6

537 30 0
                                    

"Ngghhhh shakhit khluarkan tuan....."

Namun tubuhnya berlawanan dengan ucapannya ia gelinjatan menikmati permainan Xander holenya terasa perih panas dan penuh hampir tidak muat namun membuatnya memdesah keenakan seiring waktu.

"Kau menyukainya"

Bisik Xander ia meninggalkan bekas dileher dan bahu Arel yang putih serta telah basah oleh keringat ia bahkan  meminta lebih, waktu terasa cepar Arel sudah kelelahan beda dengan Xander seolah nggak punya rasa lelah.

Arel tertidur lelap kelelahan Xander mencium wajah Arel yang terlelap Xander berjalan kekamar mandi baru menyusul Arel tidur, Xander mendapat panggilan tidak terjawab beberapa kali dari Rio ia tidak mengerti mengapa Rio menelponnya.

Ia berjalan ke teras menelpon Rio kembali.

"Rio, kau kenapa menelponku semalam ini beberapa kali"

"Xander bawa Arel jauh dari sini, aku mendengar percakapan mengenai penculikan dan pembunuhan Arel dari sekumpulan orang yang tidak aku kenal"

"Apa?"

"Mereka tamu undangan mu, mereka selama ini mencari Arel mereka menginginkan....aduh apa itu.....aku lupa apa namanya eh.... mutiara jiwa ya itu milik dari Arel"

Mata Xander memandang Arel yang tertidur lelap.

"Ya tuhan jadi itu alasan mereka memburunya"

"Apa dan mengapa, aku tidak mengerti"

"Aku tidak percaya padamu"

Terdengar suara Rio terkekeh

"Ya aku paham aku minta maaf aku sudah bersikap buruk dengan kau dan Arel"

"Lupakan, aku dan Arel tidak memikirkannya lagi....jujur saja aku punya rahasia besar, terima kasih informasinya"

"Jika butuh bantuanku, hubungi aku kapan saja"

"Beres, thank's"

Xander mematikan panggilan telpon dan melihat Arel masih terlelap ia lalu berbaring dan tidur memeluk Arel.

                          ~~~~~~~~

Arel terbangun tanpa Xander ia mencari nya disekitar kamar tidak ada holenya terasa perih membuatnya urung turun dari tempat tidur, tidak lama muncul xander dengan nampan.

"Kita sarapan ditempat tidur"

Xander duduk dipinggir tempat tidur dan meletakkan nampannya di tempat tidur Arel melihat sarapan kesukaannya.

"Arel, kita akan liburan keluar negri sekalain bulan madu"

"Eh, apa itu keluar negri?"

"Aduh bagaimana menjelaskannya, begini kita seperti dari rumah ke kota namun kalau negri itu jauh menggunakan pesawat terbang"

"Pesawat terbang itu apa?"

Akhirnya Xander pusing sendiri

"Itu seperti burung namun ribuan kali lebih besar dan kita bisa masuk kedalamnya, nanti Arel akan tahu dan mengalami sendiri"

Arel manggut manggut mulutnya penuh roti dengan selai sedangkan Hannah sibuk mengemasi pakaian Arel dan Xander untuk dimasukkan kedalam koper Arel memeluk erat boneka beruangnya yang tidak mungkin ikut dibawa tersenyum mendengar keduanya.

"Arel mau membawa teddy"

"Nanti disana aku belikan yang baru, nanti jika dibawa akan mengganggu penumpang lain Arel"

"Arel bakal kangen dengan teddy"

"Disana aku belikan yang sama"

"Benarkah?"

"Ya, sudah ayo mandi dan ganti pakaian"

Hati hati ia turun dari tempat tidur mengurangi sakit akibat gesekan di holenya.

                           ~~~~~~~~

Arel tidak mau lepas dari Xander ia bahkan sudah mau menangis ia takut naik pesawat apalagi suara mesin terdengar nyaring, pramugari yang bertugas gemas Arel wajahnya merah menahan tangis ia terus bergelayutan dilengan Xander apapun ditawarkan ia menolak.

"Sebentar lagi kita sampai"

"Arel mau pulang"

Ia mulai sesegukan pelan menyembunyikan wajahnya di lengan Xander ia jadi nggak tega dengan Arel ia bisa meraskan Arel gemetar apalagi saat pesawat melewati awan akan semakin terasa bergetar.

"Bibik"

Isaknya ia semakin isak meski pelan namun terdengar ditelinga Xander.

                        ~~~~~~~~

Sesampainya Arel lega isakannya hilang berganti senang setelah turun dari pesawat mau tertawa takut ngambek, yang menjemput sudah terlihat mereka langsung menghampiri dan menuju penginapan pesanan Xander.

"Arel mau apa selama disini"

"Mmmm Arel mau jalan jalan dan jajan tuan, coba coba yang belum pernah makan"

Xander tertawa pelan dan mengangguk, Arel bermanja dengannya sesampai di hotel ia tampak kelelahan.

"Kita istirahat dulu ya?"

"Ya Arel capek banget tuan"

"Kita makan siang dulu, Arel mau yang mana kitabpesan dan makan dikamar"

Mata nya berbinar seperti biasa Arel pesan yang terlihat enak dan keduanya mandi bareng sambil menunggu pesanan datang lelah Arel berkurang.

"Wah tuan lihat lautannya indah sekali, tapi sayang Arel nggak bisa berenang bisa ketahuan kalau Arel putra duyung"

Arel memeluk Xander ia semakin manja pada Xander ia tidak menyangka kalau Arel tanpa ragu dan malu lagi.

Tbc

Merman (Novel) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang