3

655 44 0
                                    

Musim panas memang cukup panas tahun ini Xander sendiri tidak berani keluar ia lebih banyak dirumah namun ada yang aneh rumah sangat sunyi tidak ada suara Arel, ia bangkit pergi kekamar Arel ia terkejut melihat Arel terbaring dilantai.

"Arel"

"Tuan, air"

Bisik Arel dengan tangan menunjuk kearah kamar mandi Xander segera menggendong nya lalu membaringkan nya ke bathtub dan menyalakan keran air dingin, ada cahaya menyelimuti Arel setelah cahaya itu hilang Xander jatuh terduduk tidak ada kaki namu  Arel memiliki ekor seperti ikan.

"Kau....Arel jadi malam itu aku tidak salah lihat"

"Ya tuan, maafkan Arel tidak jujur namun Arel tidak bermaksud menyembunyikannya dari tuan, jika tuan keberatan Arel akan pergi"

Xander bangkit

"Aku butuh udara segar"

Xander berjalan keluar tinggallah Arel yang menangis.

"Aku akan pergi tuan, terima kasih"

Ucapnya pelan disela isaknya.

                       ~~~~~~~~~

Xander keliling mencari Arel ia menghilang Hannah juga ia ikutan  panik Xander menceritakan semuanya pada pelayannya karena ia percaya padanya, hingga keduanya saling pandang dan melihat keluar, mereka berlari tampak Arel sudah masuk ke air.

"Arel kembali"

Terlambat Arel telah berenang menjauh ia menulikan telinganya ia menangis ia jatih cinta pada tuan Xander namun pikirnya Xander tidak bisa menerima keadaannya, Xander berharap Arel akan pulang dan tersenyum namun harapannya tinggal harapan.

                          ~~~~~~~~

Ia mengintip memandang Xander dari kejauhan dan Hannah yang tampak sibuk berberes rumah ia ingin menghampiri dan memeluknya erat ia merindukan keduanya, Arel kembali masuk kedalam air itulah kesehariannya dan di dalam ia kesepian hanya ia yang tersisa.

Arel benci badai air akan bergelombang dan suara petir ia takut menutup kuping juga percuma.

"Ibu ayah, Arel takut"

Ia menangis meringkuk sembunyi kedalam karang besar membentuk gua hingga melintas bayangan Xander yang tersenyum dan Hannah yang memasakkan apa yang ia suka.

"Arel harus kuat, Arel laki laki"

Ia menguatkna diri namun suara petir kembali membuatnya ciut, Xander sendiri khawatir ia tahu Arel takut badai ia bahkan menangis karenanya.

"Arel kau dimana, jangan menangis itu hanya badai kau akan baik baik saja"

Ucapnya dalam hati.

                        ~~~~~~~~
Arel terbangun ia ketiduran rupanya ia merasa Xander menyebut namanya atau itu hanya mimpinya saja, hati hati ia melihat sekitar muncul kepermukaan namun sebuah jaring mendarat membuat Arel panik ia berusaha melepaskan diri dan rupanya selama ini ada yang memperhatikan dirinya.

Ada yang mendekatinya wajahnya menunjukkan ketakutan yang teramat sangat, ia menjerit saat suntik ditancapkan ia merasa lelah dan mengantuk namun sebelum tertidur ia mendengar suara letusan entah apa ia hanya mau tidur saja.

Saat terbangun Arel melihat Hannah ia langsung terbangun dan memeluk Hannah erat bahkan menangis Hannah langsung membalas pelukannya mengusap lembut dan mencium keningnya Arel merasa aman dan nyaman, ia melihat hanya ia dan Hannah.

"Tuan Xander sedang mengurus mereka ia akan segera pulang"

Ujar Hannah sambil mengusap wajah Arel menyeka air matanya.

"Arel rindu bibik dan tuan Xander, maafkan Arel"

"Yang penting sekarang Arel aman dan selamat"

Arel menggeleng

"Arel tidak akan pernah aman bibik manusia manusia jahat itu akan mencari Arel dan membunuh Arel, Arel takut"

Hannah terkejut meskipun ia tidak tahu siapa mereka dan apa yang mereka ingin kan dari Arel itu adalah hal mengerikan.

"Tuan Xander akan melindungi Arel jadi jangan khawatir hmm, bibik akan buatkan sesuatu yang Arel suka biar Arel nggak sedih lagi"

Ia langsung bersemangat dan senang ia bosan makan rumput laut ia tidak suka.

                           ~~~~~~~~

Ia salah tingkah melihat Xander datang dengan nampan aroma makanan tercium ia sibuk menenang jantungnya yang berdebar, Xander duduk dipinggir tempat tidur.

"Kau pasti lapar, bibir membuat semua kesukaanmu"

Arel manggut manggut dengan telaten ia menyuapi Arel wajah Arel langsung ceria ia rindu semua makanan ini.

"Arel makan sendiri saja tuan"

"Sudah kamu lagi sakit dan pengaruh obat bius masih akan kamu rasakan"

"Apa itu?"

"Itu obat untuk membuat orang kehilangan kesadaran"

Arel itu membuat Xander gemas semua tentang Arel ia menahan diri ia menyukai Arel namun usia mereka terpaut sepuluh tahun.

"Tuan melamun"

"Eh hehehe maaf, ayo makan lagi"

Arel tersenyum lebar wajahnya ceria ia mengangguk Xander senang Arel sudah pulang dan tidak akan ia biarkan siapapun menyakitinya lagi.

Tbc

Merman (Novel) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang