#11

16.7K 3.1K 210
                                    


Jangan lupa vote sehabis ngebaca ya reader's, karena vote anda adalah hal yang berharga buat author ..

Happy Reading guys😄😄

--------------

Cellina memegang perutnya yang terasa keram. Tak terasa bulan sudah berganti lagi. Bukankah ini hari dimana sang janinnya akan lahir ke dunia nyata yang begitu kejam.

"Akhh sakit.." kantung ketubannya pecah. Beruntung saat itu pelayannya Marry datang untuk menemuinya.

"ASTAGA NONA.." panik Marry menghampiri Cellina. "Tunggu disini nona, saya akan panggilkan tabib dan tuan Marquiss." Marry segera berlari menuju ruang tabib dan Marquiss setelahnya.

Satu setengah jam perjuangan di dalam kamar yang tak terlalu luas itu untuk mengeluarkan kehidupan baru pada dunia dan akhirnya berhasil. Suara tangis menggema keluar dari kamar Cellina.

Oek...Oek ..Oek..

Wajah Marquiss yang tadinya penuh dengan kekhawatiran setelah mendengar suara cucunya untuk pertama kali menjatuhkan air matanya bahagia bercampur legah bersamaan dengan para pelayan yang ada di kediaman itu.

Sedangkan Cellina merasa bangga atas perjuangannya. Wajah tampan anaknya sungguh membuat dirinya terasa sangat, sangat, dan sangat bahagia. Lelahnya atas perjuangan menahan rasa sakit akibat melahirkan kini terbayar sudah.

" salamat, anak anda sungguh sangat tampan lady. Dewi memberkati" Ucap perawat yang membantu dirinya melahirkan yang di anggukkan yang lain, menaruh bayi mungil yang baru menghirup udara penuh dengan polusi manusia egois itu di dadanya. Ya, benar kata para perawat. anaknya memang sangatlah tampan. Perpaduan antara dirinya dan bajingan Arion. Mata biru dan suarai putih adalah kloning dari dirinya. Sedangkan postur wajahnya adalah milik si Arion yang memperjelas dia adalah ayah dari anaknya itu.

"Anakku.." suara parau terdengar dari mulutnya. "Anakku sungguh tampan, ibu menyayangimu sayang.." Cellina mencium pucuk kepala putranya yang berada tepat di atas dadanya.

Pintu kamarnya terbuka, tampak Marquis dan pelayan pribadinya dengan wajah yang penuh air mata bahagia menghampiri dirinya.

"Dia tampan." Ucap sang Marquis mengelus pucuk kepala cucunya yang telah lahir kedunia. "Ayah bangga padamu sayang. Terimakasih telah selamat melahirkan cucuku ke dunia." Heros mencium pucuk kepala Cellina.

Cellina tersenyum menatap ayahnya. "Terimakasih karena sudah menerimaku beserta anakku kembali ayah. Cellina sayang ayah.." setelah mengucapkan kata itu, Cellina pingsan karena kelelahan.

Wajah panik Marquis beserta yang lain yang masih berada di kamar itu kembali tercetak. Namun tak lama kemudian berubah ketika sang tabib berucap jikalau nonanya tengah kelelahan dan tertidur.

-
-

Kabar tentang Cellina sudah melahirkan seorang bayi mungil yang sangat tampan sampai juga ketelinga Arion. Pria bersurai hitam dengan bola mata merah menyala itu tampak bahagia bercampur sedih. Ia bahagia karena putranya telah lahir, kemudian sedih karena tak ada disana menyaksikan wanita yang mengandung anaknya tengah berjuang membuat sang anak lahir kedunia. Rasa bahagia menyaksikan itu pasti sangatlah berlipat ganda bukan??

"Seperti apa wajah anakku Jeremy??" Tanya Arion dengan wajah berserinya.

Jeremy tersenyum melihat tuannya nampak bahagia meski raut sedih masih terlihat jelas disana. Meski begitu tangan kanan Arion itu tetap bersyukur. "Menurut penjelasan mata-mata yang saya taruh di sana, putra anda sangatlah tampan yang mulia. Mata dan rambutnya adalah milik nona Cellina, tetapi fitur wajahnya adalah milik anda sepenuhnya. Sepertinya anak anda nantinya akan menjadi incaran para calon nona bangsawan yang mulia." Jelas Jeremy.  Arion tersenyum bangga.

"Aku akan menemui mereka dan berkata sejujurnya jikalau aku adalah ayah dari anak itu" tanpa pikir panjang Arion bangkit dari tempat duduknya.

"Tapi tuan.." langkah Arion terhenti saat suara Jeremy menginstruksi. "Anda tidak boleh kesana dulu tuan. Nona Cellina sedang tidak sadarkan diri.." bagai di sambar petir, Arion terjatuh kelantai karena menerima kenyataan dari ucapan Jeremy barusan.

"Kediaman Trenox sedang sibuk karena itu. Tuan Marquiss bahkan menutup rapat kediaman mereka dari orang luar yang sempat mengadakan janji dengannya bahkan raja pun ia batalkan pertemuannya demi nona, tuan. " Ucap Jeremy kembali. Ya walaupun aslinya sih Cellina sedang tertidur karena kelelahan akibat melahirkan. Hanya saja Marquis bertanggapan berlebihan. Jadi hasilnya gitu deh..

"Apa yang harus ku lakukan Jeremy? Aku ingin menemui anakku. Apa yang harus kulakukan??" Tanyanya.

Raut wajahnya membuat Jeremy kembali merasa teriris. "Bersabarlah tuan, ketika saya sudah mendapatkan kabar tentang keadaan nona. Saya akan langsung mengabari Anda tuan."  Pria itu terpaksa mengangguk. Ia tak mungkin memaksakan kehendaknya untuk berkunjung sementara di tempat tujuannya sedang tak ingin menerima tamu.

"Terus awasi keadaan kediaman marquis Trenox. Jika sudah ada kabar sampaikan padaku, aku mohon Jeremy.." suara Arion terdengar pilu. Jeremy mengangguk mengiyakan perkataan tuannya.

Kediaman marquis Trenox kini seperti di landa bunga-bunga yang bertebaran di angkasa dengan wanginya yang luar biasa yang membuat siapa saja akan bahagia karena mencium harumnya. Kehadiran Emilio Hilter Trenox membuat setiap sudut di kediaman marquis Trenox merasa bahagia.

Bahkan sang tuan rumah sedang memberi bonus kepada semua karyawannya saking bahagianya. Hal itu di sambut bahagia para bawahan Heros termasuk Kertain dan Marry.

Kehadiran tuan muda Emilio membawa berkah, sungguh aku bahagia.. batin keduanya, Kertain dan Marry.

Sedangkan Cellina kini sudah sadar dari tidurnya selama 2 hari. Wanita itu kini sedang menyusui sang anak dengan wajahnya yang tak hentinya tersenyum.

"Anakku yang tampan, minum yang banyak sayang agar kau cepat besar. Lalu ibumu akan mengambil dunia agar permata berharga ibu ini bahagia.." ucap Cellina mengusap-usap Surai putih putranya.  

Mengingat pertama kali ia bangun kembali dan mendapati sang anak yang sedang tertidur manis di sampingnya. Cellina kembali meneteskan air matanya. Bagaimana tidak, sedari ia menjadi Minora. Ia ingin sekali cepat-cepat menikah mudah dan memiliki anak setelahnya. Minora sangat menyukai anak-anak, hanya saja jodoh masih belum enggan menemuinya. Mungkin jodohnya masih sibuk menjaga jodoh orang lain sehingga dirinya terlupakan yang masih setia menunggu hingga ajal akhirnya mungkin lebih dulu menemuinya.

Emilio melepas puting susu milik ibunya. Bayi mungil itu kini tertidur dengan damai di gendongan sang ibu. Cellina kembali di buat gemas saat putranya seperti sedang mencari puting susunya dengan mata yang masih terpejam.

"Emilio, ibu sangat sayang padamu, nak.." ciuman mendarat di pipi bayi mungil itu. Cellina kemudian meletakkan putranya di atas box tidur milik Emilio yang tepat berada di samping ranjang wanita itu.

Jika kalian bertanya mengapa Emilio tidak memiliki kamar sendiri dan di asuh oleh ibu pengasuh seperti para bangsawan lainnya. Itu karena Cellina melarang anaknya jauh darinya meski itu hanya sebatas dinding kamar saja. Cellina sangat mencintai putranya sehingga ia tak sanggup jauh dari makhluk yang ia perjuangkan hidupnya itu. Untung Marquis juga menyetujui keputusannya, sehingga Cellina tak perlu repot-repot memaksa kehendaknya seperti biasanya.

TBC...

Vote and follow author, maaf kalau banyak typo yang bertebaran. Author cuman manusia biasa. Mohon dukungannya teman-teman..

The Crazy Villain Lady (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang