#9

17K 3.1K 170
                                    


Jangan lupa vote sehabis ngebaca ya reader's, karena vote anda adalah hal yang berharga buat author ..

Happy Reading guys😄😄

--------------

"Bukankah itu luar biasa Marquis." Kaisar kini angkat suara. "Putrimu istimewa Marquis. Aku iri padamu.." ucapnya tersenyum pada Cellina. "Kamu sungguh di berkati Dewi anakku.." usapan lembut kaisar layangkan pada pucuk kepala Cellina.

Marquis Heros memandang iri dengan raut wajah datarnya pada kaisar. Tak lama ia pun menepis kasar tangan itu di atas kepala putrinya. "Ia putriku Yang Mulia, bukan putri anda." Ketusnya yang di balas kekehan dari kaisar atas kecemburuan dari sahabat lamanya itu.

"Ya aku tau.." balasnya. "Ya Dewi, kau cantik sekali Cellina. Panggil paman dengan sebutan paman kaisar coba?" Pinta Kaisar Felipe pada anak sahabatnya itu. Heros hanya bisa mendengus kesal, hey Cellina itu putrinya bukan putri si Kaisar yang keparatnya adalah sahabatnya sendiri bersama ratu beserta almarhuma istrinya dulu.

Sedangkan Brian memandang heran kepada wanita yang ia benci di hadapannya itu. Mengapa ia memberikannya sebuah benda berharga yang di sertai dengan sihir perlindungan yang tak kalah berharganya itu.

"Terimakasih.." cicit pria itu yang dapat di dengar oleh empat orang yang ada di dekatnya.

"Ya pangeran??" Pandangan Cellina kini jatuh kembali pada putra mahkota.

"Terimakasih.." ulangnya. Cellina mengangguk dan tersenyum. "Sama-sama" balasannya lembut membuat Brian kembali terdiam.

Pikirannya kini mengulang mengenang masa lalu mereka. Lebih tepatnya masa lalu dimana ia selalu menghina dan mencemooh gadis dihadapannya itu. ah,ia kini merasa bersalah. Sungguh..

"Silahkan nikmati pestanya, saya permisi dulu.." ucap Brian pergi meninggalkan keempat orang di hadapannya itu.

"Tapi ini acaramu sayang." Cegah ratu. Pangeran Brian menggeleng."aku ada urusan penting bu', aku akan segera kembali." Pangeran Brian benar-benar menghilang dari balik pintu aula setelahnya.

Cellina menaikkan alisnya tak paham mengapa pria yang menjadi alasan terjadinya acara ini, malah pergi meninggalkan acaranya sendiri. Mungkin karena Miranda belum datang?? soalnya sedari ia datang, gadis dari inti cerita ini belum juga muncul. Entahlah, Cellina pun tak tau dan tak mau ambil pusing.

Lama ia berbincang dengan kaisar dan juga ratu, sebuah suara mengalihkan perhatiannya.

"Salam kepada matahari dan bulan kekaisaran Ernes. Semoga Dewi Irish selalu memberkati Anda yang mulia." ucap Mikhael bersama dengan Miranda. "Dan salam kepada tuan Marquiss Trenox beserta Lady Trenox." Sambung Miranda.

Gadis bersurai coklat muda itu membungkuk hormat kepada dua orang nomor satu di kekaisaran ini. Terlihat anggun dengan gaun lilacnya yang serasi dengan dirinya yang semakin menambah kecantiknya.

"Salam Duke dan lady Skonet, semoga Dewi Irish selalu memberkati kalian berdua." jawab raja, sedangkan ratu hanya melirik tak minat kearah dua orang itu.

Jangan tanya mengapa, entah dalam hati sang ratu tak pernah menyukai dua orang dihadapannya itu terlebih jika itu menyangkut Miranda. Karena dia putra satu-satunya menjadi sedikit membangkang padanya.

"Astaga sayang, semakin melihatmu mengapa aku merasa kamu semakin cantik saja. Aku sampai iri." Abainya lebih memilih melanjutkan acara pujiannya pada anak Heros sahabatnya beserta sang suami daripada ia harus meladeni gadis beserta pria brengsek di hadapannya itu.

Ratu tau betapa brengseknya perlakuan Mikhael terhadap Cellina semenjak Miranda ada di antara mereka. Dan Ratu Valerie membenci itu dan mulai memandang rendah Miranda ketika ia tau sang anak ikut menaruh hati pada gadis itu.

"Bibi juga sangat cantik, apa yang harus bibi ratu irikan pada saya yang hanya butiran debu ini." Puji balik Cellina mengabaikan dua makhluk astral di sampingnya, termasuk sang ayah yang ikut menganggap kehadiran Mikhael dan Miranda hanyalah angin lalu. Sedangkan sang kaisar kini menatap bingung kepada tiga manusia yang sedari tadi bersamanya itu.

"Eh, bukannya Duke Mikhael dan lady Trenox bertunangan??" Tanya Kaisar Felipe kepada Mikhael setelah ia sadar saat lelaki itu malah datang bersama gadis lain di acara ulang tahun putranya.

"Tidak paman kaisar." Bukan Mikhael yang menjawab, tetapi Cellina. "Kami sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan pertunangan paman." Dengan nada tenang tanpa raut emosi atau sakit hati membuat Mikhael sedikit penasaran. Bukankah gadis yang ada di hadapan kaisar itu sangat mencintainya?? Ia masih ingat bagaimana gadis itu dengan tak tau malunya berusaha menjelaskan apa yang ia alami setelah kejadian malam memalukannya itu meski Mikhael sudah menolaknya berkali-kali.

"Sayangku.." ratu Valeria merangkup tangan Cellina berusaha menenangkannya. "Pria brengsek tak pantas untuk putri sahabatku Retha yang cantik ini. Sabar ya cantik, nanti ada pria yang lebih baik yang di siapkan Dewi untukmu sayang." Perlakuan beserta sindiran yang di pertunjukan untuk Cellina dan Mikhael membuat para bangsawan yang hadir mulai kembali berbisik-bisik mengiri dan menyindir terhadap Cellina dan Mikhael. Iri terhadap perlakuan ratu yang di tunjukkan kepada Cellina dan menyindir Mikhael yang pada dasarnya pantas untuk disindir.

Astaga, aku merasa iri terhadap lady Cellina. Bagaimana caranya ia bisa dekat dengan ratu seperti itu? Tanya salah seorang gadis bangsawan terhadap temannya.

Entahlah, aku juga tak tau. Tapi yang dikatakan ratu ada benarnya. Semenjak gadis di samping Duke itu hadir, Duke menjadi pria brengsek bukankah begitu?? Kasihan lady Cellina... Balas yang lain.

Kok aku baru sadar sekarang ya??

Shut, diamlah nanti Duke mendengarmu.

Mikhael mengepalkan tangannya. Aku sudah mendengarnya sialan.. ucapnya dalam hati. Ia pun melirik kearah Miranda yang memandang kearah ratu dan mantan tunangannya.

gadis itu ingin sakali ikut andil dalam obrolan antara Cellina dan Ratu Valeria. Hanya saja kehadirannya seperti tak di harapkan. Bahkan untuk Marquis Trenox pun saat ia memberi salam, lelaki tua itu bahkan tak menggubrisnya sedari tadi.

Ia menghela nafas kasar. Sadar akan kehadiran dirinya dan Miranda tak di ingin kan. Mikhael sesegera menarik gadis itu pergi membaur dengan yang lain. Tetapi sebelum itu ia sempat-sempatnya melirik kearah mantan tunangannya yang semakin cantik dari terakhir kali ia lihat.

"Ayo kita pergi, permisi yang mulia Kaisar, yang mulia ratu dan tuan marquiss beserta nona Trenox. Semoga Dewi Irish selalu memberkati kalian.." ucap Mikhael kembali.

"Baiklah, semoga kau juga dan lady Skonet. Nikmati pestanya." Ucap kaisar berusaha untuk tetap netral.

"hmm" balas Heros. Sedangkan Cellina dan Ratu sama sekali tak menyahuti kedua insan itu. Mereka terlalu larut dalam dunia mereka berdua.

Tanpa sadar dari sudut sana, seseorang sedari tadi memandangi kearah empat manusia itu dengan tatapan terluka. Terluka akan kebodohannya sendiri. Ingin menghampiri dan berucap kata maaf, namun langkahnya terhenti saat ia lihat orang yang pernah ia sukai ada disana memberi hormat kepada kaisar dan ratunya.

Pria itu pun sempat merasa iri saat gadis yang tengah mengandung anaknya tersenyum kepada pria lain dan memberikan sebuah hadiah istimewa pada pria itu.

Arion Villabet, pria malang yang di Landa rasa pilu beserta bimbang. Bimbang ingin memperjuangkan siapa. Gadis yang di sukai ya atau gadis yang ia hancurkan hidupnya yang kini lambat laun menguasai pikirannya.

"Maafkan aku.." langkahnya pergi meninggalkan area ballroom setelah ia puas melihat keadaan Cellina yang baik-baik saja beserta calon anaknya yang masih bersemayam di dalam perut buncit gadis itu.

TBC...

Vote and Follow author. Sorry kalau ceritanya kurang bagus dan banyak typo. Mianhae..

The Crazy Villain Lady (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang