4

423 34 0
                                    

Dahi Xander berkerut ia khawatir akan keselamatan Arel setelah mendengar cerita Hannah, cuaca cukup dingin ia berniat mengajak Arel jalan jalan sekalian membeli pakaian baru untuk Arel dan makan diluar mencoba rasa dan hal baru.

Arel sangat bersemangat ia senang sekali ini pertama kalinya ia naik mobil dan berjalan jalan kota sangat ramai ia terus menarik Xander hingga ia mencium aroma manis matanya berbinar.

"Mau"

"Ya ya baunya enak manis"

"Itu donat, ayo pilih kau mau yang mana?"

Arel kebingungan semua terlihat enak akhirnya Xander membelikannya selusin dan singgah di kafe, Arel menyukainya.

"Pelan pelan makannya sampai berlepotan begitu"

Xander menyeka atas bibir Arel yang terkena krim mata keduanya saling pandang suasana jadi canggung.

                        ~~~~~~~~

Wajah Arel mewek keluar dari bioskop diajak nonton horor ia terus menempel ke lengan Xander, mereka menyelusuri stand stand pakaian ia memilih yang pas hingga ia memelas karena kelelahan.

"Tuan, ayo pulang aku lelah sekali"

"Ya ayo, kita sudah hampir seharian keluar"

"Aku mau kekamar mandi"

"Ayo"

Arel berlari masuk Xander menunggu diluar duduk sambil membaca beberapa pesan, Xander bangkit pintu toilet terkunci dari dalam ia mendobrak beberapa kali pintu hingga akhirnya terbuka.
Sebuah pukulan ia layangkan kewajah Rio hingga ia terjengang.

"Menjauhlah darinya, kau memang bajingan...jika kau lakukan lagi kau akan berakhir"

Xander menghampiri Arel membantunya berdiri dan menutup tubuh Arel karena terluka di kepala dan sikunya akibat benturan dan goresan kaca yang pecah, Arel sesegukan dan membawanya langsung pulang Hannah yang membuka pintu terkejut dan langsung menelpon dokter.

                         ~~~~~~~~~

Arel tertidur lelap ia terus mencengkram pakaian Xander tidur mau jauh dari Xander hingga akhirnya Xander memeluknya erat selagi Arel tidur hingga setelah yakin lelap ia pelan pelan melepaskan nya dan bangkit menutup tubuhnya dengan selimut diluar salju mulai turun Xander pergi turun menemui Hannah didapur menceritkan semuanya.

"Kasihan, mengapa orang orang ingin menyakitinya ia tidak mengerti apa apa diusianya ia anak yang polos"

"Bik kau sudah lama bekerja denganku dan aku percaya padamu..... ada rahasia yang ingin aku bagi denganmu mengenai Arel"

"Saya akan menjaga kepercayaan anda, tuan"

"Ini mungkin dongeng atau kisah yang orang orang tua ceritakan pada anak anaknya namun ini nyata bik"

Hannah berkerut tidak mengerti

"Tuan, apa maksud anda?"

"Arel....memang tinggal dilaut aku melihat sendiri siapa ia sebenarnya dan itu alasan  ia melarikan diri takut aku tidak menerima kehadirannya dan akan membocorkan rahasinya.....ia putra duyung, bik"

Hannah menutup mulutnya dengan tangannya ia terkejut memang ada legenda tentang duyung di daerah ini namun mereka tidak ditemukan.

"Ya tuhan, sekarang masuk akal kalau orang orang memburunya dan hendak menangkapnya bahkan menghabisinya"

Xander hanya mengangguk Hannah tersandar ke meja dapur dongeng itu nyata dan sekarang tinggal disini.

                           ~~~~~~~~~

"Aku tidak mau minum obat, pait"

"Ini biar kamu cepat sembuh, ayo ayo"

"Tidak aku tidak mau"

Arel menutup mulutnya ia menggeleng geleng Hannah menghembuskan nafas kasar lalu Xander muncul ada yang ia bawa sengaja ia membelikannya untuk Arel yakin Arel akan menyukainya.

"Tuan, Arel tidak mau minum obat pait"

Adunya membuat Xander mau ngemut pipinya yang ia gembungkan.

"Itu apa?"

Perhatiannya teralihkan dengan apa yang dipegang Xander sebuah boneka beruang coklat yang besar dimana Arel juga bisa sembunyi dibelakang nggak bakal terlihat.

"Ini untuk Arel tapi.....karena Arel nggak minum obat nggak jadi deh kau dikembalikan ke toko"

"Ya ya ya Arel minum obat"

Hannah mau tertawa Arel buru buru minum obatnya meskipun matanya sampai berair menahan pahit, Xander menyerah boneka beruang.

"Hmmm lembut enak dipeluk"

Arel memeluk erat dan menggesek gesekkan pipinya ke boneka Hannah dan Xander saling pandang mereka tersenyum.

                         ~~~~~~~~

Arel bersandar keboneka besar memandang keluar kearah lautan di kejauhan ia beberapa kali menghembuskan nafasnya Hannah masuk pun ia tidak sadar dengan nampan berisi teh dan cake slice Xander sedang ke resort.

"Arel merindukan rumah?"

Arel tersadar ia menoleh dan mengangguk.

"Rumah ..... rumah kami sudah hancur oleh manusia manusia jahat itu"

"Kenapa mereka melakukannya?"

Arel menggeleng ia juga tidak tahu kenapa orang orang itu memburunya namun justru menghabisi keluarag dan saudara saudaranya apa istimewa dirinya membuatnya bertanya tanya.

Tbc

Merman (Novel) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang