Di tembak

12 6 0
                                    

Nata menatap lurus kedepan, beban hidupnya rasanya bertambah setelah membuat kesepakatan gila bersama Alba. Namun Nata terus menyemangati dirinya dalam melakukan misi membuat Alba ilfill padanya.

"Nata," Nata tersentak mendengar suara itu, ia dengan tubuh kakunya berbalik kebelakang.

"K--Kak Fathur??"

"Lo jadi pacar gua."

Apa? Apa maksud pria itu?

Jantung Nata berdegup lebih cepat dari biasanya. Tolong yang mengerti bahasa tanpa kejelasan tolong di artikan, Nata tidak bahasa itu.

"Ma-maksudnya???"

Nata merutuki dirinya dalam hati, bisa-bisa nya ia sangat gugup berbicara dengan Fathur.

"Lo jadi pacar gua, udah gua duluan." Fathur langsung berlari mendahului Nata, tas ransel pria itu ia bawah Gending dengan satu tangan.

___________

Selain hari libur, dan di pulangkan lebih cepat dari biasanya. Apalagi yang seluruh murid sukai???

Yap, Jam kosong. Semua murid tentu menyukai jam kosong, kecuali murid entah titisan apa yang sangat senang dengan jam pelajaran.

Sebagai ketua Osis Nata tentu mengamankan seluruh sekolah, dan tidak membiarkan satu orang pun berkeliaran di sekolah itu. Nata piket bersama teman-temannya tang lain, karena guru sedang rapat mendadak maka jam kosong satu sekolah terjadi.

Nata dengan modusnya sengaja memilih kelas 12 IPA 1 sebagai tempat paketnya, ia bersama Mayang akan berjaga di kelas itu. Kelas dimana Fathur sebagai salah satu penghuninya.

Nata duduk di kursi guru, ia membiarkan kakak-kakak kelas nya itu bermain hp atau melakukan apapun yang mereka sukai, asalkan tidak ribut dan berkeliaran di luar kelas.

Fathur dari bangku paling belakang sambil bermain ponsel sesekali menatap Nata, ia memberi kode pada salah satu temannya lewat lirikan mata, lalu teraneh tipis sebelum melanjutkan game nya.

"Nat, Nat."

Nata mendongak, ia mematikan layar ponsel, "Iya, kenapa kak??"

"Lo emang pacaran sama Fathur???" Tanya Didit, pria berambut keriting dengan kulit putih mulus, rajin perawatan dia.

"Eh," Nata tentu saja terkejut, ia memalingkan wajahnya ketika Fathur menatap kearahnya.

"Cie cie, Pj dong Nat." Goda salah-satu siswi yang termasuk dalam anak Osis.

"Beneran?? Gua kira Lo sukanya sama Patra???"

"Eh, Nata tipenya tinggi juga ya."

"Buset, udah pacaran aja, kabar Pdkt ga kedengaran aja nih."

Nata menunduk wajahnya salah tingkah mendengar racauan yang keluar dari mulut kakak kelasnya itu. Yakali ga malu di goda sama crush sendiri.

"Wah, beneran nih Nat??" Tanya Mayang kaget, seingatnya rumor yang beredar Nata itu menyukai teman kelasnya, Patra.

Lain halnya dengan Fathur yang mendengar salah seorang temannya menyebut maka Patra. Tatapan nya berubah datar menatap gadis yang menunduk di kursi guru itu.

"Lo suka Patra??"

Senyap seketika begitu suara bass Fathur mengalun dengan volume cukup keras di telinga penghuni kelas itu. Nata yang di tanya terkesiap, ia lalu mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk.

"Ha??"

"Jawab!!" Tuntut Fathur.

"Iya, eh enggak." Nata terdiam lalu menghela nafas, "Eh gatau deh, ga penting juga."

Putih Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang