Singgung terus neng

13 6 0
                                    

"oh my God!!! Umur tuh cowok berapa, Nat??" Heboh Dira, ia terkejut mendengar cerita Nata yang katanya dijodohkan.

"26, beda 9 tahunan sama gua. Gila ga tuh!!!"

"9 tahun doang, Emak sama Bapak gua beda 15 tahun, Nat." Friska berujar santai.

"Hmm, tapi untung nya tuh cowok ganteng, masih muda juga kalau liat langsung."

"Terus gimana?? Lo terima apa kagak???" Tanya Dira.

"Nyokap ngasih waktu gua sampai lulus, untuk sementara tunangan dulu, kalau sampai gua gada rasa sama dia sampai lulus ya perjodohannya di batalin."

Dira dan Friska manggut-manggut mendengarkan cerita Nata. Ketiga gadis itu kini sedang berada di sebuah cafe berkumpul bersama. Sekolah masih libur dalam rangka kegiatan perkemahan, hanya sekedar info friends.

Ting

Gadis bercelana pendek sepaha dengan jaket panjang menutupi tubuhnya sampai paha masuk ke dalam cafe di ikuti dua gadis seumuran dengannya di belakang.

"Ara," Friska melambaikan tangan pada gadis yang datang bersama gadis bercelana kekurangan itu.

Farah, dan Indi kompak menatap menatap ke kursi tempat mereka bertiga. Ara, salah-satu tema Farah dan Indri yang juga dekat dengan mereka.

"Fris, Lo disini juga??" Ara nampak berbasa-basi, dari perilakunya sangat kentara gadis itu tidka menyukai Nata, ntah karena apa.

Indri, dan Ara hanya beda tipis. Dua perempuan itu memang sama-sama kentara dari sikapnya tidak menyukai Nata, sedangkan Farah yang mempunyai problem langsung dengan Nata malah nampak biasa saja, entah hanya di depan atau memang dalam hidupnya.

"Ra, masa sih Lo suka sama tuh cowok, padahal bukan Lo yang dia suka." Ujar Indri tiba-tiba, sok bergosip.

Dira menyenggol Nata. Nata yang tidak peka menatap bingung pada gadis itu. Lewat tatapannya Dira melirik Indri, Nata tak mengerti ia lebih memilih diam.

"Eh, gua ke sana ya Fris, Dir, Nat." Pamit Ara, mungkin gadis itu tak enak dengan singgungan Indri barusan yang bertujuan pada Nata.

"Anjinglah tuh cewek!!!" Dira menatap punggung Indri tak bersahabat, bisa-bisa nya hobi menyinggung gadis itu masih ada walau bukan di area sekolah. Liat sikon kali.

"Napa Lo??" Tanya Nata tak mengerti.

"Lo ga peka, Nat?? Tadi tuh si Indri nyinggung Lo, anjiir!!!!"

"Ha???"

Friska melotot, "Demi apa??? Tadi gua ga sadar."

"Hmm, udah biasa. Diaminlah, biasa orang iri dengki mah gitu." Ujar Nata di selip candaan, ia terkekeh kecil walau dalam hati mengumpati Indri. Lama-kelamaan gadis itu ngelunjak ya kalau di diamin.

Namun, Nata tak mau meladeni gadis itu, kalau Nata ikut-ikutan masalahnya akan semakin panjang. Begitulah orang cerdik, selalu memikirkan dampak dari sesuatu yang ada di sekitarnya. Nata gitu Loch.

"Diamin iya, ngelunjak iya." Kesal Dira.

"Ah udah deh, balik yuuk."

"Masa iya doi teman sendiri di empat," nahkan, tiada angin tiada hujan tiba-tiba Indri berjalan melewatinya sambil menyindir. Gadis itu tampak berjalan seorang diri menuju toilet.

"SINGGUNG TERUS NENG," Dira berteriak cukup keras, membuat beberapa pelanggan menatap ke arahnya.

"Goblok."

___________

"Halo," sapa Nata memasuki sebuah ruangan bernuansa putih. Di sudut ruangan dengan meja khusus Dokter, pria dengan kacamata melekat di wajahnya nampak sibuk menatap beberapa kertas di tangannya.

Putih Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang