#12

16.7K 2.9K 102
                                    


Jangan lupa vote sehabis ngebaca ya reader's, karena vote anda adalah hal yang berharga buat author ..

Happy Reading guys😄😄

--------------

Hari-hari Cellina jalani penuh kasih selama ia merawat Emilio putranya yang tampan dan imut. Meski terkadang rasa lelah menghantamnya. Taulah, merawat seorang bayi sendirian tanpa pendamping atau ibu asuh itu cukup melelahkan. Dimana Cellina mau tak mau harus terbangun di tengah malam demi memberikan ASI-nya untuk sang anak. Wanita itu tak ingin anaknya di berikan asi lain selain miliknya. Ikatan antara ibu dan anak, itu yang ingin Cellina jaga.

Pagi ini Cellina untuk pertama kalinya ketika putranya mulai beranjak lima menuju ke enam bulan, keluar dari kamarnya untuk menemui dunia luar. Setidaknya hanya sebatas taman depan kediamannya untuk memberi anaknya rangsangan vitamin D dari matahari untuk kulitnya yang sedikit ke Tan mengikuti kulit sang ayah.

Pekikan gemas saat melewati lorong Mension utama dari para pelayan, dapat di dengar Cellina. Wanita itu hanya terkekeh, ia senang jika para penghuni Mension menyayangi anaknya juga seperti dirinya. Terlebih lagi pelayan pribadinya yang lebih protektif dari dirinya jika mengenai sang anak.

Bisa di lihat saat ini, ketika ia tak pendapatkan nonanya beserta sang tuan muda di dalam kamar. Marry kelimpungan mencari dua manusia yang sudah ia beri sumpah setia bagaikan kesatria itu, hingga ia akhirnya menemukan sang tuan tengah berada di taman Mension utama sedang berduduk santai menikmati matahari pagi.

"NONAAAA.." teriak Marry pada Cellina. Cellina yang merasa terpanggil pun berbalik menghadap ke sumber suara.

Bisa ia lihat pelayannya yang kini berjalan menghampiri dirinya dengan wajah yang masam penuh kekhawatiran. "Astaga nona, saya pikir anda hilang bersama tuan muda." Ucapnya ketika tiba di hadapan Cellina. "Nona membuat saya khawatir tau. Saya pikir nona kembali ke kediaman semula karena bosan berada di sini." Lanjutnya.

Cellina tersenyum kecil pada Marry, ia kemudian menggeleng. "Setelah ayah menerima ku, kenapa aku harus pindah lagi. Lagi pula tempat yang luas dan nyaman itu prioritas utama untuk kenyamanan putraku Marry. Maaf membuatmu khawatir, hanya saja Emilio sayang ku merasa bosan berada di kamar terus. Sesekali membawanya keluar dan menikmati hari kan bagus. " Dengusan terdengar jelas dari Marry.

"Tapi nona, tuan muda masih muda. Tidak baik membawanya keluar dari kamar anda. Bagaimana jika tuan muda kepanasan atau di gigit serangga?? Hayo, saya tidak mau tuan muda terkena gigitan serangga yang jahat atau matahari yang terlalu terik. Kasihan nanti tuan muda menangis.." Omelan yang dipenuhi dengan nada kasih sayang di setiap intonasinya membuat Cellina hanya dapat geleng-geleng kepala.

Sebenarnya di antara dirinya dan Marry yang melahirkan Emilio siapa sih?? Kok Marry yang lebih cemas dari pada dirinya.

"Astaga Marry, aku tau apa yang di perlukan putraku. Lagi pula sinar matahari pagi bagus untuk kesehatan. Kamu tak perlu overprotektif seperti itu. Dia anakku dan aku ibunya, aku yang paling tau apa yang terbaik untuk anakku. Jika hal buruk terjadi, aku yang paling utama yang akan menghancurkan siapa saja yang berani mengusik putraku. Baik itu serangga atau apapun.." tekan Cellina di akhir kalimat nya. Marry mengangguk paham. Gadis itu pun kini memposisikan dirinya berdiri di samping nonanya yang tengah duduk itu.

Cukup lama Cellina menikmati cahaya matahari pagi, sehingga ia merasa cukup dengan itu dan kemudian kembali menuju kamarnya. Sudah lebih dari seminggu ayahnya tak berada di kediaman ini di karenakan dekrit kaisar yang mengharuskannya pergi menjadi utusan perdamaian di kekaisaran sebelah.

Untung sebelum keberangkatan sang ayah, Cellina lebih dulu memberikannya perlindungan atau bisa di sebut armor demi keselamatan sang ayah. Meski ia tau ayahnya kuat, hanya saja di kekaisaran sebelah itu memiliki banyak kemungkinan-kemunkinan.

"Marry, kapan ayah akan kembali??" tanya Cellina setelah ia menaruh sang putra di box bayinya karena tertidur.

"Tuan kembali dua hari lagi nona." Jawab Marry, Cellina menganggukkan kepalanya paham.

"Apa kau bisa menjaga Emilio sebentar. Aku ada sedikit urusan di luar." tanya wanita itu kembali. Marry mengangguk "bisa nona.." ucapnya bahagia.

Tentu saja, mana bisa ia melewatkan kesempatan bersama si tampan nan imut Emilio anak majikannya. Marry tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia kan bisa menyombongkan diri kepada yang lain nantinya..

Semua pelayan di Mension Marquis sangat ingin menggantikan Marry menjadi pelayan pribadi Cellina. Itu semata-mata demi bisa melihat sang penerus kediaman ini yang kadar ketampanannya mereka yakini akan kengemparkan negeri ini, mungkin benua.

Cellina mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih sederhana. Tujuannya keluar mension adalah untuk menemui salah satu guild yang agak misterius namun terpercaya untuk mendapatkan informasi.

Dalam kisah 'To be with you' ada sebuah misteri yang sedikit membuat Cellina penasaran. Ada sebuah sepenggal kalimat dimana seorang pria misterius datang menghampiri Cellina asli dan berucap 'Tolong ingat aku, aku akan selalu mengingatmu meski harus menunggu seribu tahun lagi.' dengan iris matanya yang berwarna emas. Hanya itu yang Cellina saat ini tau.

"Aku pergi, titip buah hatiku padamu Marry. Dan jangan keluar dari ruangan ini. Seseorang sedang mengawasi putraku" katanya di akhir dengan bisikan kepada pelayannya itu.

Armor segera ia pasang sebelum meninggalkan kamar dengan teleportasinya

Kini Cellina berada di pusat kota mencari lokasi dimana para guild Darkmoon selalu berkumpul meski tanpa mengungkap identitas mereka. Namun mereka dapat mengenali satu sama lain dengan aura yang di berikan sang pemimpin guild yang mempunyai sedikit sihir.

Berjalan mencari cafe bernama Emmy. Mulai dari ujung ke ujung, lorong ke lorong, gadis itu belum menemukan tempat yang ia tuju. Sehingga tanpa sengaja ia menabrak seseorang saat tengah sibuk celingak-celinguk mencari cafe tersebut.

Buk...

Cellina mengusap kepalanya spontan. "Sowrry, saya tidak sengaja.." ucapnya kini mendongak menatap orang yang ia tabrak.

Seorang pria tampan bermata coklat muda dengan Surai yang sama pula tertangkap Indra penglihatannya. Cellina di buat terkagum dengan ciptaan Tuhan itu, atau lebih tepatnya ciptaan si penulis mungkin.

Kenapa para pria disini harus tampan sih. Good looking semua, kan jiwa pencinta cogannya nanti keluar. Tapi anak gue lebih topcer sih gantengnya. Pikirnya.

Cellina mengedipkan matanya lucu saat si pria tak kunjung memutus pandangannya dari dirinya.

Cantik.. pikir si pria tak bosan memandangi wajah gadis yang menabraknya.

Tunggu dulu, Cellina ingat. Surai coklat muda dengan iris yang sama. Cellina tau siapa pemilik deskripsi itu. Darrel Lionel Dreight, penyihir agung yang sakit jiwa karena Miranda yang mencampakkannya nanti.

Cellina menggelengkan kepalanya mengingat ketika nantinya Darrel bertemu Miranda dan jatuh cinta. Pria sakit jiwa karena cinta itu akan berbuat apa saja dan menghancurkan apa saja demi sang pujaan hati. Meski Cellina dalam cerita itu sudah tidak ada sih. Tapi antagonis lainnya bukan cuman hanya dia. Ada lady Wallter dari keluarga duke Wallter, Lidya Wallter yang jatuh cinta pada putra mahkota dan menjadi tunangan dari sang penerus kekaisaran itu.

Cellina berjalan mundur menjauh dari Darrel yang memasang wajah bingungnya kini. Tak lama ketika merasa cukup jauh dari pria tersebut, dengan kecepatan kilat Cellina lari dari tempatnya.

TBC ....

vote and follow author, kalau enggak mau juga GPP. Tapi setidaknya vote guys.. maaf kalau banyak typo.. author cuman manusia biasa..







The Crazy Villain Lady (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang