#13

16.6K 2.9K 167
                                    


Jangan lupa vote sehabis ngebaca ya reader's, karena vote anda adalah hal yang berharga buat author ..

Happy Reading guys😄😄

--------------

Langkah Cellina terhenti tepat di depan cafe yang ia cari sehabis kabur dari Darrel sang penyihir agung. Matanya menyipit "sialan.. kabur dari calon anj*ng gila, nih cafe baru ketemu. Giliran dari tadi gue keliling nyariin dari ujung sana ke ujung sini, enggak ketemu-ketemu. Emang kampret lah.." ucapnya memasuki area Cafe.

Tring.... (Anggap saja suara bel pintu)

Tatapan pengunjung cafe tertuju pada Cellina yang berpakaian biasa tanpa penutup kepala seperti cerita sebelah (enggak tau cerita yang mana, yang penting itu cerita sebelah). Ia berjalan menghampiri seseorang wanita di balik kounter. "Lindungi mereka yang tak mampu. Hancurkan mereka yang serakah. Saya Cellina meminta ijin bertemu dengan dia yang sedang berkuasa." Bisiknya memberi kode pada si wanita di balik kounter.

Seakan paham, wanita bersurai merah meminta  Cellina untuk mengikutinya. "Silahkan ikut saya nona." Langkahnya memasuki sebuah ruangan yang tak jauh dari sana.

Jika bertanya mengapa Darkmoon lebih memilih berkumpul di cafe dari pada di bar?? Karena anggota Darkmoon semuanya perempuan tangguh dan tak ada satupun anggota pria yang di ijinkan bergabung di guild ini. Dan kalian tau lah, cafe tuh tempat nongkrong ciwik-ciwik.

So, untuk melakukan segala pertemuan. Para anggota Darkmoon, selalu melaksanakannya di sini. Dan Emmy adalah pendiri Darkmoon sekaligus pemilik cafe ini.

Bisa Cellina lihat gadis cantik yang sedang duduk di balik kursi sana tengah sibuk dengan pekerjaannya. Tanpa menutup identitasnya, Emmy Wilson. Anak dari Baron Wilson, gadis yang menjunjung tinggi keadilan. Itu alasannya, gadis bersurai pink gelombang yang di ikat ikal itu membangun organisasi ini. Kekaisaran sudah mengetahuinya dan sudah memberi izin dalam organisasi ini.

"Chief... Anda memiliki tamu. " Ungkap wanita yang di ikuti Cellina. Gadis yang di panggil Chief itu menghentikan kegiatannya yang sedang memeriksa sebuah dokumen dari salah seorang kliennya.

"Duduk, dan kau pergilah.." pintanya menunjuk arah kursi yang ada di hadapan mejanya. Cellina mengikuti perintah Emmy untuk duduk di hadapannya gadis itu "ada apa sehingga lady Trenox sudi datang ke tempat saya yang rendah ini??"  Tanyanya tanpa basa-basi melipat kedua tangannya sebagai menyangga dagu.

"Saya ingin anda mencari seseorang." Ungkap wanita yang baru saja menjadi orang tua tunggal itu. Emmy menaikkan alisnya tak paham.

Paham akan kebingungan dari raut wajah Emmy, Cellina pun mulai bercerita. Sehingga anggukan bahwa Emmy sudah memahami setiap perkataannya ia dapat.

"Tolong temukan orang itu. Ini penting bagi hidup saya.." pintanya. Emmy menganggukkan kepalanya. "Kau tau bayaran mencari seseorang tak murah bukan?? Apa lagi, sepertinya orang yang lady cari bukanlah berasal dari kekaisaran ini."  Cellina mengangguk, ia mengeluarkan sekantong koin emas di sertai dengan potongan kecil permata biru yang langkah nan mahal itu. Melemparnya tepat di hadapan gadis itu, sehingga isinya keluar tanpa sengaja.

Mata Emmy membulat sempurna saat   melihat isi kantong yang dibawa Cellina. Bahkan permata yang di incar oleh seluruh bangsawan maupun penduduk di kekaisaran ini ada di  di hadapannya kini.

"Nona, ini??.." Emmy menatap wanita cantik dihadapannya tak percaya.

"Itu bayaranmu untuk uang mukanya. Jika kau sudah menemukan orang yang kucari. Kalung Amesty ini menjadi milikmu." Cellina mengeluarkan satu kalung langkah berliontin batu permata biru seperti yang ia berikan tadi bersama para koin emas. Namun kali ini permata kalung Amesty kemurniannya jauh di atas batu kecil yang ia berikan itu.

Gadis bersurai pink menelan ludahnya kasar. Astaga godaan terlalu kuat untuk di tolak eksistensinya. Pikir Emmy.

"Aku menunggu kabar darimu Emmy. Tolong kabari aku secepatnya jikalau kamu sudah menemukan orang itu. Aku tak bisa berlama-lama, tolong kabari aku secepatnya." Ungkap Cellina bangkit dari duduknya yang di ikuti  Emmy.

"Akan ku usahakan agar tidak mengecewakanmu. Senang bekerja sama denganmu Lady Trenox." Katanya seraya menjulurkan tangannya untuk bersalaman yang di sambut baik oleh Cellina. "Senang bekerja sama dengan anda Lady Wilson.. tolong panggil saya senyamannya anda." Senyumnya.

Emmy mengangguk.

"Kalau begitu saya permisi nona.." Cellina akhirnya pergi meninggalkan Emmy yang sedang tersenyum di arah sana.

"Hati-hati di jalan" lirih Emmy yang sudah tak melihat badan Cellina yang hilang di balik pintu ruangannya.

-
-

Sudah sejam yang lalu Cellina kembali dari acara perginya. Gadis yang sudah mengganti statusnya menjadi seorang wanita di usianya yang masilah terbilang muda, 19 tahun itu kini sedang bermain dengan putranya yang tampan.

"Anak bunda yang tampan kaya Cha eunwoo. tapi masih tampanan anak bunda, ini tadi jadi anak baik enggak?? Enggak ngerepotin Marry kan sayang??" tanya Cellina dengan sesekali menciumi pipi gembul putranya yang manis.

Emilio hanya tertawa sebagai jawaban dari pertanyaan sang ibu. Sesekali tangannya terangkat ke atas seperti ingin menggapai sesuatu. Cellina hanya memberikan jari telunjuknya ketika hal itu terjadi.

"Anak pinternya bunda.. Nanti kalau dah gede mau jadi apa sayang?? Jadi presiden mau?? Menteri?? anggota parlemen?? Rajakah?? Duke ?? Atau pengen jadi penguasa dunia kaya Kim Jong-un??" Rentetan pertanyaan kembali wanita itu ajukan. Sang anak kembali tertawa melihat ibunya. Cellina tersenyum melihat tawa bahagia anaknya. "Ibu akan berikan dunia untuk putra ibu yang paling tampan ini. Ibu menyanyangimu sayang. Sangat menyayangimu. " Sorotan matanya yang tertuju pada sang putra penuh cinta.

Entah mengapa, Cellina merasa akan mempersembahkan dunia demi putranya kelak agar ia bahagia jika Emilio sang putra meminta itu. Tak tanggung-tanggung ia akan mempersembahkan nyawanya demi tujuannya terwujud.

Emilio putranya, Emilio hartanya yang berharga...

Kegiatan yang dilakukan Cellina di kamarnya tak luput dari mata elang seorang pria yang tak jauh dari sana memandang sepasang ibu dan anak itu sendu. Ingin rasanya bergabung, namun apa daya. Langit serasa tak menyetujui ia bersama dengan orang yang selalu menghantuinya dengan rasa bersalah yang sangatlah hebat.

Yang bisa ia lakukan hanya dapat menguntitnya dari kejauhan.

"Putraku, tunggu ayah akan menjemputmu bersama ibumu.." ucapnya pergi meninggalkan tempatnya.

Cellina yang merasa di awasi dari balik pohon yang tak jauh dari balkon kediamannya. Kini melangkah keluar mencari orang itu. "Sepertinya tadi ada orang yang sedang mengawasiku. apa itu hanya perasaanku saja?? Entahlah aku tak tau." katanya. Namun hawa keberadaan yang ia rasakan tadi kini sudah menghilang. Cellina memutuskan kembali berjalan masuk menghampiri Emilio yang sibuk dengan mainannya di atas ranjang.

Manisnya pikir Cellina.

TBC....

Vote and follow author, kalau enggak mau follow juga GPP. Tetapi setidaknya vote sebagai dukungan buat author ya.

Mohon maaf bila banyak kata yang typo. Author cuman manusia biasa bisa salah dan khilaf dalam penulisan.

Ada pesan buat para tokoh juga boleh. Itu pun kalau ada .. kalau enggak ada, umpatan pun boleh di ajukan untuk mereka wkwkwkwk...

The Crazy Villain Lady (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang