Ulang tahun

13 3 4
                                    

Setelah sekitar 2 hari lamanya akhirnya terbitlah bab ini, sebenarnya tuh bab ini udah ada dan udah mau di publish kemarin", tapi aku rasa agak ga srek aja sama bab ini. Udah di revisi semoga ceritanya buat kalian suka ya🖤

Bantu salin link cerita, dan share cerita ini ya Friends 🦋🖤

Happy reading 🦋


"Woy, Nat Lo di undang ga ke ultah Patra?"

"Di undang, tapi males ah perginya." Ujar Nata malas-malasan.

"Lah, Napa? Sekalian ajak Kak Fathur aja."

"Hmm," Nata menghentikan langkahnya begitu menatap sosok Fathur dari jauh.

Nata dan Dira saat ini tengah berjalan dari kelas menuju halte sekolah, guna menunggu angkutan umum. Bell sekolah telah berbunyi sejak sejam yang lalu, namun karena ada sedikit urusan Osis Nata dan Dira sebagai pengurus inti harus stay di sekolah sebentar bersama pengurus yang lain.

"Eh, itu bukannya Friska ya? Sejak kapan tuh orang Deket dengan Fathur?" Dira ikut memandang ke arah netra Nata terpaku, ia sedikit terkejut melihat interaksi Fathur dan Friska yang seperti sangat dekat.

"Entahlah, Friska juga ga pernah cerita."

"Ke sana yuk," Dira menarik lengan Nata untuk ikut mendatangi Fathur dan Friska yang nampak sedang berbicara berdua di parkiran sekolah.

Di parkiran sekolah sedari tadi Fathur hanya dapat menghela nafas berat akibat ocehan Friska yang tiada henti nya sejak bell sekolah, entah sudah berapa lama ia nongkrong di parkiran bersama gadis itu.

"Gua kecewa tau ga! Lo gamau ngakuin gua sebagai sahabat Lo di sekolah dengan alasan takut gua di serang fans-fans Lo, dan apa sekarang? Nata yang megang status jadi pacar Lo itu punya potensi besar buat di serang fans-fans Lo, Thur!" Murka Friksa.

"Sumpah gua kecewa banget sama lo, di tambah lagi Lo yang tiba-tiba pacaran dengan Nata tanpa cerita-cerita ke gua."

"Oke, gua minta maaf." Ucapan Fathur berhasil membuat Friska mengatupkan mulutnya sesaat.

"Lo tuh nganggep gua apa sih, Thur?" Ada nada lelah dalam ucapan Friska, entah beban apa yang gadis itu tanggung sehingga raut wajahnya saja menunjukkan bahwa gadis itu sangat lelah.

"Sorry Ka, gua ga maksud gitu ke Lo." Fathur maju, ia mengelus puncak rambut gadis itu, masa bodo dengan siswa siswi yang masih berada di sekolah menontoni kelakuannya.

"Besok-besok gua gamau lagi denger sesuatu tentang Lo dari orang lain," Friska seperti memberi penegasan dalam ucapannya.

Fathur hanya mengangguk kecil, ia menepuk-nepuk pelan belakang gadis itu sebelum mengambil jarak darinya.

"Mau pulang?" Fathur menyodorkan helmnya pada Friska.

"Ga bareng Nata emang?"

Fathur menggeleng, "buruan naik.'

Nata menatap malang motor Fathur yang sudah meninggalkan parkiran sekolah dengan Friska di atasnya.

Ada apa sebenarnya dengan Fathur dan Friska?

Mengapa kedua insan itu terlihat seperti sangat dekat? Meresahkan hati aja tau.

"Eh Nat, Mama gua SMS katanya udah di depan, mau sekalian ga pulang bareng gua?" Dira memasukkan ponselnya ke dalam saku kantong bajunya.

Nata menggeleng, "Ga usah, gua naik taksi aja."

"Gapapa nih?"

"Iya Dir, kayak apa aja Lo." Nata terkekeh kecil menyembunyikan kesedihannya.

Putih Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang