Mencintai dalam diam, namun perasaan itu sudah di ketahui oleh target hati. Bagaimana perasaan kalian?
Bagi gadis yang masih memperjuangkan cintanya selama kurang lebih tiga tahun, hal itu hanya ia anggap angin lalu saja. Ia tidak merasa tertolak karena perasaan nya itu, namun parahnya ia juga tidak merasa diterima. Selagi belum ada penolakan, perjuangan cintanya mungkin masih bisa di lanjutkan. Pantang menyerah sebelum dia suka sama orang lain! Begitulah prinsip gadis berusia 17 tahun itu.
Natalia Equenna Arnetta, gadis yang bisa di sapa Nata ataupun Queen. Sapaan Queen hanya di tujukan kepada teman-teman dekatnya saja, bagi orang yang tidak terlalu dekatnya mereka akan memanggilnya dengan sebutan Nata.
Tentang perasaan Nata yang mencintai temannya dalam diam, hanya sahabat-sahabat terdekatnya yang tau. Yang lain hanya tau bahwa naksir dengan kakak kelasnya, karena Nata sengaja menebar gosip itu sendiri. Katanya supaya kalau nanti pusatnya benar-benar punya cewek, ya Nata bisa menjadikan kakak kelasnya itu sebagai pelarian nya.
Lesung pipi nampak begitu gadis berkuncir hitam itu memasuki area parkiran sekolah. Ia memegang tali tasnya yang ia gendong, lalu menatap ke seluruh arah mencari satu motor yang sudah ia kenali, dan selalu ia cari ketika sampai ke sekolah. Motor ninja hitam, dengan stiker yang bertuliskan Altan di body motor itu.
Nata melebarkan matanya ketika menatap sosok berjaket hitam yang sepertinya mengambil sesuatu dari motor yang sedari tadi Nata pandangi.
"Woyyy, ngeliatin Fathur ya lo," Dira, teman Nata menyenggol pinggang gadis itu. Entah datang dari mana gadis itu tiba sudah berdiru di samping Nata.
Nata tersenyum tipis. Ia langsung melangkahkan kakinya ketika Fathur, sosok yang berhasil membuat debaran di hatinya itu kembali masuk ke area koridor. Dira menggerutu sebal karena di kacangi, ia pun ikut menyusul gadis bodoh itu.
Bodoh? Ya. Gadis itu selama ini memilih diam dan tak pernah berpikir mendekati sosok Fathur, tentang perasaan nya saja Dira yang membocorkannya pada Fathur. Ingin dekat, namun tak ada perjuangan, lantas gelar apa yang harus di berikan untuk Nata? Gadis yang hobi malu-malu tai kucing??
"Cih, si caper Dateng nih." Indri, teman kelas Nata membuang muka lalu menjauh dari Nata.
"Dih, najis!!!" Dira sedikit mengeraskan suaranya agar terdengar oleh Indri, dan sahabatnya itu.
Nata mengangkat bahu tak ambil pusing dengan hal itu. Orang iri mah gitu, hobinya nyindir tapi sekalian di ladenin sok paling di sudutkan, Cih.
Indri itu sahabat Farah, gadis yang mengincar kakak kelas yang sama dengan kakak kelas yang Nata jadikan pelarian. Nata jujur tak tau awal mula sindir-menyindir ini terjadi, namun yang ia tau hal itu terjadi saat rumor tentang dirinya menyukai pria yang merupakan incaran dari Farah itu tersebar.
"Far, boleh ngomong ga??" Nata berdiri di depan Nata yang sedang sibuk menelungkupkan wajahnya di atas lipatan tangannya.
Indri yang berada di ujung di dekat jendela sontak menatap padanya, Dira ikut menatap interaksi kedua gadis itu.
"Ngomong apa, Nat?" Tanya Farah, wajah gadis itu terlihat kusut akibat mengantuk. Tidak seperti Indri yang bersikap jutek padanya, Farah kembalikan nya, ia baik ya baik, di depan doang.
"Di depan aja gimana??" Nata masih santai seperti di santai.
Farah mengiyakan hal itu, ia lantas beranjak dari tempat duduknya lalu keluar dari kelas bersama Nata. Dira membiarkan hal itu, ia memilih duduk di bangkunya lalu mengeluarkan ponsel dan penyumbat telinga nya.
"Mau ngebicarain apa, Nat?"
Nata menghembuskan nafasnya pelan, "Lo beneran suka sama Kak Patra???"
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu-abu
Teen FictionDi usahakan publish setiap hari🦋🖤 Kisah rumit yang akan di selesaikan dalam cerita ini. Tema cerita anak SMA. Happy reading Friends 🦋🖤