2

553 43 0
                                    

Bagi Xander ada keanehan pada Arel diantaranya kalo mandi itu bisa memakan waktu hampir satu jam dan ia juga tidak tahan panas kulitnya langsung merah karena itu siang hari ia hanya didalam rumah kalo minum bisa banyak dan ia benci seafood bukan alergi tapi ia tidak mengatkan alasannu, Arel juga tidak tahu segala jenis tekhnologi itu aneh gadget ia tidak tahu.

Ia memandang Arel bermain kembang api ia tampak bersemangat ia mau karena ia melihatnya di tv tadi siang, ia berlarian disekitar pantai terlihat lampu resort gemerlapan dari kejauhan.

"Tuan itu apa?"

"Ini namanya hape atau ponsel, kita bisa menghubungi orang dari jauh dengan ini dan banyak lagi, kemaei duduklah dekatku"

Arel duduk merapatkan tubuhnya ke Xander matanya berbinar melihat video dari YT dan matanya sendu saat melihat berita  mengenai kerusakan dan eksploitasi hasil laut yang berlebihan.

"Arel ingin pulang, tapi Arel takut mereka pasti mencari Arel"

Isaknya Xander memeluknya erat ia suka saat Xander memeluknya membuatnya nyaman.

                            ~~~~~~~

Arel hanya bersama Hanah dan Hanah sibuk didapur Arel sendiri asyik dengan kucing yang entah dari mana diruang tamu ia tertawa pelan dan menimang nimang anak kucing itu, ada sosok menelan ludah melihatnya dipintu masuk yang memang dibuka Arel karena ia menangkap anak kucing.

"Kau pasti manis, lebih dari gulali"

Ia mendongak dan segera bangkit hendak pergi kekamarnya namun ia dibekap teman Xander bernama Rio menciumi tengkuknya dan memegang erat tubuh kecilnya ia berontak namun Rio semakin erat memeluknya.

"Kau berbau manis aku suka"

Air mata Arel jatuh kucing terus mengeong membuat Hanah heran kucing dari mana hingga ia melihat Arel yang menangis dipeluk dan di bekap Rio.

"Tuan, lepaskan ia hanya anak anak jangan tuan"

"Heh pembantu, ini bukan urusanmu apa yang Xander punya juga punyaku"

"Tuan, tuan Xander akan sangat marah"

Hanah mulai menangis ia memohon Arel terlihat mulai pucat membuat Hanah cemas, Arel terkulai lemas Rio membuka pakaiannya namun Hanah menahannya kekuatan wanita tidak seberapa meskipun Rio tidak setinggi Xander ia laki laki Hanah memohon.

Rio terjengkang saat sebuah tendangan menghantam pinggangnya Hanah segera menghampiri Arel dan memeluknya ia berusaha menyadarkan Arel, Xander mengamuk ia menghantam wajah Rio hingga ia tidak berdaya dan bangkit menghampiri Hanah yang memangku Arel.

"Tuan sebaiknya kita bawa kerumah sakit saja"

Hanya dibalas anggukan dan memandang nanar kearah Rio sesaat sebelum ia dan Hanah pergi membawa Arel kerumah sakit.

                        ~~~~~~~~~

Arel menangis ia terus mengatakan ia benci manusia dan mau pulang ia takut ia masih trauma apa belum cukup keluarganya di habisi hanya untuk menangkap dirinya, Hanah menangkup wajah cantik Arel yang masih sesegukan.

"Arel, masih banyak manusia yang baik tidak semuanya jahat contohnya bibik dan tuan kan"

Ia sesegukan dan mengangguk

"Arel sayang bibik dan tuan"

Ucapnya polos Xander sendiri sedang tidak karuan.

"Bibik juga sayang Arel, jadi Arel jangan takut bibik dan tuan akan menjaga Arel"

Arel memeluk Hanah perlakuan Hanah membuatnya rindu dengan ibunya,

                            ~~~~~~~~

Ia membuka kantong berisi pakaian dan mencobanya satu persatu lalu berkaca entahlah Xander membelikan pakaian pakaian yang pas dengan tubuh kecilnya, untuk anak laki laki seusianya Arel seperti anak SMP itulah kenapa xander bertanya usianya hari itu.

Hari ini Arel ngemil sambil nonton hingga tiba tiba ia nyeletuk.

"Arel mau jadi ibu"

Xander tersedak kopinya dan Hanah hampir menjatuhkan pakaian yang ia lipat.

"Kenapa sih, benaran Arwl bisa hamil kok itu yang ibu bilang"

"Arel itu laki laki mana bisa hamil"

"Bisa ih dibilangin juga kata ibu Arel itu istimewa, tuan"

Arel masih terus meyakinkan keduanya namun Xander tertawa membuat Arel mulai mewek, Hanah mendelik kearah Xander dan menunjuk wajah Arel yang merah mau nangis.

"Baik baik kami percaya kok jangan nangis ya nanti aku belikan sesuatu apa saja yang Arel mau"

"Arel mau ponsel"

Ia langsung berbinar lupa kalo mau nangis membuat Hanah tersenyum ia meanganggap Arel seperti anaknya sendiri.

"Boleh, mau yang mana?"

"Sama seperti tuan biar sama kan udah tahu gimana make nya"

"Iya boleh"

Arel langsung loncat kepangkuan Xander dan mencium pipinya Xander terdiam ia menyukainya Hanah pura pura nggak lihat.

Tbc

Merman (Novel) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang