Thailand

1K 41 6
                                    

Hujan sangat deras di sertai petir yang bergumuruh, seorang perempuan berlari denga linangan airmata

"Jennie,,,tunggu" sayup sayup suara laki-laki beriringan dengan derasnya rintik hujan yang jatuh. "Jennie,tunggu" laki-laki itu memegang tangan perempuan yg terlihat sangat kecewa dengan deraian air mata.

"Lepaskan tanganku, aku sudah tidak mau berurusan denganmu lagi" teriaknya mencoba melepaskan tangan,tetapi pegangan laki-laki itu terlalu kuat untuk di lepaskan oleh Jennie.

"Dengarkan,aku Jennie. Apa yang kamu lihat tidak seperti apa yang ada di pikiranmu," laki-laki ini mencoba meyakinkan Jennie dengan ucapanya.

"Tidak ada yang perlu kamu,jelaskan padaku lagi semua sudah berakhir aku bersyukur sebelum pernikahan kita terjadi aku sudah mengetahui sifat aslimu" Jennie menatap dengan penuh amarah sembari melepaskan tangannya dari cengkraman laki-laki yang ada di hadapanya

" semua sudah cukup dan sudah berakhir" Jennie berlalu meninggalkan laki-laki itu.

"Jennieeeeeeeee" teriak seseorang di luar sana hingga membangunkan Jennie dari mimpi buruknya.



"Astaga,kenapa mimpi buruk itu tidak pernah pergi dariku" Jennie bersandar di tepi tempat tidurnya dengan wajah yang sangat lesu.

"Jennie" tiba-tiba pintu terbuka

" apa kamu tidak mendengar teriakan ku, " Jisoo masuk dengan wajah kesal karna sedari tadi dia memanggil-manggil Jennie tetapi tidak ada jawaban.

" Kamu tidur seperti orang mati, jika terjadi gempa aku yakin kau pun tidak terbangun" Jisoo duduk pas di depan Jennie. Jennie hanya terdiam dan tidak menyahuti ocehan temannya itu.

"Jennie,,,,Jennie,,,," Jisoo melambai-lambaikan tangan di depan Jennie "halooooooooooo apa ada orang" Jisoo masih mencoba memanggil Jennie yang masih saja tidak bergeming sedikitpun. Tatapan Jennie jauh menerawang pikiranya terbang seperti layang-layang yang putus tidak tahu arah.

"Jennieee" Jisoo berteriak kencang tepat di telinga Jennie.

"Auuuuuuuuu...." Jennie menjerit mendengar suara sahabatnya itu yang seperti kaleng yang di seret-seret oleh mobil.

"Akhirnya,Jennie kamu kenapa? Apa kamu sakit ?" Jisoo langsung menempelkan telapak tangannya dengan kening Jennie.

"Aku tidak sakit Jisoo-ya" Jennie menghela tangan Jisoo dari keningnya,masih dengan tatapan kosong.

"Terus, kenapa kamu seperti mayat hidup begini.

"Apa kamu tidak mendengarkan aku berbicara dari tadi. Ayo katakan kamu kenapa Jennie" Jisoo menatap temanya itu.

"Aku tidak apa-apa hanya saja mimpi itu datang lagi " Jennie menatap sahabatnya itu dengan tatapan hampa tanpa ada kehidupan. Mendengar ucapan Jennie, Jisoo hanya bisa menghela nafas panjang.

"Sudahlah Jennie,kamu harus bangkit dari keterpurukan ini, karna cinta tidak hanya kamu dapat dari laki-laki kurang ajar dan tidak tahu di untung itu. Cobalah untuk membuka hati untuk orang baru dan cinta yang baru". Ucap Jisoo agar Jennie tenang mengelus sayang bahu Jennie.

"Hmmm...aku sudah berusaha Jisoo,tetapi mimpi itu datang lagi terus menurus" dengan raut wajah sedihnya.

Jisoo melihat sahabatnya itu hanya bisa berdiam diri. "Bagaimana kalau kamu liburan saja,kamu perlu suasana baru Jennie, itu akan membuat kamu lupa dengan laki-laki itu" dengan wajah cermat

"Aha...aku baru ingat bagaimana kalau kita ke Thailand, saudaraku ada yang menikah disana" menatap Jennie penuh harap. Dengan menghela nafas Jennje menganggukan kepalannya pelan

Kesempatan Kedua (JENLISA) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang