Sella berdecak sebal, sudah 1 jam 20 menit 49 detik, gadis itu seperti tengah menunggu seseorang di salah satu meja yang berada di dalam restoran tersebut.
Sudah hampir 2 jam gadis itu menunggu, orang yang ia tunggu itu belum juga menampakkan batang hidungnya.
Gadis itu berkali-kali melihat ke arah benda pipih hitam miliknya, sambil menyesap cangkir kopi dengan geraman kesal.
"Sorry gue telat." Sapa pemuda itu, yang baru saja datang dengan napas terengah-engah.
Grasella mendelik tajam ke arah pemuda yang baru saja datang itu dan mendudukkan diri di hadapannya tanpa merasa berdosa sedikitpun.
"Bukan telat lagi lo, sialan!" Sewotnya pada pemuda itu.
Pemuda itu menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal."Maaf kak, tadi ada rapat dadakan. Lo tau gue ikut organisasi BEM kan?" Ucap pemuda itu meringis tak enak.
Sella mendengus, bersandar, menyilangkan kedua tangan di depan dada,"kabarin gue dulu kan bisa, Jan. Kalo lo ngabarin gue, gue bisa santai dateng kesini nya."
"Iya iya, maaf."
Grasella menghela napasnya lelah, bicara dengan adiknya itu memang terkadang membuat dirinya kesal setengah mati. Ck!!
Lalu gadis itu menyodorkan beberapa lembar kertas brosur ke hadapan pemuda itu.
Kening Janendra mengernyit,"gak jadi minta bantuan sama bang Aydan?" Tanya pemuda itu bingung, karna sebelumnya mereka sudah membicarakannya beberapa hari yang lalu.
Grasella menggeleng,"mas Aydan gak mau. Gak ngerti lagi gue gimana bujuk itu cowok kaku buat jadi tutor lo? Ck!" Sella benar-benar kesal jika mengingat respon Aydan saat dirinya menawari lelaki itu menjadi guru ngaji private untuk Janendra beberapa hari yang lalu.
Manusia lempeng emang ngeselin banget - Grasella.
"Yah----padahal pas ngobrol di cafe waktu itu, bang Aydan kayanya tertarik deh, kak." Janendra menunduk lesu.
Entahlah, pemuda itu sejak awal bertemu dengan Aydan sudah menyukai lelaki jangkung itu, obrolan dirinya bersama Aydan beberapa hari lalu juga sangat nyambung, membuat Janendra nyaman meski hanya sekedar sharing hal sepele.
"Gak tau lah. Udah deh, lo pilih aja--nanti kita belajar ngajinya bareng sama mas Agung dan juga mbak Jess."
Janendra mendongak, menatap sang kakak serius."Mas Agung mau belajar ngaji juga? Mbak Jess pun?"
Grasella merespon dengan mengangguk singkat,"gue juga."
Janendra mengerti,"yaudah jadwal yang kosong di hari yang di noted disini kan?"
"Yes"
"Oke." Janendra melihat-lihat brosur yang di berikan oleh Grasella itu penuh dengan semangat.
Sepertinya pemuda itu benar-benar niat sekali untuk belajar mengaji.
Sedangkan Grasella, menatap sang adik laki-laki satu-satunya itu dengan tatapan sendu.
"Kalau Mama sama Papa masih ada, mungkin mereka yang repot nyariin guru ngaji buat kita, Jan." Ujar Grasella dalam hati.
"Kalo kita ambil hari rabu sore, kira-kira mas Agung sama mbak Jess free gak?" Tanya Nendra menyentak Sella dalam lamunan.
"Kenapa?"
Janendra mendengus,"kalo hari rabu, mas agung sama mbak Jess, free apa enggak?" Tanya Nendra mengulang.
Grasella mengangguk,"free kok. Mas Agung udah kirim jadwal freenya ke gue semalem, sekalian sama mbak Jess juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
3.6.5 - IYA X PCY ✅️
Fanfiction"Berapa semua, Mas?" Grasella "365.000 mbak" Aydan