Melewati malam yang menyebalkan, dini hari ini tidur Taehyung harus kembali terganggu. Mamanya sudah membangun kan Taehyung, untuk bersiap melakukan perjalanan bersama para pegawai kantor sebelum mata hari terbit.
Dengan mata yang separuh mengantuk, Taehyung duduk di kursi mobil pariwisata yang kini mengangkut lebih dari 30 pegawai dari masing masing unit nya. Karena memiliki pegawai lebih dari 55 orang, ibu Taehyung memesan dua unit bus klas VIP untuk mengantar mereka menuju Jeju.
Dengan 60 orang pegawai yang turut hadiri di acara tersebut, dua unit bus itu berangkat dari Seoul pukul 4 pagi dengan menyambung rute feri agar dapat sampai pada pulau indah tersebut. Taehyung duduk di urutan kedua setelah kursi ibunya, di susul dengan Jungkook yang bersebrangan dengan kursi sang istri.
Memakan waktu 4 jam, sampai mereka bisa benar benar sampai pada tujuan membuat Taehyung memejamkan mata sepanjang jalan. Kursi yang nyaman dengan beragam fasilitas, juga hari sebelumnya yang membuat Taehyung sedikit kelelahan.
Sempat berpikir menggunakan pesawat terbang, namun Jungkook mengatakan jika perjalanan menggunakan pesawat itu tidak memberikan kesan kenangan yang mendalam. Menuruti ucapan suaminya, Rose tentu mengiyakan ucapan itu hingga berakhir menyewa bus juga sebuah kapal feri.
Saat di dalam kapa feri, kurang lebih matahari semakin terang benderang dengan sinar yang kini menyinari bumi tempat Taehyung berpijak. Sarapan itu datang, namun dengan kondisi begini Taehyung sedikit kurang minat memakan menu makan pagi itu.
"Mau tukar saja dengan Daddy?"
Tanya Jungkook, yang paham jika Taehyung tidak suka dengan menu makanan nya. Saat makan makanan pagi, Taehyung cenderung memakai pie atau apapun yang memiliki cita rasa manis. Karena Jungkook kebalikan nya, jadi dia menawarkan untuk menukar menu sarapan pagi mereka.
"Tidak, aku akan makan ini."
"Tidak apa apa, milik ku ada strawberry nya."
"Ya, tapi hari ini aku akan makan sandwich saja."
"Baiklah."
Jungkook memakan sarapannya, pie dengan toping strawberry wipe cream yang begitu menggoda. Taehyung tidak ingi menerima itu, tidak saat dia sebenarnya benar benar ingin Jungkook pergi.
Melihat anaknya kini tengah berinteraksi kecil, ibu Taehyung tampak tersenyum bahagia. Biarkan, selagi tidak merusak suasana juga berdebat dia rasa obrolan seperti itu memang di perlukan.
"Saat di sana, seharian kita hanya akan beristirahat lebih dulu sebelum memulai kegiatan berlibur. Jadi kita akan menghabiskan banyak waktu di tempat penginapan, sebelum hari selanjutnya mulai menjelajahi Jeju."
Ucap Hyungsik, kala menjelaskan semua itu pada seluruh pegawai. Begitu juga info yang di dengar dengan bus yang lain. Taehyung tidak menggubris, terserah saja, karena dia memang tidak tertarik dengan apa yang akan mama nya lakukan di Jeju.
"Sepertinya ini musim hujan, sebenarnya cuacanya kurang bagus tapi jadwal libur tidak bisa lagi di undur." Ucap mama Taehyung, saat dia mengingat iklim yang memasuki musim penghujan.
"Kabar buruknya lagi, mungkin saat di Jeju kita akan mendapatkan badai petir juga hujan yang hebat. Benar begitu ma?"
"Tidak sayang, ini tidak terlalu buruk setelah sekian lama kami semua tidak berlibur bersama."
"Bagimu, tapi tidak kemungkinan bagiku." Gerutu Taehyung.
"Sayang jangan begitu, coba lihat pegawai lain. Mereka tampak senang dengan liburan bersama hari ini."
Tidak ingin menjawab, dia memilih diam saat perjalanan itu kembali di lanjutkan. Jungkook sama sekali tidak tertarik untuk terlibat dalam pembahasan itu, dia memilih diam dan menutup telinga seolah tidak ingin mencari ribut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy
FanfictionHingga akhirnya, kehidupan Taehyung mulai terganggu setelah sang ibu memilih untuk menikahi seorang laki laki yang dua tahun lebih muda darinya. ya, laki laki itu tidak lain adalah adik tingkat Taehyung semasa dia berkuliah dulu. "Papa tiri ku?"