Gabriel kembali termenung di ruangan kerjanya bersama alkohol favoritenya. Hal yang selalu ia lakukan selama ini. Bahkan ini terjadi dari sejak sebelum orangtuanya tirinya meninggal.
Lebih tepatnya, Gabriel suka menyendiri setelah ia diberi tahu bahwa dirinya anak pungut. Banyak hal yang Gabriel pikirkan setelah itu, termasuk siapa orangtua kandungnya yang sebenarnya.
Gabriel sudah lama mencari tahu tentang siapa orangtuanya, namun tidak ada info sama sekali. Sepertinya masa lalunya benar-benar di tutup dan tak ada celah untuk dirinya mengetahui clue apapun.
Ting...
Sebuah notifikasi email masuk di laptopnya. Tidak ada email lain, selain hanya pemberitahuan tentang laporan perusahaan dan....
Gabriel melotot ketika melihat sebuah email asing, yang ketika Gabriel buka berisi file dan foto-foto muda ibu tirinya bersama seorang pria yang tak ia kenal. Yang pasti foto itu bukan foto ayah tirinya, karena wajahnya sangat berbeda.
Selanjutnya, ia melihat pria asing tadi berfoto dengan mesra bersama seorang wanita hamil yang sangat mirip dengannya. Mata Gabriel berkaca-kaca seketika, apa itu rupa ibu kandungnya?
"Apa ini?" Desisnya pelan. Gabriel pun membuka salah satu file yang berisi tulisan misterius dari pengirim email tersebut.
"Sekarang kamu tahu arti dari foto itu? Ibu tiri kamu yang telah merebut kebahagiaan ayah dan ibumu. Rossie berselingkuh dengan ayah kandungmu, dan menghancurkan segalanya. Setelah skandal perselingkuhan terungkap, ayah tirimu menyingkirkan orangtuamu untuk menutupi aib memalukan tersebut. Kamu dibesarkan oleh pembunuh orangtuamu sendiri. Lalu apa kamu tahu jika ibu kandungmu melahirkanmu di rumah sakit jiwa?"
Gabriel menangis sambil menggelengkan kepala ketika melihat foto wanita hamil dirantai dengan keadaan menyedihkan di rumah sakit jiwa. Benarkah, keluarga Emma tega melakukan ini pada orangtuanya? Apa mereka membesarkannya, hanya karena merasa bersalah?
"Ibumu dihianati oleh ayahmu dan ibu tirimu hingga menjadi gila dan menderita. Sekarang kamu tahu kan, kenapa info tentang orangtuamu musnah?"
Gabriel meremat kepalanya, lalu mengirim alamat email pengirim info tersebut kepada Tommy, dan meminta pria itu menyelidiki siapa pemiliknya.
Ia pun bangkit berdiri, lalu berjalan keluar seraya membawa kunci mobil dan mantel tebalnya. Gabriel butuh menjernihkan otak. Ia butuh menetralkan emosi yang sudah membara dan hampir menguasainya.
"Gabriel, kamu mau kemana?" Langkah kaki Gabriel berhenti ketika suara Emma menggema ditelinganya.
"Ada pekerjaan penting?" Emma mendekat ke arah Gabriel lalu memeluk pria itu dengan mesra.
Karena email tersebut, mood Gabriel menjadi sangat buruk. Ia juga mendadak membenci wanita yang ada dihadapannya ini. Gabriel benar-benar dihantui oleh penderitaan ibunya, karena orangtua Emma.
"Jangan menyentuhku." Desis Gabriel kesal, lalu mendorong Emma dengan kasar dan pergi meninggalkannya.
Emma menatap punggung Gabriel dengan raut bingung. Ada apa? Bukankah tadi pagi semua masih baik-baik saja? Kenapa tatapan Gabriel terlihat sangat membencinya?
"Gabriel aku ada salah?" Emma berusaha mengejar Gabriel, namun pria itu tetap bungkam dan tak mau berinteraksi. Perasaannya sedang tak menentu, Gabriel butuh waktu sendiri.
"Kamu kenapa selalu giniin aku sih, Gab? Setelah mengangkatku tinggi, kamu menjatuhkanku ketanah. Tidakkah kamu tahu jika ini menyakitkan?" Lirihnya ketika mobil Gabriel meninggalkan halaman rumah mereka.
*****
"Kami sedang menyelidiki boss, saya tidak yakin email itu benar. Saya takut orang tersebut hanya ingin membuat hubungan anda dan adik anda memburuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Desire
RomanceDua geng mafia berperang untuk saling menjatuhkan, merebut kekuasaan, dan membalaskan dendam. Namun ternyata kisah kehidupan mereka tidak hanya seputar itu. Para pemimpin mafia malah terjebak dengan hasrat terlarang ditengah-tengah misi perebutan k...