Eight.

4.9K 564 142
                                    

Hari yang semakin malam, itu membuat Jeju terasa semakin dingin. Setelah pertemuan Taehyung terakhir bersama Jungkook tadi, kini laki laki itu tengah sibuk berbincang dengan kawan kawan nya di halaman belakang hotel. Yang saat ini, tengah mempersiapkan perlengkapan untuk mereka melakukan barbeque bersama.

Para pegawai itu saling memberikan segelas wine, bersulang bersama, mereka kini menikmati malam indah yang terhampar di bawah langit Jeju.
Begitu juga dengan Taehyung, Hoseok, dan Jimin. Sejak tadi tiga sahabat itu tertawa juga sekedar berfoto bersama.

"Kau tau? Ibuku membenci asap, jadi aku jarang bisa melakukan barbeque seperti ini bersama keluarga di rumah kami." Ucap Jimin.

"Wah, apa jika aku menjadi anak ibu mu dia akan mengomel setiap hari?"

"Kenapa begitu? Kau suka barbeque?" Tanya Hoseok, yang kebingungan dengan ucapan Taehyung.

"Bukan itu, aku kan perokok aktif. Wajar saja dia akan mengomel kan?"

"Benar juga."

Dua sahabat Taehyung itu saling mengangguk, melirik pada sosok yang baru saja datang. Itu adalah mama juga papa Taehyung. Tidak sendiri, rupanya Hyungsik selalu setia untuk mengekori.

"Apa sudah bisa di mulai?" Ucap wanita yang masih terlihat cantik, elegan, juga memancarkan sinar kekayaan.

Semua pegawai itu berdiri, menghadap ke arah mama Taehyung yang kini meraih segelas wine. Mengangkat nya tinggi tinggi, sebelum para pegawai nya juga melakukan hal yang sama.

"Cheers"

Ucap mereka serempak. Begitu juga Jungkook yang kini berdiri di samping wanita itu, dengan tatapan yang sesekali selalu melirik ke arah Taehyung.

Merasa dirinya sedang di perhatikan, Taehyung berusaha betingkah seperti biasa, namun gerak gerik tubuhnya tentu tidak bisa berbohong. Terlihat bagaimana Taehyung kini tengah salah tingkah, Jungkook justru mendekat ke arahnya.

"Mau foto bersama sayang?"

Taehyung terkejut bukan main, begitu juga dengan Hoseok dan Jimin. Apa katanya? Sayang? Tidak salah kah Jungkook memanggil begitu pada putra tirinya?

"Jangan berlebihan Jungkook, sayang apa?"

"Oh begini, kau adalah putra ku kan? Putra satu satunya dari istri ku. Jadi bagi ku memanggil sayang itu hal yang biasa. Benar begitu Jimin-ssi?"

"Ah, iya, tentu saja. Sebagai anak dan ayah."

Mengangguk bingung, Jimin saling bertukar tatap dengan Hoseok. Rose menyadari itu, dia berjalan mendekat seraya meraih lengan Taehyung untuk di ajak berfoto bersama.

Sesi foto itu sedikit menegangkan untuk Taehyung, bagaimana tidak? Jungkook meminta posisi Taehyung untuk berada di tengah, dengan alasan agar di dampingi oleh kedua orang tuan nya.

Bukan Jungkook, jika dia tidak berulah dan membuat Taehyung pusing. Laki laki itu dengan sengaja sesekali menyentuh bokong putranya, bukan soal bokong nya, Taehyung sungguh lebih takut jika mama nya menyadari hal itu.

Raut wajah Taehyung mencoba untuk terlihat seperti biasa, namun sentuhan di bokong nya ini kian mengganggu. Dengan sengaja Taehyung menginjak ujung dari jemari kaki Jungkook, tidak teriak, karena yang Taehyung injak benar benar seperti sedang bermain main.

Acara makan malam itu berjalan seperti biasa, Jungkook sibuk dengan istri juga putra tiri nya. Begitu juga dengan Namjoon, Seokjin, juga kawan kawan mereka yang lain. Hanya satu yang sejak tadi tidak terlihat di sana, Hyungsik masih belum kembali yang entah pergi kemana.

"Hari ini hari terakhir. Percayalah, tidak akan ada lagi ketenangan setelah malam ini." Gerutu Seokjin.

"Tidak, masih ada dua hari kedepan selama kita berada di Jeju." Jawab Namjoon.

Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang