Taehyung bangun lebih pagi, niat awal akan pergi ke caffe setelah menjaga Hoseok harus dia undur karena laki laki itu butuh teman untuk sekedar pemeriksaan pemulihan.
Jimin belum sampai, Taehyung hanya perlu menunggu laki laki itu datang untuk bergantian jaga dengan nya. Taehyung sudah menelpon kawannya yang ada di tempat kerja, mengabari jika sebelum pergi ke caffe untuk mampir sekedar mengambil kunci.
Dia tidak bisa piket pagi ini, Taehyung juga sudah meminta izin pada pemilik caffe tempat dia bekerja. Tidak masalah, syukurlah Taehyung memiliki rekan kerja yang pengertian dan memahami kondisinya.
Menunggu di depan ruang pemeriksaan, entah apa saja yang Hoseok lakukan untuk memenuhi serangkai pemeriksaan pagi ini. Dia hanya tinggal menunggu kedatangan Jimin, setelah tadi sempat bertemu rekan kerjanya untuk memberikan kunci caffe.
Pagi nya jenuh, Hoseok benar benar menjengkelkan dan sulit di atur untuk sekedar meminum obat saja. Pikirnya, laki laki setua itu kenapa sulit sekali di beritahu? Jika di pikir pikir, kesehatan Hoseok adalah tanggung jawab dirinya sendiri.
Sedang asik dalam lamunan nya, seseorang berdiri tegak di hadapan Taehyung. Celana hitam, sepatu pantofel mahal yang mengkilap membuat sepersekian detik kebingungannya kembali datang. siapa? Jimin? Bukan nya hari ini dia sudah izin untuk tidak bekerja?
"Kau-"
Ucap nya terhenti, hidupnya begitu menjengkelkan hingga harus kembali bertemu dengan Jungkook di waktu sepagi ini? Laki laki itu tampak berdiri kokoh, tidak ada yang berubah selain penampilan nya yang kian terlihat lebih menawan.
Namjoon ada di sini? Apalagi yang akan Taehyung hadapi? Haruskah dia kembali memulai drama yang tidak penting di dalam rumah sakit seperti ini? Sial, benar benar kesialan yang tak berujung selalu saja datang merusak kehidupan Taehyung.
"Mau apa kau?"
"Tidak, hanya tidak senagaja bertemu dan aku ingin menyapa." Jawab Jungkook dengan nada yang terdengar begitu dingin.
Namjoon hanya diam, sesekali melempar pandang canggung karena setelah sekian lama mereka kembali bertatap muka.
"Jika tidak ada yang terlalu penting, menyingkir lah dari hadapan ku!" Ucap Taehyung memalingkan tatapan matanya.
"Ah begitu? Baik." Jungkook meraih selembar kertas, sepertinya sebuah amplop dan meletakkan nya tidak jauh dari tempat duduk Taehyung.
Laki laki itu kembali berlalu, pergi dan berdiri tepat di depan ruangan pemeriksaan yang ternyata sedang mengantar ibundanya. Taehyung tetap duduk dengan tenang, namun Namjoon tidak pergi sedikitpun meninggalkan keberadaan nya.
Diam, cukup lama Taehyung menunduk dan membuang nafas. Sampai akhirnya dia meraih selembar amplop yang sempat Jungkook tinggalkan. Laki laki itu benar benar pergi, mendorong kursi roda ibunya yang baru saja selesai melakukan pemeriksaan.
"Jika kau bingung, aku menerima kabar ini dari Jimin jika malam tadi kau yang berjaga untuk Hoseok Hyung seorang diri."
"Ya, lalu?"
"Karena aku ingat, Jungkook masih memiliki urusan dengan mu jadi aku mengantarkan nya untuk datang kemari."
"Ya, lalu?"
"Tidak ada, Jimin sepertinya tidak bisa pergi. Pekerjaan nya sedang menumpuk, jadi aku berinisiatif untuk datang menggantikan posisi nya."
"Atasan seperti mu? Akan kah jika bisa harusnya Yoongi atau aku saja?"
"Benar, aku adalah penanggung jawab di divisi mereka jadi tidak ada salahnya selagi kegiatan ku tidak terlalu sibuk."
"Ah begitu? Benar juga. Hanya saja seorang kepala divisi akan sedikit bingung untuk mengupas sebuah apel. Jadi baiknya kau pergi, biar aku yang menjaga Hoseok Hyung lagi hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy
FanfictionHingga akhirnya, kehidupan Taehyung mulai terganggu setelah sang ibu memilih untuk menikahi seorang laki laki yang dua tahun lebih muda darinya. ya, laki laki itu tidak lain adalah adik tingkat Taehyung semasa dia berkuliah dulu. "Papa tiri ku?"