekarang sedang mendengarkan perdebatan mereka.

Tatapan Haruto tiba-tiba jatuh kepada seorang lelaki yang berdiri sekitar sepuluh meter darinya, dan dia hanya bisa melihat punggung lelaki itu.

Semakin lama Haruto memerhatikannya, semakin dia sadar bahwa ada sesuatu yang sangat familiar tentang lelaki itu.

Dan pada saat itulah Haruto mendengarnya tertawa.

Little Secret - [harudam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang